-->

Agustus 12, 2018

SUMBER INSPIRASI PEMIKIRAN HERBERT MARCUSE

Herbert Marc
Analisis dari kelompok kami terhadap pemikiran Marcuse yang memiliki latar belakang unik dan kaya yang dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Hegel dan Heidegger. Selain itu, dia juga berkontak dengan pemikiran Freud. Dalam pemikiran Marcuse tergambar pula pergulatan batin yang paradoksal, artinya pernyataan yang melawan pernyataan umum. Marcuse berasal dari keluarga Yahudi dan pindah ke Amerika. Tragedi hidupnya ini membuat dia kaya revolusioner bernada melankolis (pendiam) dan nostalgis. Sejalan dengan kontruksi, teori kritis Marcuse berkontak juga dengan psikoanalisis Freudian  yang beragam, dari sudut psikoanalisi yang bercakrawala dengan problem politik.[1]
Hegel

1. Hegelianisme Kiri
Menurut referensi yang kami baca dari buku karanagan Valentinus Saeng ini, pengaruh Hegel sangat kentara dan menjadi unsur yang membedakan permenungan marcuse dapat dirasakan pengaruh kuat refleksi toeritis-metafisis Hegel. Dalam pengupasan Hegel pengaruh Heidegger sangat kentara sehingga bagian ilmu filsafat Hegel, yang oleh Marcuse di-heideger-kan.[2] Melalui studi yang sangat mendalam Marcuse berhasil mengembangkan pemikiran dialektis kritis terutama dalam buku Reason and Revolution.[3]

1.1 Relativitas Negara Absolut
Dalam Buku “Reason and Revolution” tema yang dikaji Marcuse adalah nalar dialektis. Ada dua sasaran politis maupun filosofis Marcuse yaitu, pertama kaum cendikiawan Hegelian kanan dan politisi nazi. Politisi nazi berusaha mendapatkan dasar teoritis legitimasi filosofi terutama berkenaan dengan konsep negara absolut guna membenarkan praksis politik Nazi yang bersifat otoriter dan totaliter. Kedua, pembuktian mengenai nalar dialektis sebagai roh, motor, dan muatan utama filsafat hegel yang ingin membongkar semua situasi status quo.

1.2 Konsep Universalitas
            Para pemikir empirisme Inggris  menolak keberadaan konsep universalitas misalnya Jhon Locke menegasakan bahwa konsep universal bukan merupakan keberadaan yang nyata melainkan hanya sekedar rekayasa pengetahuan yang dikerjakan oleh nalar demi kepentingan individu. Penolakan lain misalnya Hume, semua ide umum adalah partikular.

1.3 Nalar Dialektis
            Marcuse menjelaskan bahwa nalar merupakan konsep dasar, ciri khas pemikiran filosofi dan faktor kunci yang menghubungkan pemikiran filosofis in se[4] dengan takdir manusia. Nalar juga merupakan nalar pertama dan utama untuk memahami manusia dengan realitas dan sejarah peradaban. Dalam terminologi nalar filsafat merupakan untuk mengerti semua realitas dan kemampuan tertinggi manusia. Fungsi nalar sebagai pengadilan kritis dituntut oleh realitas material yang senantiasa bergerak dan berubah. Hal ini digunakan untuk menemukan hakekat realitas sejati atau kebenaran dari kejadian yang tak terbilang.
Filsafat tidak lagi berhenti pada dunia pemikiran belakang seperti yang Hegel pikirkan. Oleh karena itu, sejarah hidup manusia dan masyarakat, realitas sosial, individu, pemikiran dan peradaban  sebagai sejarah realisasi nalar. Dengan ini Hegelianisme wafat dan tamat digantikkan oleh Marxisme sebagai kekuatan yang berfikir lebih kuat dan revolusioner.


2. Marxisme

Karl Marx
Pencarian Marcuse beralih dari Hegelianisme ke Marxisme dikarenakan pengaruh pemikiran Karl Max dalam filsafat Marcuse merupakan realitas yang nyata sekali. Seperti yang terjadi pada waktu Hegel muda, Marcuse pun mengambil pemikiran yang tertuang pada karya Karl Max pada periode awal yang biasa disebut karya Karl Max Muda.[5] Marcuse mengambil karya itu  dikarenakan pada karya tersebut banyak terdapat kritik atas masyarakat. Marcuse mengetahui dan mengakui semua kara awal Karl Max bersikap kritis terhadap institusi sosial kenegaraan yang memuat cita-cita luhur yang harus diwujudkan.
            Marcuse juga memandang kekurangan dasar dari Heidgger terletak pada sifat permenungan yang masih menjelaskan apa itu hakikat dan mengapa, individu mesti ditempatkan sebagai awal dan akhir. Kekurangan prinsipil dari Heidegger adalah pola refleksi filosofis masih mengambil jarak dengan persoalan hidup manusia dengan masyarakat, namun Heidegger tetap berniat mempertahankan diri dalam kelas elit sebagai filsuf murni. Kekurang mendaratan pemikirna Hegel dan Heidegger berhasil ditutup oleh pemikiran Karl Max, dalam konteks ini Marx mengalihkan kategori filosofis metafisis ke dalam kategori sosio-ekonomis dan kultural. Jika semua ketegori berakhir dengan peneguhan dan pelestarian status quo, filsafat Marx berarah untuk menghancurkan kemapanan tersebut.

