Uji-t: Memahami Tujuan, Konsep, dan Syarat
![]() |
sumber foto: https://www.facebook.com/pedromics |
-->
![]() |
sumber foto: https://www.facebook.com/pedromics |
Dalam berbagai literatur
penelitian kuantitatif (Huck, 2012; Manning & Don Munro, 2006; Nardi, 2003;
Pallant, 2010), terdapat tiga jenis validitas yang sering didiskusikan para ahli
statistik, yakni validitas isi (content validity), validitas kriteria
pembanding (criterionrelated validity), validitas konstruk (construct
validity).
1. Criterion Validity
Criterion validity berkaitan dengan apakah alat pengukuran yang baru sudah
tepat sesuai dengan istrumen pengukuran lainnya yang dianggap sebagai model
atau telah dipakai secara luas dalam bidang ilmu tertentu. Dalam konteks
ini, peneliti perlu membandingkan instrumen penelitian yang baru dengan instrumen
penelitian lainnya. Dalam bidang psikologi misalnya, hasil tes dengan
menggunakan alat pengukuran kecerdasan yang baru dikorelasikan dengan alat
pengkuran kecerdasan yang telah dipakai secara luas, yakni Stanford-Bined. Dua hal
utama yang perlu dibandingkan ialah konteks responden yang terdapat dalam Kedua
alat pengukuran dan secara khusus dalam penelitian korelasi, skor hasil tes
perlu dibandingkan untuk melihat nilai korelasi koefisien kedua instrumen Huck
(2012) menjelaskan bahwa Korelasi Pearson dipakai untuk melihat korelasi
kedua skor instrumen. Semakin besar nilai korelasi Pearson (r) kedua instrumen,
semakin tingkat tingkat validitas instrumen tersebut.
2. Content Validity
Validitas isi (content
validity) berkaitan dengan apakah butir-butir pernyataan (item-item)
yang tersusun dalam kuesioner atau tes sudah mencakup semua materi yang hendak
diukur. Misalnya, hendak meneliti tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Untuk tujuan tersebut, perlu membuat
kajian literatur (literatur review) tentang gaya-gaya kepemimpinan kepala
sekolah dalam era MBS. Berdasarkan litertaur review, kemudian berikutnya menyusun
kuesioner misalnya dalam beberapa bagian.
Pernyataan-pernyataan
dalam kuesioner disusun berdasarkan masing-masing gaya kepemimpinan kepala
sekolah tersebut, sehingga diharapkan agar item-item tersebut dapat mewakili
seluruh landasan teoritis tentang topik penelitian tersebut.
3. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk ini
berkaitan apakah alat penelitian yang dipakai telah disusun berdasarkan
kerangka teoritis yang tepat dan relevan. Kuesioner yang memiliki validitas
konstruk tinggi selalu berdasarkan defenisi atau batasan para ahli tentang
konsep tersebut, bukan defenisi kamus. Misalnya, ingin mengukur efektifitas
kepemimpinan kepala sekolah, maka perlu ditentukan dulu konsep teoritis tentang
teori efektivitas dan kepemimpinan serta hubungan keduanya dalam efektivitas
kepemimpinan di sekolah. berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disusun
butir-butir pernyataan dan/atau pertanyaan-pertanyaan yang sesuai. Dengan SPSS,
item-item kuesioner dan/atau tes perlu diukur dengan menggunakan analisis
faktor.
Sumber: Agustinus Bandur, Harjanto Prabowo. 2021.
Penelitian Kuantitatif: Metodologi, Desain, dan Analisis Data dengan SPSS,
AMOS, & Nvivo. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Semakin banyak
analis yang melihat polarisasi sebagai faktor penting dalam proses kemunduran
demokrasi. Carothers dan O’donohue (2019:2), misalnya membandingkan berbagai
negara dari Amerika Latin, Asia, dan Eropa menemukan bahwa polarisasi merusak
demokrasi karena “secara rutin melemahknan penghormatan terhadap norma-norma
demokrasi, merusak proses dasar legislatif . . . memperburuk intoleransi dan diskriminasi,
mengurangi kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan kekerasan di berbagai lapisan
masyarakat. Pembelahan partisan dan polarisasi semakin membuat aspek demokrasi
seperti perlindungan hak dan kebebasan semua orang menjadi ‘bergantung’ atau ‘bersyarat.’
