-->

"A journey of a thousand miles begins with a single step." by Chinese Proverb

"Walking with a friend in the dark is better than walking alone in the light." by H. Keller

“As you older, you will discover that you have two hands, one for helping yourself, and other for helping others.” by A. Hepburn

ArtikelSaya

November 20, 2023

Uji-t: Memahami Tujuan, Konsep, dan Syarat

Uji-t: Memahami Tujuan, Konsep, dan Syarat

Uji-t digunakan untuk menguji secara statistik apakah nilai rata-rata dari dua skor sampel memiliki perbedaan yang berarti (signifikan) secara statistik. Tokoh yang pertama kali mengembangkan tes ini adalah William Sealy Gosset pada tahun 1908 di Inggris. 
sumber foto: https://www.facebook.com/pedromics

Fokus penulisan ini adalah uji-t dua sampel independen (independent sample t-test) dan uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test). Uji-t dua sampel independen digunakan ketika peneliti hendak membandingkan nilai skor rata-rata pada variabel pada variabel kontinu dari dua kelompok sampel yang berbeda. Contoh pertanyaan yang bisa dijadikan dalam kasus ini adalah apakah terdapat perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan tentang pendapatan bulanan mereka. Dua variabel ini penelitian ini terdiri atas sebuah variabel independen kategori (laki-laki dan perempuan) dan sebuah variabel dependen (pendapatan bulanan).

Contoh uji-t sampel berpasangan (paired-sample t-test) bertujuan untuk membandingkan skor rata-rata (mean score) kelompok sampel yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda. Variabel penelitian yang menggunakan t-test sampel berpasangan perlu diukur dalam bentuk variabel skala interval dan berdistribusi normal/sebaran data normal. Contoh kasus:  seorang peneliti ingin mengukur tingkat kemampuan mahasiswa Sosiologi pada awal semester. Kemudian peneliti tersebut melakukan tes kepada mahasiswa. Setelahnya, peneliti memberikan berbagai peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang Sosiologi selama 1 semester. Setelah 1 semester lewat, peneliti tersebut melakukan tes kampuan kepada setiap mahasiswa. Untuk kasus ini, peneliti menggunakan uji-t berpasangan.

Syarat Penggunaan Uji-t

Data yang diuji dengan menggunakan uji-t harus berdistribusi normal dan nilai variansi kedua kelompok harus homogen. Jika data tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan tes statistik non-parametrik yakni menggunakan Tes-Mann Whitney


Sumber: Bandur, A., & Prabowo, H. (2021). Penelitian Kuantitatfi Metodologi, Desain, dan Analisis dengan SPSS,  AMOS & Nvivo. Bogor: Mitra Wacana Media

Tutorial uji statistik, klik link di bawah:

November 11, 2023

Jenis-Jenis Validitas Penelitian Kuantitatif

Jenis-Jenis Validitas Penelitian Kuantitatif

Dalam berbagai literatur penelitian kuantitatif (Huck, 2012; Manning & Don Munro, 2006; Nardi, 2003; Pallant, 2010), terdapat tiga jenis validitas yang sering didiskusikan para ahli statistik, yakni validitas isi (content validity), validitas kriteria pembanding (criterionrelated validity), validitas konstruk (construct validity).


1. Criterion Validity

Criterion validity berkaitan dengan apakah alat pengukuran yang baru sudah tepat sesuai dengan istrumen pengukuran lainnya yang dianggap sebagai model atau telah dipakai secara luas dalam bidang ilmu tertentu. Dalam konteks ini, peneliti perlu membandingkan instrumen penelitian yang baru dengan instrumen penelitian lainnya. Dalam bidang psikologi misalnya, hasil tes dengan menggunakan alat pengukuran kecerdasan yang baru dikorelasikan dengan alat pengkuran kecerdasan yang telah dipakai secara luas, yakni Stanford-Bined. Dua hal utama yang perlu dibandingkan ialah konteks responden yang terdapat dalam Kedua alat pengukuran dan secara khusus dalam penelitian korelasi, skor hasil tes perlu dibandingkan untuk melihat nilai korelasi koefisien kedua instrumen Huck (2012) menjelaskan bahwa Korelasi Pearson dipakai untuk melihat korelasi kedua skor instrumen. Semakin besar nilai korelasi Pearson (r) kedua instrumen, semakin tingkat tingkat validitas instrumen tersebut.

2. Content Validity

Validitas isi (content validity) berkaitan dengan apakah butir-butir pernyataan (item-item) yang tersusun dalam kuesioner atau tes sudah mencakup semua materi yang hendak diukur. Misalnya, hendak meneliti tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Untuk tujuan tersebut, perlu membuat kajian literatur (literatur review) tentang gaya-gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam era MBS. Berdasarkan litertaur review, kemudian berikutnya menyusun kuesioner misalnya dalam beberapa bagian.

  1. Informasi demografis (latar belakang) responden,
  2. Gaya kepemimpinan distributif,
  3. Gaya kepemimpinan autentik,
  4. Gaya kepemimpinan moral,
  5. Gaya kepemimpinan transformasional,
  6. Gaya kepemimpinan situasional.

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner disusun berdasarkan masing-masing gaya kepemimpinan kepala sekolah tersebut, sehingga diharapkan agar item-item tersebut dapat mewakili seluruh landasan teoritis tentang topik penelitian tersebut.

3. Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk ini berkaitan apakah alat penelitian yang dipakai telah disusun berdasarkan kerangka teoritis yang tepat dan relevan. Kuesioner yang memiliki validitas konstruk tinggi selalu berdasarkan defenisi atau batasan para ahli tentang konsep tersebut, bukan defenisi kamus. Misalnya, ingin mengukur efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, maka perlu ditentukan dulu konsep teoritis tentang teori efektivitas dan kepemimpinan serta hubungan keduanya dalam efektivitas kepemimpinan di sekolah. berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disusun butir-butir pernyataan dan/atau pertanyaan-pertanyaan yang sesuai. Dengan SPSS, item-item kuesioner dan/atau tes perlu diukur dengan menggunakan analisis faktor.

