-->

Desember 31, 2019

SEBUAH REFLEKSI TAHUN 2019 (FINDING, FEELING, FACT, AND FAITH )


Today, is the last day of 2019. Time to reflect on what went right and what went wrong. Time to reflection, time to rectify the wrong and refine the right. Time to review the last year and resolve to make the coming one better and make it reach the best. 

Muda bagai Elang

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur yang tergolong panjang. Dapat mencapai sekitar 70 tahun. Tentu untuk mencapai umur itu, hewan ini harus membuat keputusan besar ketika mencapai separuh hidupnya. Ketika sudah mencapai  umur empat tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok bahkan hingga hampir menusuk dada. Sayapnya pun menjadi berat, bulu – bulu di sekitar tubuhnya tumbuh lebat, sehingga sulit baginya untuk terbang.


Kondisi fisik yang sedemikian rupa sedemikian rupa menyulitkan baginya untuk berburu mangsa demi kelangsungan hidupnya.Demi kelangsungan hidupnya seekor elang akan berpuasa selama 150 hari lamanya dengan menyantap makanan yang seadanya, bahkan elang akan memakan makanan yang tidak biasa dimakan. Elang berusaha akan terbang ke atas puncak gunung, membuat sarang di puncak, berhenti, dan tinggal di dalam sarang itu selama proses pendewasaan baginya. Elang juga mematuk – matukkan paruhnya pada batuan sampai paruh itu tersebut lepas dari mulutnya, kemudian menunggu tumbuhnya paruh yang baru. Ditambah lagi dia kan mencabut satu per satu cakarnya dan mencabut satu per satu bulu badannya.

Tentu untuk bertahan dalam kondisi seperti ini, elang mempunyai dua pilihan yaitu MENUNGGU KEMATIAN atau MENJALANI PROSES TRANSFORMASI yang sebenarnya tidak mudah dan menyakitkan.

Pada bulan ke lima bulu – bulu itu akan tumbuh kembali dan diganti dengan sayap yang kekar. Paruhnya yang bengkok memanjang telah menjadi paruh yang kuat untuk merobek mangsanya. Cakar yang tadinya itu sudah menua berganti dengan paruh dan cakar baru yang mampu mencengkeram kuat. Dengan bulu, paruh, dan cakar yang baru, seekor elang mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi.

Dalam masa muda, tidak jarang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang besar untuk memulai sesuatu yang baru. Berani membuang kebiasaan – kebiasaan lama yang mengikat dan melekat kuat, meskipun itu sebenarnya kebiasaan lama itu menyenangkan dan membuat kita terlena. Kalau dilihat dari seekor elang, manusia akan berhadapan dengan kondisi tersebut untuk menjawab tantangan yang ada di depan mata. Kita, seyogianya membawa manfaat bagi sesama dan terutama bagi diri sendiri.
Bagaimana proses yang aku alami untuk menjadi utuh di tahun ini? TEMUKAN DALAM 4F CERITAKU, baca sampai selesai ya.

Finding

Tahun 2019  adalah tahun yang tak akan pernah terlupakan dalam hidup saya . . . .
Rutinitas sudah berlalu, penuh sadar sudah mendekati akhir tahu. Akupun masih dalam proses. Untuk menjadikanku lebih tumbuh, berkembang, dan bermekar. Kali ini tentang meaning of life di masa mudaku. Untuk menghargai sebuah proses dan semoga saja berguna dan bermanfaat, dituliskan, siapa tahu setelah membaca ini ada orang – orang yang akan terinspirasi. Menjadi sumber berkat bukan? Atau pun ada orang yang sekedar tahu bahwa mencapai dua belas purnama tahun ini salah satu cara mendapatkan ruang hidup yang penuh makna. Agar tidak hanya menjadi ingatan. Tetapi menjadi bahan refleksi ke depan. Karena tidak mungkin jalan ini tanpa ada jiwa – jiwa yang rapuh di dalamnya. Untuk lebih mengenal pribadi. Agar tidak satu sudut pun tersembunyi.