![]() |
Sumber foto: environics institute |
Fase baru
polarisasi politik di Indonesia pada tahun 2014. Dalam tiga kontestasi electoral
utama, pemilihan presiden 2014, pemilihan gubernur 2017 di Jakarta, dan
pemilihan presiden 2019. Pertarungan antara presiden Joko Widodo dan kemudian tokoh
oposisi, Prabowo Subianto.
Prabowo bersekut dengan partai-partai
Islam konservatif dan kelompok Islamis, untuk merepresentasikan kubu islam
politik. Sementara Jokowi dan koalisinya mewakili aliran pluralis.
Bagaimana kita tahu kapan pembelahan
politik yang normal telah berkembang menjadi sesuatu yang merusak? Kapan polarisasi
dapat mengancam institusi demokrasi suatu negara dan tatanan sosialnya?
Untuk menjawab pertanyaan ini penulis menyampaikan:
Pada akhirnya hasil merusak pun muncul:
pemerintah berhenti berfungsi, kekerasan antar kelompok meningkat, dan
demokrasi sudah mulai terkikis karena masing-masing pihak meninggalkan norma
dan isntitusi liberal demi menjinakkan dan mengalahkan musuh politik mereka
(Carothers dan O’Donohue, 2019; Svolik, 2019).
Polarisasi Indonesia memang belum mencapai
tingkat yang melumpuhkan seperti yang telah terjadi di beberapa negara seperti
Turki, Thailand, atau Amerika. Tetapi sangat penting bagi analisi untuk terus
memantau dan mengukur lintasan polarisasi sepanjang indikator yang diuraikan
dalam bab ini, karena polarisasi adalah sebuah proses bukan sebuah keadaan
statis, dan merupakan proses yang sudah memainkan peran signifikan di momen
kemunduran demokrasi Indonesia saat ini.
Sumber: Thomas Power dan Eve Warburton,
2020. Demokrasi di Indonesia dan Stagnasi ke Regresi? Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia. Bagian 4.
Variabel pada umumnya dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu urutan waktu (temporal order) dan pengkurannya (observation). Variabel urutan waktu berarti salah satu variabel mendahului variabel yang lain. Dalam penelitian kuantitatif sering disebut sebagai urutan “kiri ke kanan” (Punch, 2005). Hal ini dimodelkan ke dalam presentasi sebab akibat dari kiri ke kanan.
Jenis-jenis Variabel
Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Edisi Ketiga).
Karakteristik
penelitian kebijakan (good policy research) yang baik menurut Ann Majchrzak; M.
Lynne Markus (
![]() |
Sumber foto: https://www.greatschools.org/ |
Sumber: Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kebijakan. Bandung: Alfabeta.
Pada permulaan ini perlu sekali memahami betul
teori sosial postmodern yang dikemukakan oleh Pauline Rosenau (1992). Dia
mendefenisikan teori tersebut secara gamblang dalam istilah yang berlawanan. Ada
lima pemahaman mendasar dalam memahami teori postmodern.
![]() |
Sumber foto: Kompasiana |
Terutama sekali dan sangat nyata,
postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern kegagagalannya dalam memenuhi
janji-janjinya. Karena peristiwa yang mengerikan pada abad dua puluh,
posmodernis menanyakan bagaimana setiap orang dapat percaya bahwa modernitas
telah membawa kemajuan dan harapan bagi masa depan yang lebih cemerlang.
Karenanya postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan
dengan modernitas.