 Jika ingin mengetahui bagaimana cara uji validitas menggunakan STATA atau SPSS, silahkan kunjungi channel ini: EdukasiAppData

Sumber: Agustinus Bandur, Harjanto Prabowo. 2021. Penelitian Kuantitatif: Metodologi, Desain, dan Analisis Data dengan SPSS, AMOS, & Nvivo. Jakarta: Mitra Wacana Media.

 


November 01, 2023

Seberapa terpolarisasikan Indonesia?

Seberapa terpolarisasikan Indonesia?

Semakin banyak analis yang melihat polarisasi sebagai faktor penting dalam proses kemunduran demokrasi. Carothers dan O’donohue (2019:2), misalnya membandingkan berbagai negara dari Amerika Latin, Asia, dan Eropa menemukan bahwa polarisasi merusak demokrasi karena “secara rutin melemahknan penghormatan terhadap norma-norma demokrasi, merusak proses dasar legislatif . . . memperburuk intoleransi dan diskriminasi, mengurangi kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan kekerasan di berbagai lapisan masyarakat. Pembelahan partisan dan polarisasi semakin membuat aspek demokrasi seperti perlindungan hak dan kebebasan semua orang menjadi ‘bergantung’ atau ‘bersyarat.’

Sumber foto: environics institute


Fase baru polarisasi politik di Indonesia pada tahun 2014. Dalam tiga kontestasi electoral utama, pemilihan presiden 2014, pemilihan gubernur 2017 di Jakarta, dan pemilihan presiden 2019. Pertarungan antara presiden Joko Widodo dan kemudian tokoh oposisi, Prabowo Subianto.

Prabowo bersekut dengan partai-partai Islam konservatif dan kelompok Islamis, untuk merepresentasikan kubu islam politik. Sementara Jokowi dan koalisinya mewakili aliran pluralis.

Bagaimana kita tahu kapan pembelahan politik yang normal telah berkembang menjadi sesuatu yang merusak? Kapan polarisasi dapat mengancam institusi demokrasi suatu negara dan tatanan sosialnya?

Untuk menjawab pertanyaan ini penulis menyampaikan:

  •  Dalam kasus polarisasi yang parah, politik digambarkan oleh para aktor politik dalam istilah “kita versus mereka”, dan masing-masing pihak membingkai pihak lain tidak hanya sebagai pesaing atau lawan dengan pandangannya dan tujuan yang berbeda, tetap sebagai liyan yang ‘tidak diakui’ dan merupakan suatu ancaman eksistensial (Somer dan McCoy, 2018).
  • Kedua, di mana politik sangat terpolarisasi, kubu petanahan membingkai lawan politik sebagai ‘musuh negara’ dan dengan demikian menciptakan dalih untuk mengintimidasi dan menekan kekuatan oposisi (Somer dan McCoy, 2018; Svolik. 2019).
  • Ketiga, munculnya tanda-tanda memburuknya polarisasi yang ‘afektif’ di mana antisipasi antara pendukung di tingkat masyarakat meningkat (McCoy dkk., 2018).

Pada akhirnya hasil merusak pun muncul: pemerintah berhenti berfungsi, kekerasan antar kelompok meningkat, dan demokrasi sudah mulai terkikis karena masing-masing pihak meninggalkan norma dan isntitusi liberal demi menjinakkan dan mengalahkan musuh politik mereka (Carothers dan O’Donohue, 2019; Svolik, 2019).

Polarisasi Indonesia memang belum mencapai tingkat yang melumpuhkan seperti yang telah terjadi di beberapa negara seperti Turki, Thailand, atau Amerika. Tetapi sangat penting bagi analisi untuk terus memantau dan mengukur lintasan polarisasi sepanjang indikator yang diuraikan dalam bab ini, karena polarisasi adalah sebuah proses bukan sebuah keadaan statis, dan merupakan proses yang sudah memainkan peran signifikan di momen kemunduran demokrasi Indonesia saat ini.

Sumber: Thomas Power dan Eve Warburton, 2020. Demokrasi di Indonesia dan Stagnasi ke Regresi? Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Bagian 4.

Oktober 31, 2023

JENIS-JENIS VARIABEL PENELITIAN METODE KUANTITATIF

JENIS-JENIS VARIABEL PENELITIAN METODE KUANTITATIF

Variabel pada umumnya dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu urutan waktu (temporal order) dan pengkurannya (observation). Variabel urutan waktu berarti salah satu variabel mendahului variabel yang lain. Dalam penelitian kuantitatif sering disebut sebagai urutan “kiri ke kanan” (Punch, 2005). Hal ini dimodelkan ke dalam presentasi sebab akibat dari kiri ke kanan.

Jenis-jenis Variabel

  1. Variabel independen (independent variable): variabel yang mungkin (probably) menyebabkan, mempengaruhi, atau menghasilkan. Variabel ini sering juga disebut sebagai variabel perlakuan (treatment), manipulasi (manipulated), anteseden (antecedent), prediktor (predictor).
  2. Variabel dependen (dependent variable): variabel yang bergantung pada variabel independen, variabel ini juga dapat dipahami sebagai variabel yang disebabkan, dipengaruhi, dihasilkan oleh variabel independen. Nama lain daripada variabel ini adalah variabel kriteria (criterion), hasil (outcome), hasil (effect).
  3. Variabel perantara (intervening or mediating variable): berada di antara variabel independen dan dependen. Sebagai variabel perantara dari variabel independen ke dependen. Sebagai contoh: jika seorang mahasiswa mendapatkan nilai baik dalam mata kuliah metode penelitian kuantitatif (variabel dependen), hal tersebut mungkin disebabkan oleh (a) persiapan belajar (variabel independen), mengerjakan tugas, UTS, dan UAS (variabel perantara) yang mempengaruhi nilai mahasiswa tersebut. Variabel perantara tersebut berada di antara variabel independen dan dependen.
  4. Variabel moderasi (moderating variable): variabel baru yang dibangun oleh peneliti dengan mengambil variabel tersebut kemudian dikalikan dengan variabel lain untuk ditemukan hubungannya dan dilihat dampak keduanya. Contohnya: sikap usia tertentu terhadap kualitas hidup. Jenis ini sering digunakan ke dalam penelitian eksperimen.
  5. Ada juga jenis variabel yang lain, yaitu variabel control (control variable) dan variabel perancu (confounding variable). Variabel kontrol dalam penelitian dengan metode kuantitatif digunakan karena bisa saja berpengaruh terhadap variabel dependen. Contoh variabel ini adalah variabel demografi atau data diri (jenis kelamin dan suku). Variabel perancu tidak diteliti tetapi bisa langsung diamati. Peneliti dapat menjelaskan hubungan dependen dan independen, namun masih ada yang belum dijelaskan. Sehingga perlu untuk melihat variabel lainnya, contoh sikap diskriminatif.

