-->

Juni 26, 2017

PRO DAN KONTRA TRANSPORTASI ONLINE

       Saat ini mulai ada kesadaran publik bahwa hidup otomatisasi adalah sebuah solusi cepat dalam mencapai sesuatu keinginan. Masyarakat informasi (information society) sekarang mendewakan sebuah cara pandang “cepat dan tepat”. Keadaan tersebut melebur terhadap setiap individu. Fenomena ini menjadi sebuah proses pada setiap sisi kehidupan masyarakat. Salah satu menjadi faktas sosial keadaan di atas adalah kehadiran transportasi online.
     Transportasi online sebuah cara cepat dan tepat yang diyakini masyarakat dewasa ini untuk mengatasi kesibukan sehari-hari. Tentunya tranportasi online memberikan sebuah kemudahan untuk membantu masyarakat dalam melakukan mobilitas. Keadaan ini tidak bisa diabaikan dari sebuah konsep social change yang senantiasa ada di depan masyarakat. Kehadiran tranportasi online merupakan out put dari perkembangan teknologi, cipta karsa, dan berkembangannya proses modernisasi dalam masyarakat nasional bahkan internasional.  
        Sebuah hukum sebab akibat kehadiran teknologi, bahwasanya ada yang menerima dan ada pula menolak perubahan yang sudah terjadi. Satu sisi masyarakat yang belum siap menerima modernisasi akan menganggap transportasi online adalah salah bentuk baru kapitalisme yang mencari keuntungan semata. Sisi yang lain masyarakat modern akan memanfaatkan transportasi online sebagai alat untuk mempermudah tuntutan hidup yang serba cepat sekarang ini.

Dampak Transportasi Online

           Dampak sebuah teknologi bukan semata-mata memberikan pengaruh yang positif saja, melainkan pengaruh negatif yang signifikan bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan. Kehadirannya akan memberikan kemudahan, kenyamanan, dan membukal lapangan pekerjaan yang baru bagi mayarakat. Namun, sektor yang paling banyak dipengaruhi adalah masyarakat yang masih mengalami digital divide. Artinya masyarakat yang tidak mampu memiliki uang untuk membeli peralatan teknologi untuk dapat mengakses broadband, yang tidak memiliki keterampilan, sehingga tidak mampu memanfaatkan teknolologi yang semakin maju. Keadaan tersebut menunjukkan adanya kesenjangan digital dan kepemilikan modal sebagai bukti bahwa masih banyak orang yang tidak memiliki akses. Menjadi sebuah pukulan telak bagi masyarakat, misalnya tukang becak dan supir angkutan umum yang bekerja di sektor informal. Dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi membuat tukang becak dan supir angkutan umum mengalami konflik pekerjaan, pemenuhan kebutuhan hidup, dan kekhawatiran atas persaingan hidup. Wilayah utama yang menjadi konflik adalah income yang turun drastis, akibat dari kurangnya sewa angkutan mereka. Keadaan sekarang bisa dianalogikan dengan umpama klasik “the rich get richer, the poor more destitute”. 
        Selain itu banyaknya promo yang dilakukan transportasi on line membuat tukang becak dan supir angkutan umum menjerit dalam persaingan mendapatkan sewa. Bahkan dewasa ini munculnya sebuah kebutuhan palsu. Konsumen transportasi onlien akan begitu mudah untuk mendapatkan jasa mobilitas, hanya membuka aplikasi  kemudian memesan dan membayar ongkos sesuai tarif di layar smartphone. Dengan alasan kenyamanan, keefektifan, dan slogan “cepat tepat”, individu akan enggan menaiki angkutan umum yang tidak berbasis online.
        Menjadi sebuah habitus masyarakat jaman sekarang memegang penuh prinsip hidup otomatisasi dalam kehidupan yang serba instan ini. Siapa yang disalahkan dalam keadaan ini? Tidak ada yang pantas disebut salah, karena antara pengemudi transportasi online dan pengemudi tranportasi yang konvensional sama-sama mencari kebutuhan hidup. Siapapun ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, karena perubahan jaman tidak bisa jauh dari skill, kepemilikan modal (social capital), dan jaringan antara pemilik modal itu sendiri.

Mendengar Rintihan Rakyat Kecil
    Banyak perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat yang selama ini menjadikan sektor transportasi sebagai sumber kebutuhan. Demontrasi bahkan sampai bentuk kekerasan telah terjadi, harapan mereka adalah adanya perhatian pemerintah terhadap nasib mereka. Hingga kebijakan-kebijakan yang disepakati diharapkan bisa menguntungkan ke dua belah pihak. Karena jika tidak diatasi secepat mungkin akan meningkatkan tingkat kemiskinan (poverty) dan meningkatkan angka pengangguran (unemployment).
     Dibutuhkan proses policy brief  untuk menangani permasalahan di atas. Adapun proses pembuatan kebijakan adalah dengan menyusun agenda dan mengangkat masaah publik ini ke tingkat yang lebih serius. Kemudian membuat formulasi dan implementasi kebijakan yang sudah dilaksanakan selama ini.
      Langkah terakhir adalah penilaian terhadap kebijakan yang sudah diputuskan tentang keberadaan transportasi online. Sehingga keberadaan teknologi dan perubahan sosial ini menjamin sebuah kesetaraan. Kebijakan tersebut tidak hanya menguntungkan perusahaan yang berbasis teknologi, akan tetapi penting melihat keadaan masyarakat kecil yang tidak memiliki modal.
    Selain kesiapan pemerintah dalam menangani permasalahan kehadiran transportasi online. Masyarakat yang bekerja sebagai tukang becak dan supir angkutan umum  harus terbuka terhadap pengalaman baru, memiliki sikap untuk semakin independen, memiliki ambisi hidup yang tinggi, dan punya kepercayaan diri terhadap perubahan jaman sekarang. Hingga bangsa Indonesia bisa moving out poverty dan pembangunannya memiliki prinsip sustainable development. 

Tags :

bonarsitumorang