“akumulasi pengalaman peradabatan Barat adalah insdustrialisasi,
urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam ‘jalur cepat’.
Namun mereka meragukan prioritas-prioritas modern, seperti akrier, jabatan,
tanggung jawab personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanism,
egalitarianism, penelitian objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral,
peraturan impersonal dan rasionalitas. (Rosenau, 1992:5-6).
Kedua, teoritis postmodern cenderung menolak apa
yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia (world view), metanarasi,
totalitas dan sebagainya. Seperti Baudrillad (1990/1993:72) sebagai contoh yang
memahami: “gerakan atau impulse yang besar dengan kekuatan positif dan efektif
dan atraktif mereka (modernitas) telah sirna.” Postmodernis biasanya mengisi
kehidupan dengan penjelasan yang sangat terbatas (lokal naratif) atau sama
sekali tidak ada penjelasan. Namun, hal ini menunjukkan bahwa selalu ada celah
antara perkataan posmodernis dan apa yang mereka terapkan. Sebagaimana yang
akan kita lihat, setidaknya beberapa posmodernis menciptakan narasi besar
sendiri. Banyak postmodernis merupakan pembentuk teoritis Marxian, dan
akibatnya mereka selalu berusahan mengambil jarak dan narasi besar yang
menyifatkan posisi tersebut.
Ketiga, pemikir postmodern cenderung
menggembor-gemborkan fenomena besar premodern seperti “emosi, perasaan,
instuisi, refleksi, spekulasi, pengalaman personal, kebiasaan, kekerasan,
metafisika, tradisi, kosmologi, magis, mitos, sentimen keagamaan, dan
pengalaman mistik (Rosenau, 1992:6). Seperti yang terlihat dalam hal ini Jean
Baudrillard benar, terutama pemikirannya tentang “pertukaran simbolis (symbolic
exchange).
Keempat, teoritisi postmodern menolak kecenderungan
modern yang meletakkan batas-batas antara hal-hal tertentu seperti disiplin
akademik, “budaya dan kehidupan, fisksi dan teori, images dan realitas”
(Rosenau, 1992:6). Maka kajian sebagian besar pemikir postmodern cenderung
mengembangkan satu atau lebih batas tersebut dan menyarankan bahwa yang lain
mungkin melakukan hal yangs sama sebagai contoh, kita melihat Baudrillard
menguraikan teori sosialnya dalam bentuk fiksi, fiksi sains, puisi dan
sebagainya.
Kelima, banyak potmodern menolak gaya diskursus
akademis modern, yang diteliti dan bernalar (Nuyen, 1992:6). Tujuan pengarang
postmodern acapkali mengejutkan dan mengagetkan pembaca alih-alih membantu
pembaca dengan suatu logika dan alasan argumentative. Hal itu juga cenderung
lebih literal dari pada gaya akademis.
Akhirnya postmodern memfokuskan pada inti
masyarakat modern, namun teoritisi postmodern mengkhususkan perhatian mereka
pada bagian tepi (periphery).
Sumber buku:
George Ritzer, 2003. Teori Sosial Postmodern.
Halaman 18-20. Pencetak: Kreasi Wacana Yogyakarta.
Karya tulis dalam format APA
(American Psychological Association) adalah gaya penulisan yang digunakan dalam
bidang ilmu sosial, termasuk psikologi, sosiologi, ekonomi, dan ilmu politik.
Format APA memberikan pedoman tentang bagaimana mengorganisir dan mengutip
sumber referensi dalam karya tulis akademik.
Berikut adalah beberapa elemen penting dalam karya tulis dalam format APA:
Selain format APA, terdapat juga
format penulisan lain yang umum digunakan, seperti format MLA (Modern Language
Association) untuk bidang humaniora, format Chicago untuk bidang sejarah dan
ilmu sosial, dan format IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
untuk bidang teknik dan ilmu komputer. Setiap format memiliki pedoman yang
berbeda dalam hal struktur laporan, kutipan, dan daftar referensi.