Sumber: 

Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Edisi Ketiga).

Oktober 30, 2023

7 Karakteristik Penelitian Kebijakan yang Baik

7 Karakteristik Penelitian Kebijakan yang Baik

Karakteristik penelitian kebijakan (good policy research) yang baik menurut Ann Majchrzak; M. Lynne Markus (Sugiyono, 2017) yaitu: credible, meaningful, responsible, creative, manageable, good research question, detail understanding, rarely comes easily. Penjelasannya sebagai berikut.

Sumber foto: https://www.greatschools.org/

  1. Credible: Penelitian kebijakan harus credible atau dapat dipercaya karena penelitian kebijakan dilaksanakan dengan langkah-langkah yang benar dan sistematis, dan berdasarkan pada kejadian nyata, sehingga merupakan data yang valid, reliabel dan obyektif serta tidak bias.
  2. Meaningful: penelitian kebijakan harus meaningful, yaitu bermakna dan berguna bagi yang mempunyai masalah, bagi pembuat kebijakan dan bagi orang-orang akan dikenai kebijakan nanti.
  3. Responsible: penelitian kebijakan harus bertanggungjawab, bila saran-saran kebijakan diberikan setelah diimplementasikan berdampak negatif bagi orang-orang yang dikenakan kebijakan. Oleh karena itu peneliti kebijakan, sebelum memberikan saran, maka harus sudah diperhitungkan dampak positif dan kemungkinan dampak negatifnya.
  4. Creative: peneliti kebijakan harus kreatif, karena setiap situasinya mempunyai permasalahan yang berbeda, maka harus kreatif dalam memberikan rekomendasi. Selain itu peneliti kebijakan harus kreatif dalam mengumpulkan pertanyaan penelitian, analisis dan memilih pertanyaan penelitian, mensitesakan permasalahan, teknik pengumpulan data, memberikan alternatif saran saran kebijakan, menganalisis dampak negatif dari saran yang diberikan.
  5. Manageable: peneliti kebijakan harus memiliki kemampuan mengelola berbagai sumber yang digunakan untuk penelitian, karena penelitian kebijakan cenderung menggunakan berbagai metode penelitian, yang menggunakan waktu yang relative lama, lebih sulit, tenaga dan biaya lebih besar.
  6. Good Research Question: peneliti kebijakan harus mampu membuat pertanyaan penelitian yang baik, karena pembaca laporan penelitian akan lebih memfokuskan pada pertanyaan penelitian. Dengan pertanyaan penelitian yang spesifik dan jelas, maka proses penelitian, dan rekomendasi yang diberikan akan menjadi lebih jelas.
  7. Detailed Understanding: harus dapat memberikan pemahaman bagi pembaca secara mendetail. Apa permasalahannya, sebab-sebab atau mengapa sampai muncul masalah, teori yang digunakan untuk menjelaskan dan memecahkan masalah, dampak masalah, dan alternatif rekomendasi yang diberikan.
  8. Rarely Comes Easily: pekerjaan penelitian yang bersifat multidisiplin dan multi metode merupakan penelitian yang tidak mudah karena penelitian kebijakan akan memerlukan, pemikiran, waktu, tenaga dan biaya yang tinggi. Hal ini perlu dipahami bagi peneliti kebijakan dan unit-unit yang terkait pengelolaan penelitian kebijakan.

Sumber: Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kebijakan. Bandung: Alfabeta.

 

 


Apa itu Teori Postmodern?

Apa itu Teori Postmodern?

Pada permulaan ini perlu sekali memahami betul teori sosial postmodern yang dikemukakan oleh Pauline Rosenau (1992). Dia mendefenisikan teori tersebut secara gamblang dalam istilah yang berlawanan. Ada lima pemahaman mendasar dalam memahami teori postmodern.

Sumber foto: Kompasiana

Terutama sekali dan sangat nyata, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern kegagagalannya dalam memenuhi janji-janjinya. Karena peristiwa yang mengerikan pada abad dua puluh, posmodernis menanyakan bagaimana setiap orang dapat percaya bahwa modernitas telah membawa kemajuan dan harapan bagi masa depan yang lebih cemerlang. Karenanya postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas.

“akumulasi pengalaman peradabatan Barat adalah insdustrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam ‘jalur cepat’. Namun mereka meragukan prioritas-prioritas modern, seperti akrier, jabatan, tanggung jawab personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanism, egalitarianism, penelitian objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral, peraturan impersonal dan rasionalitas. (Rosenau, 1992:5-6).

