-->

Maret 05, 2016

Masih Alergi dengan Masa Lalumu?



JANGAN ALERGI DENGAN MASA LALUMU

Dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan dengan masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Semua waktu yang diberikan ini selalu dijalankan setiap manusia, baik yang berstatus sosial bawah, menengah dan juga kelas tinggi. Hanya saja dengan tiga waktu ini, kita manusia sering beramsumsi bahwasanya yang paling diprioritaskan adalah masa depan.

Sangat disayangkan jika seorang mahkluk ciptaan Tuhan hanya berjuang untuk mencapai masa depan yang cerah, akan tetapi waktu masa lalu dan kini seakan terabaikan. Bahkan tolok ukur yang paling sering dijadikan sebagai andil kehidupan adalah masa lalu. Entah itu memang masa lalu yang indah atau pun masa lalu yang tidak membahagiakan dan meyakitkan. Kemudian ketika kita mengingatnya, kita seakan trauma terhadap hal tersebut.
Masa lalu sering dijadikan candu bagi berlangsungnya masa kini. Seakan ingin menghindari, apa yang pernah terjadi di masa lampau.  Bahkan setiap orang ada saja hal-hal yang sangat megganggu alam pikirannya  ketika mengingat hal tersebut. Bukanlah hal yang biasa ketika kita mendengar, merasakan, dan melihat masa lalu itu sebagai penghambat kesuksesan.

Masa kini adalah kenyataan atau realita kehidupan. Bahkan waktu yang kedua ini banyak hal yang sering ditunda-tunda dan terlupakan yang akan menjadi masa lalu. Masa kini adalah berlangsungnya segala upaya dan daya yang dimiliki untuk mencapai masa depan yang berpijar.
Masa-masa ini banyak orang yang mempergunakannya demi kepentingan ke depan. Hampir semua orang yang ada di muka bumi ini memiliki hasrat untuk sukses, namun hanya sebagian kecil saja yang bisa meraihnya. Karya, cipta dan prakarsa seseorang akan direalisasikan pada masa kini. Tak bisa dipungkiri bahwa masa kini adalah relasi antara masa lalu ke masa depan. Keabadia dalam berpikir masa lalu itu adalah momok penghambat dalam menjalankan tugas yang diemban.
Sebagian kecil  kegagalan masa depan adalah pengaruh dari masa lalu dan kini. Bahkan pribadi lepas pribadi manusia   sangat sering mencari kelemahan dimasa lalu yang dialaminya. Sehingga ketika dihadapkan dengan masa sekarang, gagasan itu bisa menyebabkan masalah.
Tak disalahkan jika seseorang tidak ingin kembali lagi ke masa lalunya. Seseorang yang sangat dekat dengan kita bisa saja merubah masa lalu itu dengan kata “antagonis”. Hal yang perlu dipermasalahkan adalah sebesar apa masa lalu itu akan mempengaruhi kehidupan.
Jangan dihindari ketika kita diberikan Tuhan untuk mengulangi masa lalu. Maksud saya adalah, adakalanya kita merasakan masa lalu itu di masa kini. Kembali terbangun dan berusaha memperbaikinya. Hanya saja menurut saya untuk menghadapinya kita belajar dari masa lalu itu.

Perbedaannya adalah hanya masalah waktu. Namun status, keadaan, cara berpikir, cara berinteraksi bahkan di tempat yang sama, boleh-boleh saja kita berada dimasa lampau itu. Terutama kita mendapatkan restu dari Tuhan untuk mengulanginya.
Jadi, apakah yang berulang itu adalah salah?
Apakah yang kembali itu perlu dihindari?
Apakah segala yang menyakitkan itu disarankan untuk tidak mencobanya lagi?
Berdebat dengan tiga waktu ini, tak akan terselesaikan atupun tak bisa menemukan titik keluar. Benci dengan masa lalu sama halnya benci dengan masa depan,  hukumannya adalah masa lalu yang dibenci harus dicintai kedepannya. Belumlah tentu segala aspek yang sangat kita benci sekarang adalah memang baik dan benar.

Saya mempunyai kesan dari seseorang yang bisa saya jadikan sebagai ilustrasi. Di mana kita berdua ini sangat kontroversi waktu pertama dan waktu ketiga, tetapi kami tidak pernah berdamai di masa kini. Tanpa disengaja hal sekecil apapun bisa berubah dengan pertempuran yang berdarah.

Kerangka berpikir berbeda, bisa lebih memandang masa lalu atau memandang masa depan demi sebuah cita. Tapi yang paling penting adalah masa sekarang.
Jangan alergi dengan masa lalu,
Jangan santai dengan masa kini dan jangan berpura-pura dengan masa kini,
Jangan terlalu kwatir dengan masa depan.
Ini semua berkesinambungan, bagaikan rantai yang tak pernah terputus. Sudah pasti orang yang ada di masa lalu Anda benci ketika hanya memikirkan tingkat keburukannya saja. Jangan berusaha untuk menggantinya, jikalau semuanya masih belum tergantikan. Waktu itu bukan saja uang terpenting adalah waktu itu adalah putaran untuk menghargai orang lain.

Jangan berusaha membenci satu orang saja di dunia ini, ketika dia masih berfungsi bagi manusia lainnya ataupun bagi diri kita. Orang yang ada di masa lalu jadikan pengembang semangat, bukan arena balas dendam.
Yang tidak paling layak adalah….berusaha membenci orang lain yang sengaja dibuat-buat. Dan itu kemungkinan sangat kecil terjadi. Bahkan penulis sendiri ada di dalamya. Kata “apologize” memang bukan menyelesaikan masalah, namun setidaknya meredakan. Ada perasaan malu berulang-ulang untuk mengatakannya.
Membenci masa lalu….akan membuat masa depsn tidak tenang. Waktu pertama, kedua dan ketiga adalah saling berpengaruh. Namun jangan menjadikan waktu pertama menjadi momok yang menakutkan.


Tags :

bonarsitumorang