STATA atau Statistics and Data merupakan aplikasi pengolah data yang digunakan untuk mengolah data kuantitatif. Dalam STATA, ada perintah command yang bisa digunakan.
Di bawah ini beberapa command yang
sering digunakan dalam STATA:
Ini hanya beberapa
command yang umum digunakan dalam Stata. Stata memiliki banyak command lainnya
yang dapat digunakan tergantung pada jenis analisis yang ingin dilakukan. Anda
dapat merujuk ke dokumentasi Stata atau menggunakan perintah help untuk mempelajari lebih lanjut tentang command-command yang ada.
Uji normalitas termasuk ke dalam analisis asumsi statistik parametrik. Uji statistik parametrik adalah suatu pengujian yang modelnya menerapkan adanya asumsi (syarat-syarat tertentu) dengan parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Salah satu uji nonparametrik adalah uji normalitas. Pengujian ini digunakan untuk menentukan apakah suatu set data sudah sesuai dimodelkan oleh distribusi normal atau tidak? Atau untuk menghitung seberapa besa kemungkinan variabel acak sudah terdistribusi secara normal.
Uji normalitas yang lebih lengkap dan kompleks sering
juga disebut dengan uji kesesuaian model (goodness of fit) yang
dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian
dengan data atau tidak. Suatu model dikatakan sesuai apabila matriks korelasi
sampel tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi.
Berikut beberapa jenis uji normalitas dan link
tutorial cara uji normalitas:
Sumber:
Buku: Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual
dan IBMS Statistika).
Dalam penelitian metode kuantitatif ada banyak bentuk uji hipotesis yang dapat digunakan. Walaupun banyak, tetapi tidak semua uji bisa digunakan dalam satu judul penelitian. Misalnya chi kuadarat, run test, Product Moment, Mc Nemar, T-test, dan lain sebagainya. Uji ini digunakan ketika memiliki beberapa ketentuan yang berlaku. Salah satunya dilihat dari tipe data: nominal, ordinal, rasio, interval, dari bentuk sampel: dua sampel, dari tipe variabel: atau lebih, independent, atau dependen. Untuk memilih bentuk hipotesis dan uji yang benar, tulisan ini akan merangkum beberapa uji hipotesis analisis statistik.
Dalam penelitian kuantitatif ada 3 bentuk hipotesis, yaitu;
Berikut beberapa uji hipotesis dengan menggunakan
teknik statistik dan ketentuan yang berlalku:
Demikian beberapa bentuk hipotesis dan teknik uji statistik.
Semoga bisa membantu pembaca menentukan hipotesis dan teknik statistik yang
digunakan. Referensi tulisan ini:
Bahan bacaan terkait:
Kuantitatif? Pahami Dulu Variabel dan Jenis - Jenisnya!
Analisis Deskriptif atau Inferensial?
Menentukan Judul Penelitian Kuantitatif Berdasarkan Beberapa Faktor
Cara Uji Regresi Menggunakan Aplikasi Pengolah Data
Cara dan Penjelasan Uji Reliabilitas dan Validitas
Dalam metode penelitian kuantitatif, untuk menganalisis data penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan analisis statistik deskriptif atau statistik inferensial. Kedua analisis ini berbeda, sehingga peneliti kuantitatif diharapkan paham terlebih dahulu agar menghindari kesalahan dalam analisis data. Pada tulisan ini saya akan berbagi tentang analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Harapannya para pembaca mengetahui perbedaan ini dan bisa memilih pisau analisis untuk data penelitiannya.
Analisis statistik deskriptif adalah analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian ini dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat dilakukan dengan statistik deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah inferensial. Analisis statistik deskriptif penyajian data dapat dilakukan melalui:
Dalam statistik deskriptif juga dapat
dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi,
melakukan prediksi analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan
rata-rata data sampel atau populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis
korelasi, regresi, atau membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu
diuji signifikansinya. Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa, dalam
statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan,
karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada
kesalahan generalisasi.