Kedua, teoritis postmodern cenderung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia (world view), metanarasi, totalitas dan sebagainya. Seperti Baudrillad (1990/1993:72) sebagai contoh yang memahami: “gerakan atau impulse yang besar dengan kekuatan positif dan efektif dan atraktif mereka (modernitas) telah sirna.” Postmodernis biasanya mengisi kehidupan dengan penjelasan yang sangat terbatas (lokal naratif) atau sama sekali tidak ada penjelasan. Namun, hal ini menunjukkan bahwa selalu ada celah antara perkataan posmodernis dan apa yang mereka terapkan. Sebagaimana yang akan kita lihat, setidaknya beberapa posmodernis menciptakan narasi besar sendiri. Banyak postmodernis merupakan pembentuk teoritis Marxian, dan akibatnya mereka selalu berusahan mengambil jarak dan narasi besar yang menyifatkan posisi tersebut.

Ketiga, pemikir postmodern cenderung menggembor-gemborkan fenomena besar premodern seperti “emosi, perasaan, instuisi, refleksi, spekulasi, pengalaman personal, kebiasaan, kekerasan, metafisika, tradisi, kosmologi, magis, mitos, sentimen keagamaan, dan pengalaman mistik (Rosenau, 1992:6). Seperti yang terlihat dalam hal ini Jean Baudrillard benar, terutama pemikirannya tentang “pertukaran simbolis (symbolic exchange).

Keempat, teoritisi postmodern menolak kecenderungan modern yang meletakkan batas-batas antara hal-hal tertentu seperti disiplin akademik, “budaya dan kehidupan, fisksi dan teori, images dan realitas” (Rosenau, 1992:6). Maka kajian sebagian besar pemikir postmodern cenderung mengembangkan satu atau lebih batas tersebut dan menyarankan bahwa yang lain mungkin melakukan hal yangs sama sebagai contoh, kita melihat Baudrillard menguraikan teori sosialnya dalam bentuk fiksi, fiksi sains, puisi dan sebagainya.

Kelima, banyak potmodern menolak gaya diskursus akademis modern, yang diteliti dan bernalar (Nuyen, 1992:6). Tujuan pengarang postmodern acapkali mengejutkan dan mengagetkan pembaca alih-alih membantu pembaca dengan suatu logika dan alasan argumentative. Hal itu juga cenderung lebih literal dari pada gaya akademis.

Akhirnya postmodern memfokuskan pada inti masyarakat modern, namun teoritisi postmodern mengkhususkan perhatian mereka pada bagian tepi (periphery).

 

Sumber buku:

George Ritzer, 2003. Teori Sosial Postmodern. Halaman 18-20. Pencetak: Kreasi Wacana Yogyakarta.

Juni 29, 2023

KARYA TULIS DALAM FORMAT APA (AMERICAN PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION)

KARYA TULIS DALAM FORMAT APA (AMERICAN PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION)

Karya tulis dalam format APA (American Psychological Association) adalah gaya penulisan yang digunakan dalam bidang ilmu sosial, termasuk psikologi, sosiologi, ekonomi, dan ilmu politik. Format APA memberikan pedoman tentang bagaimana mengorganisir dan mengutip sumber referensi dalam karya tulis akademik.

Berikut adalah beberapa elemen penting dalam karya tulis dalam format APA:

  1. Halaman judul: Halaman judul berisi judul karya tulis, nama penulis, afiliasi institusional, dan informasi tentang penulis (misalnya, alamat surel). Halaman judul juga dapat mencakup judul pendek untuk header, judul yang terkait dengan penulis, dan informasi tambahan seperti nama dosen atau kursus.
  2. Abstrak: Abstrak adalah ringkasan singkat karya tulis yang menggambarkan tujuan penelitian, metode yang digunakan, temuan utama, dan kesimpulan. Abstrak biasanya terdiri dari 150-250 kata.
  3. Tubuh karya tulis: Bagian tubuh karya tulis biasanya terdiri dari pendahuluan, metode penelitian, hasil, dan pembahasan. Pendahuluan menjelaskan latar belakang topik, tujuan penelitian, dan perumusan masalah. Metode penelitian menjelaskan desain penelitian, partisipan, instrumen, prosedur pengumpulan data, dan analisis data. Hasil menyajikan temuan penelitian, sementara pembahasan menganalisis dan menginterpretasikan temuan tersebut serta memberikan implikasi dan saran.
  4. Kutipan dan pengutipan: Dalam format APA, kutipan dalam teks menggunakan gaya penulis-tahun. Ketika mengutip sumber langsung, nama penulis dan tahun terbitan dimasukkan dalam kurung siku. Misalnya: (Smith, 2019). Jika ada dua penulis, keduanya disebutkan setiap kali mengutip. Untuk tiga atau lebih penulis, digunakan "et al." setelah nama penulis pertama.
  5. aya penulisan dan format: Gaya penulisan dalam format APA menggunakan bahasa formal dan objektif. Paragraf baru dimulai setelah setiap subtopik, dan setiap paragraf diindentasi. Format teks menggunakan font Times New Roman dengan ukuran 12 poin dan diberi jarak 1,5 atau 2 spasi.
  6. Daftar referensi: Daftar referensi mencantumkan semua sumber yang dikutip dalam karya tulis. Setiap entri dalam daftar referensi harus mencakup nama penulis, tahun terbitan, judul artikel/buku, dan informasi penerbitan. Daftar referensi diatur secara alfabetis berdasarkan nama penulis.
  • Format Daftar Referensi:
  • Buku: Nama penulis, tahun terbitan, judul buku, tempat penerbitan, penerbit.
  • Artikel jurnal: Nama penulis, tahun terbitan, judul artikel, judul jurnal, volume(jilid)(nomor), halaman.
  • Artikel dalam buku: Nama penulis, tahun terbitan, judul artikel, penyunting buku, judul buku, tempat penerbitan, penerbit, halaman.
  • Sumber daring (website): Nama penulis, tahun terbitan, judul artikel, judul website, URL.

Selain format APA, terdapat juga format penulisan lain yang umum digunakan, seperti format MLA (Modern Language Association) untuk bidang humaniora, format Chicago untuk bidang sejarah dan ilmu sosial, dan format IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) untuk bidang teknik dan ilmu komputer. Setiap format memiliki pedoman yang berbeda dalam hal struktur laporan, kutipan, dan daftar referensi.