Feeling

Kali ini bukan hanya tentang mereka. Kali ini juga bukan tentang kamu. Bukan juga tentang dia. Kali ini hanya tentang AKU. Tentang perasaan yang  kualami. Mengapa? Karena kali ini aku sudah banyak melakukan. Do dan don't dalam lakon hidupku dalam 365 hari, tanpa henti. Untuk tetap berjalan. Walaupun sesungguhnya kadang kaki tak mampu untuk melangkah, namun aku tetap memaksa. Agar disetiap langkah itu bisa penuh dengan makna. Serta bermanfaat bagi diriku untuk ke depan, entah kapan pun itu. Karena waktu yang aku tahu selalu punya caranya sendiri, punya kemauan sendiri, ditambah lagi waktu tak bisa diatur. Datang dan pergi, tanpa pamit. Itulah waktu. Hingga waktu tak bisa diulangi.

Ini tentang aku ditahun penuh makna ini. Tahun yang penuh dengan kesempatan. Duabelas purnama telah lewat banyak hal yang layak aku syukuri. Bahkan banyak juga  hal yang harus kuapresiasi dalam setiap prosesku. Proses untuk menemukan jadi diri lebih utuh, memang sulit. Sekali lagi sangat sulit bahkan. Satu hal yang kuketahui dan sudah menjadi amunisiku setiap hari adalah “where there’s a will there,s a way. Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Semesta akan selalu mendukung.

 Lagi, mengenai perasaan hari tahun sebenarnya tidak bisa diwakilkan hanya dengan kata – kata. Sungguh banyak momen yang tak dapat diwakilkan dengan bahasa. Tapi di dalam tahun ini aku merasakan bahagia, kesedihan, kemarahan, geram, dan perasaan lainnya, dan sebaganya, dan sebagainya. Nano – nano perasaan utu karena sungguh begitu lengkap. Pokoknya mengenai perasaan ini memberiku semangat.

Fact

Pun demikian, aku sadar selalu ada juga hal yang lebih baik tidak diingat. Tentang duabelas purnama dalam dua ribu sembilan belas ini bukan juga tanpa refleksi. Banyak sekali ruang – ruang kehidupan kusaksikan, ya memang pantas untuk disyukuri. Apalagi tentang beberapa keputusan selama masa mudaku ini. Membuat kaki kadang gemetar. Jantung berdegup kencang. Sarat dengan emosional. Namun dibalik itu semua, selalu ada hari yang layak disyukuri. Tak pernah menyesal akan keputusan yang saat ini masih saja beriringan dialam pikir. Karena keputusan apa pun itu, langkah terbaik adalah menerima dirisendiri. Untuk segera melipat tangan mendengar, dalam bisikan keajaiban kesempatan yang berkali – kali sudah kuterima.

Masa Muda Memang Sungguh Ada, tetap temukan kualitas diri. Karena masa mudalah waktu bagi kita bisa melakukan banyak kesalahan, jika sudah tua kelak, ruang kesalahan akan sangat sulit kita perluas. Karena kita tidak bisa lagi bermain dengan waktu, bermain dengan laku bebas, dsb. Karena sungguh begitu banyak pagar yang akan membatasi kita di masa tua nanti.

Never stop, ever and never. Itu satu kata yang membuat setiap langkah tidak pernah berhenti. Kuulangi, karena dalam setiap kondisi pun aku kadang berani menjadikan diriku seperti apa. Bukan menjadi kebanyakan orang, bukan menjadi pelampiasan oleh waktu. Sampai kapan? Yang aku tahu, waktu tidak pernah mewajibkan untuk bersyukur. Bukan pula tentang kuantitas berapa kali, dan bukan tentang masa – masa sulit menjadi titik balik. Tapi, sekali lagi; ini karena setiap saat ada saja yang layak disyukuri.

Pada catatan kali ini, ingin kupakai sebuah kacamata di mana kacamata ini bisa memisahkan antara hitam di atas putih. Karena akupun sudah melangkah jauh, langkah yang kuayunkan selama dua belas purnama. Pernah kukira, bahwa setiap keputusan adalah kemudahan. Karena yakin dalam diriku, bahwa keputusan akan beriringan dengan apa yang disebut dengan langkah.

Aku pun tidak mungkin lagi kembali kepada sebuah masa yang sudah lalu. Aku pun tidak bisa menyalahkan apapun. Tentang paradigma hidup, menentukan sikap, menentukan jatidiri, pilihan di atas keraguan, kemampuan di atas tantangan. Aku paham. Jangan membenci ketidakmampuan. Karena kata Tere Liye “daun yang jatuh tidak akan pernah membenci angin”.