Statistik inferensial sering juga
disebut statistik induktif atau statistik probabilitas, adalah teknik statistik
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi
yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random.
Statistik ini disebut statistik
probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan
data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan
dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang
kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Bila
peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%,
maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut
sebagai taraf signifikansi. Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan
dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat
digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada perbedaan signifikan berarti
perbedaan itu dapat digeneralisasikan.
Sumber: Sugiyono, 2015. Cara Mudah Menyusun Skripsi,
Tesis, dan Disertasi.
Menentukan judul penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting. Hal ini menjadi fokus pertama, agar dalam pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir sesuai dengan rencana yang dilakukan. Ada banyak faktor yang membuat seorang peneliti atau mahasiswa dalam menentukan judul penelitian. Faktor berikut ini turut menjadi perhatian:
Selain itu, tingkatan judul penelitian juga bisa menjadi faktor penentu untuk memilih topik penelitian. Berikut ini beberapa tingkatan judul penelitian kuantitatif yang bisa menjadi perhatian. Menurut Prof. Sugiyono dalam bukunya “Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi” ada enam tingkatan judul penelitian, antara lain:
Judul deskriptif adalah judul
penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan keadaan satu atau lebih variabel
secara mandiri. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan
variabel pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan
variabel yang lain. Peneliti semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian pada level terendah.
Judul komparatif adalah judul
penelitian yang bermaksud membandingkan nilai satu atau lebih variabel mandiri
pada dua atau lebih populasi, sampel atau waktu yang berbeda atau gabungan
semuanya. Penelitian komparatif kesulitannya lebih tinggi daripada deskriptif.
Judul asosiatif adalah judul penelitian
yang bermaksud menggambarkan dan menguji hipotesis dan menguji hipotesis
hubungan dua variabel atau lebih. Judul asosiatif ada tiga macam, yaitu judul
asosiatif simetris, kausal dan reciprocal atau interaksi
saling berpengaruh. Asosiatif simetris berarti hubungan variabel tersebut
munculnya bersamaan yang tidak bersifat sebab akibat dan saling
mempengaruhi. Judul asosiatif simetris, diawali dengan kata hubungan atau
korelasi. Judul asosiatif kausal diawali dengan kata pengaruh, atau
faktor determinan. Judul asosiatif reciprocal judul penelitian
diawali dengan kata hubungan interaktif atau pengaruh interaktif. Penelitian
asosiatif lebih sulit daripada penelitian komparatif.
Judul penelitian
komparatif-asosiatif adalah judul penelitian yang bermaksud menggambarkan dan
menguji hipotesis perbandingan korelasi antara dua variabel atau lebih pada
sampel atau populasi.
Judul penelitian struktural adalah
judul penelitian yang bermaksud menggambarkan hubungan dan menguji hipotesis
yang bersifat structural. Hubungan structural adalah hubungan antara variabel
independent dan dependen yang diantaranya terdapat variabel penyela
(intervening).
Teman-teman yang ingin mengetahui aplikasi pengolah data seperti SPSS, STATA, NVivo, dan lain-lain bisa menyaksikan tutorialnya di Youtube Chanelku: Bonar Situmorang
Ketika kita melamar pekerjaan, beasiswa, dan
pendaftaran kegiatan tertentu, umumnya setiap lembaga membuat
persyaratan administrasi, salah satunya membuat esai. Lembaga yang sedang
melakukan seleksi memiliki aturan sendiri dan menentukan topik tertentu dalam pembuatan
esai. Nah, kita sebagai pendaftar tidak akan tahu poin-poin apa yang menjadi
faktor penilaian baik atau tidaknya esai tersebut. Karena lembaga tidak akan
mempublikasikan penilaian esai yang dibuat. Pada umumnya lembaga hanya memberi
tahu topik esai, banyaknya karakter tulisan, dan syarat lain yang bersifat
teknis saja.