Juni 28, 2023

20 COMMAND YANG SERING DIGUNAKAN DALAM STATA

20 COMMAND YANG SERING DIGUNAKAN DALAM STATA

STATA atau Statistics and Data merupakan aplikasi pengolah data yang digunakan untuk mengolah data kuantitatif. Dalam STATA, ada perintah command yang bisa digunakan. 


Di bawah ini beberapa command yang sering digunakan dalam STATA:

  1. use: Digunakan untuk membuka dataset dalam format Stata (.dta) untuk dianalisis.
  2. describe: Menampilkan informasi tentang variabel-variabel dalam dataset, seperti tipe data, label, dan jumlah observasi.
  3. summarize: Menghasilkan statistik deskriptif (misalnya, rata-rata, median, standar deviasi) untuk variabel numerik.
  4. tabulate: Menampilkan tabel frekuensi untuk variabel kategorikal.
  5. generate: Membuat variabel baru dengan menghitung atau memanipulasi variabel yang ada.
  6. drop: Menghapus variabel atau observasi dari dataset.
  7. rename: Mengubah nama variabel dalam dataset.
  8. merge: Menggabungkan dua dataset berdasarkan variabel yang sama.
  9. regress: Melakukan analisis regresi untuk menguji hubungan antara variabel dependen dan independen.
  10. logit: Melakukan analisis regresi logistik untuk menguji hubungan antara variabel dependen biner dan independen.
  11. correlate: Menghitung matriks korelasi antara variabel numerik.
  12. graph: Membuat berbagai jenis grafik, seperti scatterplot, histogram, bar chart, atau line chart.
  13. anova: Melakukan analisis ANOVA (Analysis of Variance) untuk membandingkan rata-rata antara kelompok-kelompok.
  14. ttest: Melakukan uji-t untuk membandingkan rata-rata antara dua kelompok.
  15. logistic: Melakukan analisis regresi logistik lebih lanjut dengan mengontrol variabel independen.
  16. egen: Menghasilkan statistik agregat, seperti jumlah, rata-rata, atau median, untuk grup data.
  17. xtreg: Melakukan analisis regresi dengan data panel (panel data analysis).
  18. xtabond: Melakukan analisis regresi dengan data panel dan variabel dependen yang terikat waktu (dynamic panel data analysis).
  19. mi: Menangani missing values dalam dataset dengan menggunakan multiple imputation.
  20. help: Menampilkan dokumentasi dan bantuan tentang command Stata tertentu.

Ini hanya beberapa command yang umum digunakan dalam Stata. Stata memiliki banyak command lainnya yang dapat digunakan tergantung pada jenis analisis yang ingin dilakukan. Anda dapat merujuk ke dokumentasi Stata atau menggunakan perintah help untuk mempelajari lebih lanjut tentang command-command yang ada.

Teman-teman yang ingin mengetahui lebih tentang STATA, bisa akses youtubeku BONAR SITUMORANG membahas tentang Aplikasi Pengolah Data. 


Juni 23, 2023

JENIS DAN CARA UJI NORMALITAS

JENIS DAN CARA UJI NORMALITAS

Uji normalitas termasuk ke dalam analisis asumsi statistik parametrik. Uji statistik parametrik adalah suatu pengujian yang modelnya menerapkan adanya asumsi (syarat-syarat tertentu) dengan parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Salah satu uji nonparametrik adalah uji normalitas. Pengujian ini digunakan untuk menentukan apakah suatu set data sudah sesuai dimodelkan oleh distribusi normal atau tidak? Atau untuk menghitung seberapa besa kemungkinan variabel acak sudah terdistribusi secara normal.

Uji normalitas yang lebih lengkap dan kompleks sering juga disebut dengan uji kesesuaian model (goodness of fit) yang dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian dengan data atau tidak. Suatu model dikatakan sesuai apabila matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi.

Berikut beberapa jenis uji normalitas dan link tutorial cara uji normalitas:

  1. Uji normalitas Chi Kuadrat
  2. Uji normalitas Liliefors
  3. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov (Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Menggunakan SPSS) dan (Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Menggunakan STATA)

  4. Uji Normalitas Saphiro Wilk (Uji Normalitas Saphiro Wilk Menggunakan SPSS) dan (Uji Normalitas Saphiro Wilk Menggunakan STATA


Sumber:

Buku: Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBMS Statistika).

 


Juni 19, 2023

Metode Penelitian Kuantitatif: Memilih Teknik Statistik dalam Menguji Hipotesis

Metode Penelitian Kuantitatif: Memilih Teknik Statistik dalam Menguji Hipotesis

Dalam penelitian metode kuantitatif ada banyak bentuk uji hipotesis yang dapat digunakan. Walaupun banyak, tetapi tidak semua uji bisa digunakan dalam satu judul penelitian. Misalnya chi kuadarat, run test, Product Moment, Mc Nemar, T-test, dan lain sebagainya. Uji ini digunakan ketika memiliki beberapa ketentuan yang berlaku. Salah satunya dilihat dari tipe data: nominal, ordinal, rasio, interval, dari bentuk sampel: dua sampel, dari tipe variabel: atau lebih, independent, atau dependen. Untuk memilih bentuk hipotesis dan uji yang benar, tulisan ini akan merangkum beberapa uji hipotesis analisis statistik.


Dalam penelitian kuantitatif ada 3 bentuk hipotesis, yaitu;

  • Hipotesis deskriptif: dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel.
  • Hipotesis komparatif: dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan secara signifikan nilai-nilai dua kelompok atau lebih.
  • Hipotesis asosiatif: dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau variabel atau lebih.