Faith

Melewati dua belas purnama ini bukan tanpa kesalahan. Walau aku lebih suka mengertikannya sebagai kekurangan. Setiap jengkal langkah kaki pasti ada momen di mana aku kurang bersyukur, kurang gembira, dan terjebak dalam pikiran negative mindset.  Dari tutur, perilaku, tak akan ada pernah sempurnanya. Kalau diracik dengan bahasa yang sederhana masih juga ada keluh kesah, tindakan tanpa doa, senang tanpa syukur. Sekali lagi, karena baik secara fisik dan mental tetap saja aku masih belajar, berproses, dan berproses lagi. Seperti nyanyian klasik dari Oasis “Dont Look Back in Anger”. Melihat ke belakang boleh saja dan sah – sah saja, hanya sebagai ruang referensi untuk kembali melangkah ke depan.
Yang pernah menonton 3 Idiot. Di dalamnya ada ada liri lagu na na na, na na na na na na, na na na na ....... dst. Itu salah satu cara mengekspresikan kelam dan
mimpi yang belum terwujud. Lagu Give Me Some Sunshine ini.

Kalau diurai kembali jalan – jalan yang kulalui di tahun ini tetap masih ada lembaran kalbu dan naik turunyan semangat. Kembali lagi, banyak hal membuatku tertawa jika memilih untuk mengingatnya. Misalnya tentang keputusan hidup yang didasarkan atas alasan keterpaksaan, tuntutan, keinginan, dan kebutuhan. Memang ego dalam diri itu tak bisa dihilangkan secara penuh. Kita bisa merasa salah semua karena terjadi pada waktu yang salah, juga merasa benar semua ketika itu terjadi pada waktu yang benar. 
Tanpa jeda sedikitpun bahwa pikiran, perbuatan, dan perkataan akan selalu mendapatkan porsinya masing – masing untuk berbuat sebanyak 365 hari. Setiap hari dalam tahun ini aku pun bangun dan membuka mata dan mengabadikan dalam hari istimewa.

Untuk tumbuhku, aku juga semakin percaya bahwa Tuhan adalah panutan langkahku, referensi laku hidupku, sumber inspirasiku, seluruh hidup dan gerakku tahun ini, semuanya karena Tuhan. Aku pun percaya semakin banyak dekat dengan Tuhan akan semakin banyak cinta yang kita dapatkan. Terutama dalam setiap tingkah laku dan interaksi dengan orang -  orang.

Aku pun semakin banyak mengatakan:

“thank You in advance, for every smile, for every lough, for all the love, for all the blessing, for every miracle”. Sebagai seorang Kristen, ada satu ayat dalam Alkitab yang menjadi favoritku untuk tahun ini, yaitu Filipi 4 : 6 “janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Ditambah dengan lagu pujian TIAP LANGKAHKU (Herlin Pirena). Ini menjadi penyeimbang semangat dan tantangan yang harus aku hadapi.

Sebagai seorang muda, tentu punya semangat, tingkah dan laku, ucap, gerak, dan sebaginya yang tidak bisa dikontrol. Namun, itu bahan jadi refleksi ke depan. Untuk tahun 2020 ini rencana tindak lanjut masa mudaku masih sungguh banyak. Memperbaiki masa mudaku untuk mengurangi penyesalan masa tua nanti, perbanyak silaturahmi kepada teman, orang – orang hebat yang ada di sekitarku, terutama orangtua dan keluarga, lebih banyak mengucapkan terimakasih, maaf, dan tolong, lebih perbanyak ucap dan syukur kepada Tuhan, lebih peka dengan lingkungan, dan masih banyak lagi.

Tangan tak sampai untuk berjabat tangan, ruang terbatas untuk refleksi bersama keluargaku saat ini, bahagia kumpul dengan orangtua, keluarga, sahabat, berganti dengan bahagia kumpul bersama orang – orang baru di sekitarku, biasanya makan minum kue tahun baru di rumah, saat ini hanya bisa makan dan minum bersama orang baru taken for granted, biasanya doa, salam, dan apresiasi untuk orangtua dan keluarga dimalam tahun baru, saat ini bisa dilakakukan melalui doa jarak jauh, karena jarak hanyalah sejauh doa. Untuk 2019 yang penuh makna, TERIMA KASIH. TERIMA KASIH UNTUK SEMESTA YANG SUDAH MENDUKUNG.

SELAMAT TAHUN BARU
1 JANUARI 2020
SEMOGA CITA DAN CINTA 2020 INI SEMAKIN MENDEKATKAN KITA DENGAN MAKNA HIDUP SEJATI




Tags :

bonarsitumorang