Tulisan kali ini aku akan berbagi tentang bagaimana
membuat esai yang menarik perhatian asesor. Semua tulisan ini
berdasarkan pengalaman penulis ketika membuat esai saat melamar pekerjaan,
beasiswa, dan even-even lainnya yang pernah diikuti. Serta pengalaman pernah
menjadi asesor esai dan pewawancara di lembaga tertentu.
Sebelum kita kupas tuntas tips membuat esai yang keren dan akan menjadi perhatian asesor. Yuk, kita pahami terlebih dahulu apa itu esai? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Berdasarkan pengertian itu poin salah satunya adalah esai dibuat berdasarkan cara pandang penulis. Berikut ini beberapa tips menulis esai dengan baik dan menarik perhatian asesor:
Setiap lembaga memberikan topik esai yang diwajibkan oleh pendaftar. Lakukan riset dan pelajari tentang topik esai yang ingin ditulis. Carilah sumber-sumber yang terpercaya. Bisa melalui artikel ilmiah, video, koran, dan platform lainnya. Upayakan mencari bahan dari sumber yang aktual. Lakukan analisis informasi dan data yang kamu dapatkan. Dengan melakukan analisis, maka kamu bisa mendapatkan informasi yang kaya akan data dari sumber yang terpercaya.
2. Pelajari Lembaga yang Sedang Kamu Lamar
Menurutku ini penting, karena setiap lembaga atau organisasi yang sedang membuka kesempatan kerja, beasiswa, dan lain-lain, mereka memiliki tujuan besar dalam membuat syarat esai dalam prosedur pendaftaran. Lembaga yang mewajibkan peserta untuk membuat esai akan menilai kandidat dari esai yang dibuat. Esai ini bisa jadi menjadi poin terbanyak saat pendaftaran administrasi. Sebagai kandidat kita perlu mencari tahu tentang lembaga yang sedang kita lamar, misalnya: visi, misi, nilai-nilai lembaga, kegiatan yang sering dilakukan, dan informasi lainnya yang terkait. Manfaatnya apa? Ketika menulis esai kita bisa menghubungkan visi, misi, nilai, dan budaya lembaga terhadap poin-poin yang ingin dituliksan. Jangan pernah berpikir, esai itu tidak akan dibaca penuh oleh asesor. Setiap tulisan akan dibaca dan diperhatikan oleh asesor atau tim penyeleksi.
Mengenali potensi diri menjadi hal yang penting juga
dalam penulisan esai. Mengapa? Biasanya lembaga menginginkan kompetensi tertentu
yang diharapkan dari kandidat. Ketika kita sudah mengenali kompetensi diri dan
kompetensi yang diharapkan, maka kita akan lebih mudah menulis esai. Tinggal
menyatukan pengalaman dan kompetensi yang terasah dari pengalaman tersebut. Pelajari
juga kompetensi-kompetensi kekinian yang diharapkan dalam kesempatan karir,
beasiswa, dan lainnya. Muatlah pengalaman dan kompetensi tersebut
ke dalam esaimu.
Hindari sebisa mungkin copy dan paste. Tulislah
hasil pandangan pribadi, bukan tulisan oranglain. Percaya pada diri sendiri dan
karyamu sendiri. Esaimu akan dikenali oleh asesor dengan baik. Biasanya asesor
sudah punya pengalaman dalam menilai esai, sudah memiliki tips tersendiri,
apakah esai ini karya original dan tidak. Kehadiran teknologi saat ini seperti
platform media sosial, ChatGPT, dan lainnya membuat kita semakin mudah
dalam mendapatkan sumber tulisan. Tetaplah mengutamakan karya yang original. Kalaupun
esaimu lolos dari hasil “salin-tempel,” esaimu akan diuji pada tahap berikutnya.
Pastinya saat tahap lanjutan, asesor akan tahu karyamu original atau tidak.