Berikut beberapa uji hipotesis dengan menggunakan teknik statistik dan ketentuan yang berlalku:

  1. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel (uni sampel) bila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik binominal, chi kuadrat satu sampel.
  2. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel bila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik Run Test
  3. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu variabel (uni variabel) bila datanya berbentuk interval atau ratio, maka digunakan t-test satu sampel.
  4. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik McNemar.
  5. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik Sign Test, Wilcoxon matchet pairs.
  6. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval dan ratio, digunakan teknik t-test dua sampel.
  7. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independent bila datanya berbentuk nominal digunakan teknik statistik Fisher exact probability, Chi kuadrat dua sampel.
  8. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independent bila datanya berbentuk ordinal diguanakan teknik statistik median test, Mann-Whitney U test, Kolmogorov Smirnov,  Wald-Wolfowits.
  9. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval dan rasio digunakan teknik t-test sampel berpasangan (related).
  10. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk nomila, digunakan teknik statistik Cochran Q.
  11. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila datanya berbentuk ordinal, digunakan teknik statistik Friedman Two-way Anova.
  12. Untuk menguji hipotesis komparatif sample berpasangan bila data berbentuk interval dan rasio digunakan teknik analisis varian satu jalan atau dua jalan (One Way dan  Two Way Anova).
  13. Untuk menguji hipotesis k sampel independent bila datanta berbentuk nominal, digunakan teknik statistik Chi Kuadrat k sampel.
  14. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independent, bila datanya berbentuk odinal, digunakan teknik statistik Median ekstension, Kruskal-Wallis One Way Anova.
  15. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik statistik korelasi Spearman Rank, Korelasi Kendal tau.
  16. Analisis Regresi: digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independent dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).
  17. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan bila datanya berbentuk interval atau ratio, digunakan:
  • Korelasi Product Momen: untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independent dengan satu dependen.
  • Korelasi ganda: menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel independent atau lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen.
  • Korelasi Parsial: menguji hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih, bila terdapat variabel yang dikendalikan.

Demikian beberapa bentuk hipotesis dan teknik uji statistik. Semoga bisa membantu pembaca menentukan hipotesis dan teknik statistik yang digunakan. Referensi tulisan ini: Sumber: Sugiyono, 2015. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi.


Bahan bacaan terkait: 

Kuantitatif? Pahami Dulu Variabel dan Jenis - Jenisnya!

Analisis Deskriptif atau Inferensial?

Menentukan Judul Penelitian Kuantitatif Berdasarkan Beberapa Faktor

Cara Uji Regresi Menggunakan Aplikasi Pengolah Data

Cara dan Penjelasan Uji Reliabilitas dan Validitas

Bagi teman-teman yang ingin tahu lebih tentang penelitian dan aplikasi pengolah data, silahkan kunjungi Channel Youtube Bonar Situmorang.

 

 

METODE PENELITIAN KUANTITATIF: ANALISIS DESKRIPTIF ATAU INFERENSIAL?

METODE PENELITIAN KUANTITATIF: ANALISIS DESKRIPTIF ATAU INFERENSIAL?

Dalam metode penelitian kuantitatif, untuk menganalisis data penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan analisis statistik deskriptif atau statistik inferensial. Kedua analisis ini berbeda, sehingga peneliti kuantitatif diharapkan paham terlebih dahulu agar menghindari kesalahan dalam analisis data.  Pada tulisan ini saya akan berbagi tentang analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Harapannya para pembaca mengetahui perbedaan ini dan bisa memilih pisau analisis untuk data penelitiannya.


Analisis Statistik Deskriptif  

Analisis statistik deskriptif adalah analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian ini dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat dilakukan dengan statistik deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah inferensial. Analisis statistik deskriptif penyajian data dapat dilakukan melalui:

  • table,
  • grafik,
  • diagaram lingkaran,
  • pictogram,
  • perhitungan modus,
  • median,
  • mean (pengukuran tendensi sentral),
  • perhitungan desil,
  • persentil,
  • perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata standar deviasi,
  • perhitungan persentase.

Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi, atau membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.

            Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas, adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.

Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut sebagai taraf signifikansi. Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada perbedaan signifikan berarti perbedaan itu dapat digeneralisasikan.

Sumber: Sugiyono, 2015. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

 

Bagi teman-teman yang ingin tahu lebih tentang penelitian dan aplikasi pengolah data (STATA, SPSS, NVIVO, dll), silahkan kunjungi Channel Youtube Bonar Situmorang. Jangan lupa SUBCRIBE. LIKE. DAN SHARE.

Juni 16, 2023

Menentukan Judul Penelitian Kuantitatif Berdasarkan Beberapa Faktor

Menentukan Judul Penelitian Kuantitatif Berdasarkan Beberapa Faktor

Menentukan judul penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting. Hal ini menjadi fokus pertama, agar dalam pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir sesuai dengan rencana yang dilakukan. Ada banyak faktor yang membuat seorang peneliti atau mahasiswa dalam menentukan judul penelitian. Faktor berikut ini turut menjadi perhatian:

  1. Manfaat penelitian,
  2. Masalah yang ingin diteliti
  3. Waktu,
  4. Budget,
  5. Kemampuan dalam membahas topik tersebut,
  6. Lokasi,
  7. Populasi penelitian, dll.

Selain itu, tingkatan judul penelitian juga bisa menjadi faktor penentu untuk memilih topik penelitian. Berikut ini beberapa tingkatan judul penelitian kuantitatif yang bisa menjadi perhatian. Menurut Prof. Sugiyono dalam bukunya “Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi” ada enam tingkatan judul penelitian, antara lain:


  • Judul deskriptif

Judul deskriptif adalah judul penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan keadaan satu atau lebih variabel secara mandiri. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Peneliti semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian pada level terendah.

  • Judul komparatif

Judul komparatif adalah judul penelitian yang bermaksud membandingkan nilai satu atau lebih variabel mandiri pada dua atau lebih populasi, sampel atau waktu yang berbeda atau gabungan semuanya. Penelitian komparatif kesulitannya lebih tinggi daripada deskriptif.

