-->

Juni 20, 2019

KARENA MEMAAFKAN ADALAH CARA YANG PALING BAIK


Setiap orang pasti pernah merasa terluka hatinya yang bisa saja disebabkan oleh berbagai alasan. Biasanya orang terluka akan sulit menerima bahwa dia memang sedang dilukai. Pertanyaan yang sering muncul adalah, mengapa.....? bagaimana mungkin....bisa berbuat seperti itu? kog bisa setega itu? aku tak abis pikir secepat itu ...berubah? begitu tulusnya....tapi? apakah kamu berpikir melakukan itu? Banyak sekali yang bisa membuat logika kita merasa disakiti dari pertanyaan – pertanyaan di atas.
19 Juni 2019


Biasanya yang menyebabkan hati  kita terluka adalah orang – orang yang selama ini dekat dengan kita atau bisa jadi orang yang selama ini paling berpengaruh dengan hidup kita, keputusan, dan bahwa tolok ukur kebahagiaanmu. Hingga tak bisa lagi dipungkiri bahwa orang tersebut menjadi teman hidupmu sejauh ini. Bahkan tidak tertutup kemungkinan orang yang disayangi, dihormati, dan dihargai justru dengan mudah melukai hati kita. Namun, itu dulu ....dulu....bukan sekarang. Kondisi sekarang menyakitkan, penuh dendam, penuh berpikir, dan bisa saja mengubah perilaku kepadanya.


Berbagai pengalaman hidup telah mengajarkan kepada kita semua, bahwa dunia ini memang tidak bisa diprediksi.  Tidak bisa digambarkan melalui sebuah cerita dongeng saja. Pengalaman hidup itu membawamu jatuh bangun, berulang kali sampai  semesta kadang merasa puas sendiri. Besok bisa jadi orang yang dekat dan bersama denganmu segera berubah, tak peduli lagi dengan kondisimu seperti apapun. Bahkan dengan ringannya alam pemikiran, bisa dengan mudah kita judge lupa diri.

Ternyata setelah itu, dalam kenyataannya, tidak jarang hidup itu menampilkan wajah (diri) yang bengis, tidak kenal ampun, mengerikan, jauh lebih mengerikan dari film horor yang baru kamu tonton. Paling menyedihkan lagi, ‘sakit’ itu kita jalani sendiri, tanpa campur tangan orang lain. Merasa sendiri dalam melewati keseharianmu. Sedih bukan?

Memeluk dan Menusuk

Ebiet G. Ade dalam lagu “kalian dengarkan keluhanku”, lagu ini mewakili perasaan, bagaimana seseorang ingin mengubah dirinya dan apakah buku hidup seseorang selalu hitam, apakah hidup selalu tidak bisa dimaafkan jika melakukan kesalahan. Bisa dibayangkan, betapa orang yang bertahun – tahun menjadi sahabat baik, bahkan setiap kali bertemu selalu memeluk diri dan sambil berucap: “Tuhan memberkati kamu, aku sayang kepadamu, aku takut kehilangan kamu”, ternyata orang ini suatu waktu tidak bisa ditebak menusukmu dari belakang yang membuat kondisimu tanpa arah.

Sungguh sangat menyakitkan. Terasa hati itu seperti dirobek – robek dan bahkan kamu bisa ambil prinsip hidup sulit untuk mempercayai orang lain. Di  kesempatan yang lain, orang yang sudah kita tolong dengan sepenuh hati. Orang yang sudah kita percayakan selama ini tiba – tiba berubah, dia yang selama ini peduli tiba – tiba menjadi tidak peduli. Akhirnya kita ambil kesimpulan “aku sedang terluka”.

Ketika Kita Harus Memilih

Mengingat begitu bertubi – tubinya hati kita terluka, apakah semudah itu untuk memaafkan orang sudah melukai hati kita? logika dan kesadaran kita, dan sepantasnya memaafkan adalah kata yang sangat indah, tapi cara mempraktikan membutuhkan waktu yang lama dalam jiwa yang dalam. Dengan mudah bibir terucap akan memaafkan, namun kadang di kesempatan berbeda sulit menerima apa yang dilakukan orang lain kepada kita.

Saat kita harus memilih, hidup penuh dengan kebencian dan dendam, atau memilih untuk memaafkan dengan sempurna orang yang sudah melukai hati kita. Saat – saat seperti ini adalah ujian hidup paling sulit bagi kita. sedikit saja teringat akan kelakuan orang lain itu, itu akan kembali membuka luka lama, akhirnya tetap saja merasa disakiti, memilih dendam atau memaafkan.

Kalau saja pilihan itu itu salah berarti sesungguhnya ujian hidup belum terjawab dengan sempurna. Pikirku, hidup penuh dendam dan sakit hati kepada orang lain akan meniadakan kesempatan bagi kita untuk tidak lagi merasakan kebahagiaan hidup. Karena memang jalan satu – satunya menikmati hidup adalah dengan memaafkan dan mengucap syukur terhadap setiap keadaan. Dengan memaafkan tentu hidup akan penuh warna kembali, walaupun kamu harus kadang memulai kembali kebahagiaan itu. karena memang semua kisah adalah tentang awal, pertengahan, dan akhir. Jika saja sudah tulus memaafkan berarti kita lulus ujian hidup.


Pada kondisi seperti apapun. Hidup tanpa dendam dan benci akan menghadirkan kedamaian yang tak terbatas. Hidup tanpa benci akan membawamu ke dalam zona kebebasan yang sejati. Semua orang akan kembali menjadi teman hidup dan semua tempat akan nyaman bagi kita.

Setelah Memaafkan

Setelah hati sempurna memaafkan, maka akan membuat kamu semakin kuat dan tahan banting akan kondisi seperti apapun. Kamu hanya menjalankan setiap anugerah Tuhan yang maha sempurna untuk diraih. Karena memang saat disakiti kita akan sadar bahwa bagaimana untuk tidak menyakiti orang lain. Jika kita sudah pernah disakiti kita akan sulit sekali memilih untuk menyakiti orang lain. Pada hakikatnya semua orang pernah disakiti, namun pastikan bahwa setelah kamu disakiti, kamu bangkit kembali dan temukan zona yang berkualitas untukmu.

Tags :

bonarsitumorang