3. Institut dan Psikoanalisis
            Dalam pidato Horkheimer menggaris bawahi persoalan filosofi aktual dan keharusan pendekatan yang berciri menyeluruh terhadap realitas. Selain itu jg, dia berpendapat bahwa adaurgensi untuk memhami kompleksitas semesta relasi sosial. Secara ringkas berbagai persoalan dan langkah pendekatan guna memahami realitas dengan jernih.

4. Ketegangan Institut dengan Fromm
            Hanya waktu yang singkat kerja sama antara Fromm dan Freudian, dikarenakan oleh Fromm mengubah, memperbaharui, merevisi, menolak dan menghilangkan beberapa teori Freud. From juga menghilangkan inti sari atau mencerabut tiang peyangga bangunan psikoanalisis Freudian. Upaya Fromm mengembangkan psikoanalisis yang berkarakter sangat disesalkan oleh Institut. Fromm dianggap memberikan keluasan  dan relevansi pemikiran Freud.
            Marcuse berpendapat bahwa sikap Freud menerima dan mengesahkan dominasi nalar terhadap penguasaan individu, peradaban rasionalitas, yang merupakan perkembangan manusia secara seimbang dan sehat. Dalam pandangan Marcuse juga, Freud ibarat anak yang tercengang yang melangkah dengan keraguan lari dari haluan dan mengambil langkah yang lain.

PEMBANDING
2. Pandangan Freud Tentang Struktur Kepribadian


Sigmund Freud
Sketsa Biografi Sigmund Freudan
Tokoh utama Jerman tahun 1800-an dan awal 1900-an adalah Freud. Freud lahir di Freiberg, 6 Mei 1856. Freud masuk Fakultas Kedokteran di Unuversitas Wina. Freud
            Freud-lah yang pertama kali menggunakan hipnosis dalam upaya meneliti sejenis gangguan syaraf yang kemudian dikenal sebagai histeria. Freud menerbitkan buku dengan serentetan implikasi revolusioner: bahwa penyebab neurosis seperti histeria adalah bersifat psikologi (bukan bersifat fisiologi seperti yang diyakini orang sebelumnya).
Ada tiga hal yang perlu kami jelaskan dari bahan kami yang miliki. Tubuh kita mempunyai struktur tertentu: ada kepala, kaki, tangan, dan batang tubuh. Psike kita juga mempunyai suatu struktu, walaupun tentu tidak terdiri dari bagian-bagian dalam ruang. Struktur psikis manusia menurut Freud meliputi tiga instansi atau tida sistem yang berbeda-beda. Sebagaiman akan dijelaskan lagi, sistem-sistem ini memegang peranan sendiri-sendiri dan kesehatan psikis seorang sebagian terbesar tergantung dari keharmonisan kerja sama di antaranya. Ketiga instansi ini masing-masing adalah Id, Ego, Superego[6].
            Superego itu berhubungan erat dengan apa yang kita sebut dalam etika dengan nama “hati nurani”. Tapi supaya hubungan itu dapat dimengerti perlu lwbih dulu dijelaskan tentang ketiga instansi itu, satu demi satu.[7]

a. Id
            Freud pernah mengatakan bahwa hidup psikis kita ibarat gunung es yang terapung-apung di laut. Hanya puncaknya yang tampak di atas permukaan air, tapi sebagian besar gunung es itu tidak kelihatan, karena terpendam air laut. Hidup psikis manusia juga untuk sebagian besar tidak tampak atau lebih tepat tidak sadar, namun tetap merupakan kenyataan yang harus diperhitungkan..
Misalnya, ketua DPR Austria pernah membuka sidang parlemen dengan mengetok palunya sambil berkata “Dengan ini sidang saya tutup”. Maksudnya “buka”, tapi yang dikatakannya “tutup”. Mengapa begitu? Karena bagi sang ketua, sidang hari ini terasa sangat berat. Ia ingin sekali  agar sidang itu cepat selesai. Keinginan yang tak sadar itu mengakibatkan dia keseleo lidah. Alasan paling penting bagi Freud untuk menerima adanya ketaksadaran adalah pengalamannya dengan pasien-pasien yang menderita neurosis. buah-buahan.