  • Judul Asosiatif

Judul asosiatif adalah judul penelitian yang bermaksud menggambarkan dan menguji hipotesis dan menguji hipotesis hubungan dua variabel atau lebih. Judul asosiatif ada tiga macam, yaitu judul asosiatif simetris, kausal dan reciprocal atau interaksi saling berpengaruh. Asosiatif simetris berarti hubungan variabel tersebut munculnya bersamaan yang tidak bersifat sebab akibat dan saling mempengaruhi. Judul asosiatif simetris, diawali dengan kata hubungan atau korelasi. Judul asosiatif kausal diawali dengan kata pengaruh, atau faktor determinan. Judul asosiatif reciprocal judul penelitian diawali dengan kata hubungan interaktif atau pengaruh interaktif. Penelitian asosiatif lebih sulit daripada penelitian komparatif.

  • Judul penelitian komparatif-asosiatif

Judul penelitian komparatif-asosiatif adalah judul penelitian yang bermaksud menggambarkan dan menguji hipotesis perbandingan korelasi antara dua variabel atau lebih pada sampel atau populasi.

  • Judul penelitian struktural

Judul penelitian struktural adalah judul penelitian yang bermaksud menggambarkan hubungan dan menguji hipotesis yang bersifat structural. Hubungan structural adalah hubungan antara variabel independent dan dependen yang diantaranya terdapat variabel penyela (intervening).

 

Teman-teman yang ingin mengetahui aplikasi pengolah data seperti SPSS, STATA, NVivo, dan lain-lain bisa menyaksikan tutorialnya di Youtube Chanelku: Bonar Situmorang

 

Juni 09, 2023

TIPS MEMBUAT ESAI YANG MENJADI PERHATIAN ASESOR

TIPS MEMBUAT ESAI YANG MENJADI PERHATIAN ASESOR

Ketika kita melamar pekerjaan, beasiswa, dan pendaftaran kegiatan tertentu, umumnya setiap lembaga membuat persyaratan administrasi, salah satunya membuat esai. Lembaga yang sedang melakukan seleksi memiliki aturan sendiri dan menentukan topik tertentu dalam pembuatan esai. Nah, kita sebagai pendaftar tidak akan tahu poin-poin apa yang menjadi faktor penilaian baik atau tidaknya esai tersebut. Karena lembaga tidak akan mempublikasikan penilaian esai yang dibuat. Pada umumnya lembaga hanya memberi tahu topik esai, banyaknya karakter tulisan, dan syarat lain yang bersifat teknis saja.

Tulisan kali ini aku akan berbagi tentang bagaimana membuat esai yang menarik perhatian asesor. Semua tulisan ini berdasarkan pengalaman penulis ketika membuat esai saat melamar pekerjaan, beasiswa, dan even-even lainnya yang pernah diikuti. Serta pengalaman pernah menjadi asesor esai dan pewawancara di lembaga tertentu.

Sebelum kita kupas tuntas tips membuat esai yang keren dan akan menjadi perhatian asesor. Yuk, kita pahami terlebih dahulu apa itu esai? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Berdasarkan pengertian itu poin salah satunya adalah esai dibuat berdasarkan cara pandang penulis. Berikut ini beberapa tips menulis esai dengan baik dan menarik perhatian asesor: 

1. Pelajari Topik Esai

Setiap lembaga memberikan topik esai yang diwajibkan oleh pendaftar. Lakukan riset dan pelajari tentang topik esai yang ingin ditulis. Carilah sumber-sumber yang terpercaya. Bisa melalui artikel ilmiah, video, koran, dan platform lainnya. Upayakan mencari bahan dari sumber yang aktual. Lakukan analisis informasi dan data yang kamu dapatkan. Dengan melakukan analisis, maka kamu bisa mendapatkan informasi yang kaya akan data dari sumber yang terpercaya.

2. Pelajari Lembaga yang Sedang Kamu Lamar

Menurutku ini penting, karena setiap lembaga atau organisasi yang sedang membuka kesempatan kerja, beasiswa, dan lain-lain, mereka memiliki tujuan besar dalam membuat syarat esai dalam prosedur pendaftaran. Lembaga yang mewajibkan peserta untuk membuat esai akan menilai kandidat dari esai yang dibuat. Esai ini bisa jadi menjadi poin terbanyak saat pendaftaran administrasi.  Sebagai kandidat kita perlu mencari tahu tentang lembaga yang sedang kita lamar, misalnya: visi, misi, nilai-nilai lembaga, kegiatan yang sering dilakukan, dan informasi lainnya yang terkait. Manfaatnya apa? Ketika menulis esai kita bisa menghubungkan visi, misi, nilai, dan budaya lembaga terhadap poin-poin yang ingin dituliksan. Jangan pernah berpikir, esai itu tidak akan dibaca penuh oleh asesor. Setiap tulisan akan dibaca dan diperhatikan oleh asesor atau tim penyeleksi. 

3. Kenali Kompetensi Diri

Mengenali potensi diri menjadi hal yang penting juga dalam penulisan esai. Mengapa? Biasanya lembaga menginginkan kompetensi tertentu yang diharapkan dari kandidat. Ketika kita sudah mengenali kompetensi diri dan kompetensi yang diharapkan, maka kita akan lebih mudah menulis esai. Tinggal menyatukan pengalaman dan kompetensi yang terasah dari pengalaman tersebut. Pelajari juga kompetensi-kompetensi kekinian yang diharapkan dalam kesempatan karir, beasiswa, dan lainnya. Muatlah pengalaman dan kompetensi tersebut ke dalam esaimu.

3. Tulisan yang Original

Hindari sebisa mungkin copy dan paste. Tulislah hasil pandangan pribadi, bukan tulisan oranglain. Percaya pada diri sendiri dan karyamu sendiri. Esaimu akan dikenali oleh asesor dengan baik. Biasanya asesor sudah punya pengalaman dalam menilai esai, sudah memiliki tips tersendiri, apakah esai ini karya original dan tidak. Kehadiran teknologi saat ini seperti platform media sosial, ChatGPT, dan lainnya membuat kita semakin mudah dalam mendapatkan sumber tulisan. Tetaplah mengutamakan karya yang original. Kalaupun esaimu lolos dari hasil “salin-tempel,” esaimu akan diuji pada tahap berikutnya. Pastinya saat tahap lanjutan, asesor akan tahu karyamu original atau tidak.