Esai menyatukan cerita berbagai pengalaman dalam
sebuah karya tulis. Pengalaman masa lalu, masa kini, dan nanti. Ketika menulis
esai, fokuskan hal-hal yang ingin kamu lakukan ke depan. Bukan
berarti pengalaman masa lalu tidak bisa dimuat. Pengalaman masa lalu akan lebih
baik dihubungkan dengan pandangan ke depan tentang topik yang ditulis. Assesor
akan melihat kepada poin-poin yang ingin dilakukan oleh kandidat ke depan. Buatlah
esaimu semenarik mungkin, terukur, dan realisitis, dan dengan gaya bahasa yang sistematis
sesuai dengan ejaan bahasa yang disempurnakan.
Beberapa topik esai, terkadang diminta untuk menceritakan mengenai pengalaman yang pernah dilakukan. Tulislah pengalaman yang terbaru dan berhubungan dengan topik yang diminta. Tidak ada jangka waktu yang pasti mengenai pengalaman terakhir, menurutku usahakan menuliskan pengalaman 1-2 tahun belakangan. Hal ini akan menjadi perhatian asesor karena pengalaman yang baru dilakukan oleh kandidiat dan kemungkinan besar akan related dengan kondisi yang sekarang.
Ada begitu banyak teknik dalam menulis. Bisa induktif,
deduktif, campuran, dan lain sebagainya. Pada intinya adalah sama, untuk menghasilkan karya tulis yang terbaik. Metode
menulis ini dilakukan untuk membantu membuat karya tulis secara sistematis. Salah satu
teknik penulisan esai yang sering aku gunakan adalah teknik STAR. Apa itu teknik
menulis dengan STAR?
STAR adalah singkatan dari SITUATION, TAKS, ACTION,
DAN RESULT.
Kalau dijadikan satu paragraf maka contoh di atas akan seperti di bawah ini:
“Pada tahun 2022, di kampus kami melakukan kegiatan pelatihan tentang aplikasi pengolah data. Sebelum pelaksanaan kegiatan pelatihan, narasumber utama yang akan memberikan materi membatalkan jadwal karena perlu keluar daerah. Saya sebagai divisi acara dituntut untuk segera menyelesaikan masalah ini karena publikasi sudah disebarkan kepada peserta dari berbagai universitas. Di hari yang sama, saya mengumpulkan semua divisi dan membuat daftar cadangan pemateri yang dapat diundang. Dari daftar tersebut, saya mendapatkan hasil kesepakatan dan mencoba menghubungi pemateri yang cukup dekat hubungannya dengan salah satu dosen di kampus. Akhirnya saya berhasil menghubungi dan mendapatkan pemateri yang menggantikan, tetapi saya melakukan perubahan konten yang akan disampaikan agar menyesuaikan dengan pemateri dan tema pelatihan.”
Membuat esai yang baik bukanlah dengan waktu yang instan.
Usahakan menulis esai dengan waktu yang cukup, bukan terbaru-buru. Pelajari kembali
esai yang telah kamu buat. Baca, lagi dan lagi. Perhatikan gaya bahasa, setiap
kata dan kalimat. Sehingga kesalahan kecil bisa terdeteksi. Jika memungkinkan,
ajak teman-temanmu untuk baca esai yang sudah kamu buat. Hal ini akan membantu esaimu
dilihat oleh orang dengan cara pandang yang berbeda. Terakhir, pastikan sebelum
mengirimkan esai, kamu sudah yakin bahwa esaimu sudah yang terbaik.
Beberapa tips di atas merupakan pengalaman pribadi
ketika menulis esai. Jika ada sumber lain yang bisa dijadikan referensi dalam
penulisan esai akan lebih baik untuk menambah informasi. Selamat mencoba dan
sukses selalu!
Disini aku banyak berbagi tentang Tutorial Aplikasi Pengolah Data. Terima kasih.
Hubungi saya di