b. Ego
            Ego atau Aku mulai mekar dari Id melalui kontaknya dengan dunia luar, khususnya dengan orang dekat dengannya seperti orang tua dan pengasuh. Aktifitas Ego bisa sadar, prasadar maupun tak sadar. Tapi untuk sebagian besar Ego bersifat sadar. Sebagai contoh aktivitas sadar boleh disebutt: persepsi lahiriah (saya melihat pohon di situ), persepsi batiniah (saya merasa sedih), dan proses-proses intelektual. Sebagai contoh aktivitas prasadar dapat dikemukakan fungsi ingatan  saya (saya mengingat kembali nama yang tadinya saya lupa). Dan aktivitas tak sadar dijalankan oleh Ego melalui mekanisme-mekanisme pertahanan, misalnya, orang yang dalam hati kecilnya sangat takut pada kenyataan berlagak gagah berani.           

c. Superego
            Superego adalah instansi terakhir yang dikemukakan Freud. Superego ini merupakan dasar bagi fenomena yang kita sebut “hati nurani”. Superego adalah instansi yang melepaskan diri dari Ego dalam bentuk observasi-diri, kritik-diri, larangan dan tindakan refleksi lainnya, pokoknya, tindakan terhadap dirinya sendiri. Aktivitas Superego menyatakan diri dalam konflik dengan Ego, yang dirasakan dalam emosi-emosi seperti rasa bersalah, rasa menyesal, rasa malu dan sebagainya. Perasaan-perasaan ini tentu dapat dianggap normal. Tapi, bisa terjadi juga bahwa orang sungguh-sungguh disiksa oleh Superego, sehingga hidup moral bagi dia sudah tidak mungkin lagi.

Membandingkan Dialektika dan Idealisme

Pandangan Hegel terhadao Dialektika dan Idealisme
Dua konsep yang mencermnkan esensi flsafat Hegel, adalah dalektika dan idealsme. Dialektika adalah cara berpkir tentang dunia. Sebagai berpikir dialektka menjadi ujung, proses hubungan, dinamika, kontradiksi- atau cara berpikir dinamis.[8] Sedangkan idealisme lebih menekankan pentingnya pikiran dan produk mental ketimbang kehidupan material. Idealisme mangatakan bahwa hanya kontruksi pikiran dan psikologilah yang ada.[9]

Kritikan Karl Max Terhadap Hegel Salah satu kritik Karl Marx adalah menagatakan bahwa Hegel hanya pada dunia gagasan, sedangkan Karl Max sendiri adalah harus ada bukt nyata.[10]
Kritik Feurbach Terhadap Hegel. Hhanya berpusat terhadap kesadaran masyarakat, bukan hanya kesadaran dalam menjamin masyarakat yang madani melainkan adalah bukti mendukung.[11]
Kritik Karl Marx Terhadap Hegel dan Feurbach. Mereka hanya menginginkan kehidupan yang hanya materi melainkan Karl Marx menginginkan revolusi.
Kritikan terhadap Marxisme bahwa menurut Habermas, bukan hanya ekonomi saja yang ditekankan dalam mencapai kemakmuran melainkan adanya dari segi budaya.
           




[1]  Herber Marcuse, Eros and Civilization. A Pholosophical Inquiri into Freud, Boston: Beacon Press, 1974.
[2]  Bdk. Gerard Raulet. Marcuse Philosophie de L’emancipation, Paris: P.U. de France, 1992, 99; Martin     Jay, The Dialectical Imagination, Boston-Toronto. Little Brown, 1973, 72.
[3]  Herbert Marcuse, Reason and Revolution, London – New York: Routledge, 2001.
[4]  Id., Philosophie un kritische Theorie, dalam ID,. Schriften, Bd. 3, Frankfurt am Main: Suhrkamp, 1979: 228.
[5]  Herbert Marcuse, Reason and Revolution, London New York: Routledge, 2001, 295.
[6]  Dalam bahasa aslinya, bahasa Jerman, Freud memakai istilah-istilah Es, Ich, Ueberich.
[7]  Suatu penjelasan sederhana tentang Id, Ego, Superego, diberikan oleh Freud sendiri  dalam buku kecilnya “Masalah Analisis awam” yang dimuat dalam: Psikoanalisis Sigmund Freud, op. cit., halaman 192-196, 225-226.
[8]  George Ritzer dan Douglas, “ Teori Sosiologi Modern”Jakarta: Predana Media Group. Cetakan ke enam. Hal 26-27
[9] George Ritzer dan Douglas, “ Teori Sosiologi Modern”Jakarta: Predana Media Group. Cetakan ke enam. Hal 27
[10]  George Ritzer dan Douglas, “ Teori Sosiologi Modern”Jakarta: Predana Media Group. Cetakan ke enam. Hal 29


[11] [11]  George Ritzer dan Douglas, “ Teori Sosiologi Modern”Jakarta: Predana Media Group. Cetakan ke enam. Hal. 27


Tags :

bonarsitumorang