5. Tulisan Fokus ke Masa Depan

Esai menyatukan cerita berbagai pengalaman dalam sebuah karya tulis. Pengalaman masa lalu, masa kini, dan nanti. Ketika menulis esai, fokuskan hal-hal yang ingin kamu lakukan ke depan. Bukan berarti pengalaman masa lalu tidak bisa dimuat. Pengalaman masa lalu akan lebih baik dihubungkan dengan pandangan ke depan tentang topik yang ditulis. Assesor akan melihat kepada poin-poin yang ingin dilakukan oleh kandidat ke depan. Buatlah esaimu semenarik mungkin, terukur, dan realisitis, dan dengan gaya bahasa yang sistematis sesuai dengan ejaan bahasa yang disempurnakan.  

6. Tulislah Pengalaman Terbaru

Beberapa topik esai, terkadang diminta untuk menceritakan mengenai pengalaman yang pernah dilakukan. Tulislah pengalaman yang terbaru dan berhubungan dengan topik yang diminta. Tidak ada jangka waktu yang pasti mengenai pengalaman terakhir, menurutku usahakan menuliskan pengalaman 1-2 tahun belakangan. Hal ini akan menjadi perhatian asesor karena pengalaman yang baru dilakukan oleh kandidiat dan kemungkinan besar akan related dengan kondisi yang sekarang. 

7. Pelajari Teknik Penulisan Esai

Ada begitu banyak teknik dalam menulis. Bisa induktif, deduktif, campuran, dan lain sebagainya. Pada intinya adalah sama, untuk menghasilkan karya tulis yang terbaik. Metode menulis ini dilakukan untuk membantu membuat karya tulis secara sistematis. Salah satu teknik penulisan esai yang sering aku gunakan adalah teknik STAR. Apa itu teknik menulis dengan STAR?

STAR adalah singkatan dari SITUATION, TAKS, ACTION, DAN RESULT.

  • Situation : ini berhubungan dengan waktu, tempat kejadian, dan kondisi yang sedang dilakukan. Contohnya: “Pada tahun 2022, di kampus kami melakukan kegiatan pelatihan tentang aplikasi pengolah data. Sebelum pelaksanaan kegiatan pelatihan, narasumber utama yang akan memberikan materi membatalkan jadwal karena perlu keluar daerah.  
  • Task: peran yang kamu lakukan dalam kondisi, bisa dilihat dari posisi, jabatan, atau tugas dan tanggung jawab.  Contoh: Saya sebagai divisi acara dituntut untuk segera menyelesaikan masalah ini karena publikasi sudah disebarkan kepada peserta dari berbagai universitas
  • Action: Aksi atau langkah yang kamu lakukan saat kejadian dan dihubungkan dengan peranmu. Contoh: "Di hari yang sama, saya mengumpulkan semua divisi dan membuat daftar cadangan pemateri yang dapat diundang. Dari daftar tersebut, saya mendapatkan hasil kesepakatan dan mencoba menghubungi pemateri yang cukup dekat hubungannya dengan salah satu dosen di kampus"
  • Result: hasil dari aksi yang kamu lakukan. Contoh: "Akhirnya saya berhasil menghubungi dan mendapatkan pemateri yang menggantikan, tetapi saya melakukan perubahan konten yang akan disampaikan agar menyesuaikan dengan pemateri dan tema pelatihan.”

Kalau dijadikan satu paragraf maka contoh di atas akan seperti di bawah ini:

“Pada tahun 2022, di kampus kami melakukan kegiatan pelatihan tentang aplikasi pengolah data. Sebelum pelaksanaan kegiatan pelatihan, narasumber utama yang akan memberikan materi membatalkan jadwal karena perlu keluar daerah. Saya sebagai divisi acara dituntut untuk segera menyelesaikan masalah ini karena publikasi sudah disebarkan kepada peserta dari berbagai universitas. Di hari yang sama, saya mengumpulkan semua divisi dan membuat daftar cadangan pemateri yang dapat diundang. Dari daftar tersebut, saya mendapatkan hasil kesepakatan dan mencoba menghubungi pemateri yang cukup dekat hubungannya dengan salah satu dosen di kampus. Akhirnya saya berhasil menghubungi dan mendapatkan pemateri yang menggantikan, tetapi saya melakukan perubahan konten yang akan disampaikan agar menyesuaikan dengan pemateri dan tema pelatihan.”

8. Baca Lagi dan Lagi

Membuat esai yang baik bukanlah dengan waktu yang instan. Usahakan menulis esai dengan waktu yang cukup, bukan terbaru-buru. Pelajari kembali esai yang telah kamu buat. Baca, lagi dan lagi. Perhatikan gaya bahasa, setiap kata dan kalimat. Sehingga kesalahan kecil bisa terdeteksi. Jika memungkinkan, ajak teman-temanmu untuk baca esai yang sudah kamu buat. Hal ini akan membantu esaimu dilihat oleh orang dengan cara pandang yang berbeda. Terakhir, pastikan sebelum mengirimkan esai, kamu sudah yakin bahwa esaimu sudah yang terbaik.

Beberapa tips di atas merupakan pengalaman pribadi ketika menulis esai. Jika ada sumber lain yang bisa dijadikan referensi dalam penulisan esai akan lebih baik untuk menambah informasi. Selamat mencoba dan sukses selalu!


Kunjungi juga Channel Youtubeku Bonar Situmorang

Disini aku banyak berbagi tentang Tutorial Aplikasi Pengolah Data. Terima kasih. 

 

 

Maps And Contact

Hubungi saya di