-->

Maret 05, 2016

Makalah: Otomatisasi dan Mekanisasi Dewasa Ini



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan kuasa-Nya, penulis telah bisa menyelesaikan karya ini dengan kerja keras dan sungguh menguras nalar dan akal budi. Adapun lomba karya tulis ilmiah ini yang diadakan UKMI Al-Khuwarizmi Fasilkom TI-USU, penulis sendiri mengambil tema Teknologi Sebagai Solusi Permasalah Lingkungan dalam Bidang Sosial-Budaya sebagai acuan dalam menyelesaikan karya ini.
            Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian karya dengan penuh tanggung dan akan mempertanggunjawabkan tulisan ini saat presentasi, jika kami lolos dalam seleseksi selanjutnya. Kami telah melakukan diskusi yang mendalam (in-depth) atas teori-teori (dengan disipi contoh dan ilustrasi) dan mengapliktifkan tulisan ini, secara khusus bidang sosial-budaya.
Untuk sebagian besar karya ini tumbuh dari pengalaman mengamati lingkungan di sekitar dan pemahaman tentang teknologi. Soren Kierkegard mengatakan “ People almost never use the freedom they have, for example, freedom of thought, by way conpensation the demand freedom of expression instead”. Hanya dengan melalui tulisam, kami bisa menyampaikan kemerdekaan berpikir yang dianugerahi Tuhan kapada kami.
            Tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak berduri. Tulisan ini masih banyak  memiliki kekurangan. Saran-saran perbaikan senantiasa diterima.
            Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis tentunya. Amin.
                                                                                      Medan,  Desember 2015
                        
 Penulis



            Logos Menjadi Teknologos

            Sejak dari filsafat Yunani klasik, kebudayaan dan peradaban Barat dituntun oleh nalar-akal budi yang mencari jawaban dari berbagai persoalan yang mengitari hidup manusia. Seluruh pencarian dan permenungan filosofis klasik bergulat dengan persoalan mengenai prinsip, penyebab, dan alasn dari segala yang ada. Nalar ingin menemukan sesuatu yang kokoh, tetap, dan absolut di balik semua benda yang selalu berubah.
            Dalam masa teknologis, ada benang merah yang mengaitkan dominasi perangkat teknis atas alam raya dan nasib manusia. Alam yang diolah menjadi produk yang akan menguasai, mengontrol, dan menjadi ukuran menilai kegagalan maupun kesuksesan, peran, dan fungsi, martabat dan jati diri individu dalam hidup bersama. Penemuan sebab, prinsip, dan hukum yang mendasari dan mengatur fenomena tidak hanya berhenti sebagai informasi atau materi studi sekolah dan universitas dan bukan pula sekedar pengetahuan yang membeku dalam rumusan teori, buku, dan perpustakaan. Beraneka macam penemuan tentang sebab dan hukum alam terus dipelajari, dikembangkan, diuji coba di laboratorium. Menggerakkan dan mengatur benda alam dipindahkan dan diwujudkan menjadi sebab, prinsip, dan hukum mesin. Era baru telah dimulai dan logos menjadi teknologos.
            Era teknologi merupkan satu keharusan sejarah dan mengungkapkan buah karya dari perkembangan dan perwujudan daya nalar. Selain itu, teknologi merupakan akibat langsung dari kewajiban manusia untuk bertahan hidup di tengah kerapuhan menyesuaikan diri secara langsung dengan alam. Asal usul teknologi dengan bernas dan padat “kebutuhan merupakan ibu dari segala penemuan”. Di mana pun dan sampai kapan pun, manusia senantiasa memerlukan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah dan mendukungnya, guna memenuhi semua kebutuhan hidupnya, menjinakkan keliaran dan keganasan alam. Teknologi sudah terukir dalam pikiran manusia sebagai makhluk yang berkebutuhan. Jadi pada hakikatnya perubahan dinamis dari skema ontologos kepada skema logos kepasa skema logos ke technologos
Otomatisasi dan Mekanisasi
Pemanfaatan teknologi secara gencar di segala bidang kehidupan merupakan realitas harian. Dewasa ini, hampir tidak ada lagi daerah yang terturup atau menutup diri dari pengaruh teknologi. Penduduk yang hidup di belantara Amazon, di tengah rimba Kalimantan dan Papua maupun di padang gurun Sahara dan di pedalaman Afrika ditemani radio dan televisi, telepon biasa dan seluler, mobil dan aneka perangkat teknologi yang lain. Siang dan malam mereka menikmati siaran radio dan televisi yang ada, berkomunikasi dengan telepon seluler dan internet serta mengambil alih nilai yang ditawarkan oleh media komunikasi tanpa banyak tanya. Pikiran teknologi berhasil menyebar luas di seantero dunia.
            Dampak langsung yang timbul dari pikiran teknologi adalah pembentukan realitas teknologi dalam masyarakat. Teknologi menjadi bagian integral dari hidup warga dan berperan sebagai ukuran penilaian dalam menjalin hubungan, pergaulan, dan pekerjaan. Kelengketan dengan teknologi menciptakan sikap tergantung, ketergantungan yang dicuptakan secara sengaja. Ibarat seorang yang mulai mengkomsumsi narkoba, makin lama semakin kecanduan, demikian pemakai dan penikmat teknologi. Tanpa semua perangkat teknis, hidup individu seakan tanpa daya dan makna. Teknologi menguasai manusia secara mutlak dan menyeluruh.
            Persoalan yang hakiki yang muncul adalah ketergantungan atau kecanduan terhadap teknologi itu mengungkapkan apa? Realitas teknologis membawa serta prinsip, hukum, dan ukuran nilai yang berciri teknis. Dari sekian prinsip, hukum, dan ukuran nilai teknologi yang dipaksakan adalah otomatisasi dan mekanisasi.
            Otomatisasi merujuk pada kerja mesin yang bergerak sendiri tanpa campur tangan manusia (otomatis). Otomatisasi merupakan penerapan prinsip kerja mesin yang berlangsung mandiri ke dalam kesadaran manusia supaya menghasilkan tindak-tanduk dan aktivitas yang spontan atau mengalir begitu saja.
            Secara sederhana, mekanisasi mengacu pada hukum gerak dari berbagai elemen yang menyusun benda atau organisasi sebagai keseluruhan (mekanika) ruang dan waktu. Mekanisasi merupakan pengalihan pola gerak yang menghubungkan bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam benda atau organisme secara seirama dan serentak ke dalam pikiran individu yang menghasilkan rasa ketergantungan pada sistem sebagai keseluruhan.

Tags :

bonarsitumorang