Analisa Gender ada Video The Impossible Dream
ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM VIDEO “THE
IMPOSSIBLE DREAM” DAN PERBANDINGANNYA DENGAN MASYARAKAT INDONESIA SERTA
METODE ANALISA GENDER DENGAN PRA (PARTICIPATORY RURAL APRRAISAL)
Gambaran
Umum
“The Impossible Dream” adalah sebuah animasi yang diproduksi oleh United Nations (UN) pada tahun 1983
bersama dengan Dagmar Doubkova dari Kratkty Films, Cekoslovakia. Di dalam video
ini tedapat satu keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, seorang anak perempuan
juga laki-laki serta seorang bayi. Di dalam keluarga tersebut terlihat
ketidakadilan gender yang terjadi pada sang ibu dan sang anak yang dilihat dari
beban kerja yang dilakukan. Dimulai dari bangun pagi sang ibu sudah memasak
untuk keluarga, membersihkan rumah, memperhatikan anak-anak, mempersiapkan
perlengkapan kerja yang dibutuhkan sang ayah, yang kemudian dilanjutkan dengan
mengantarkan anak-anak ke sekolah serta menitipkan bayi ke rumah neneknya,
dilanjutkan dengan bekerja di perusahaan garmen sebagai penjahit dan setelah
selesai bekerja melanjutkan aktivitasnya di sektor domestik. Begitupun sang
anak perempuan yang tampak dalam video ikut membantu ibunya membersihkan rumah.
Tidak halnya dengan anak laki-laki. Setelah selesai bekerja kemudian keluarga
ini tidur. Dalam tidurnya ibu ini memikirkan sebuah kehidupan dimana sang ayah
dan anak laki-laki ikut bekerja dalam sektor domestik seperti membantu
memberisihkan rumah dan mengurus sang bayi.
Analisis
Ketidakadilan Gender dalam Video “The Impossible Dream”
Jenis ketidakadilan gender
yang terdapat dalam video ini yaitu double
burden atau beban kerja ganda. Double
burden atau beban kerja ganda ialah bentuk diskriminasi gender dimana beban/ peran kerja yang
diterima salah satu jenis kelamin lebih besar dibandingkan jenis kelamin
lainnya. Perempuan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat dan terus –
menerus, terutama dalam mengurus rumah tangga.bagi perempuan di rumah mempunyai
beban kerja lebih besar dari laki – laki. Sembilan puluh persen (90%) pekerjaan
domestik/ rumah tangga dilakukan oleh perempuan, belum lagi jika di jumlahkan
dengan pekerjaan di luar rumah. Sang ibu dalam animasi tersebut terlihat
melakukan pekerjaan ganda baik di sektor domestik maupun publik. Ayah dalam
video ini bekerja hanya di sektor publik dan tidak mau mengurusi dalam sektor
domestik / rumah tangga. Tampak juga bahwa anak perempuan bekerja membantu
ibunya dalam membersihkan rumah sedangkan anak laki-laki tidak bekerja.
Di Indonesia sendiri masih
sangat jelas terlihat double burden
ini. Indonesia berada di peringkat 108 dari 187 di tingkat global dalam hal
Indeks Pembangunan Gender (IPG). IPG mengukur tingkat pencapaian dalam
kemampuan dasar sama seperti IPM (Indeks Pembangunan Manusia), namun dengan
memperhitungkan ketimpangan gender. Dengan
berada di peringkat 108 berarti Indonesia dikategorikan di Medium Human Development, masih jauh daripada Malaysia yang berada
di peringkat 62 dan di High Human
Development serta Singapura yang berada di peringkat ke-9 di Very High Human Development. Hal ini
berarti masyarakat Indonesia masih kurang akan kesadaran kesetaraan gender.
Metode
Analisis Gender dengan PRA
Ada bermacam-macam metode
analisis gender dengan PRA. Berikut ini beberapa analisis gender dengan PRA
yang dipakai oleh IFAD untuk penduduk desa yang dominasi pekerjaan adalah
petani.
1. Sumber pendapatan utama dan
pengeluaran laki-laki dan perempuan
Dari kegiatan ini dapat
diketahui pendapatan utama dari laki-laki dan perempuan darimana serta
pengeluarannya lebih banyak dipakai untuk gender yang mana.
Caranya: Ajak partisipan 20
laki-laki dan 20 perempuan lalu buat tabel pendapatan serta pengeluaran.
Perempuan menuliskan bagaimana cara mereka mendapatkan uang, begitu juga dengan
laki-laki. Lalu perempuan meranking 5 daftar sumber pendapatan perempuan yang
terpenting. Begitu juga sebaliknya. Lalu perempuan meranking 5 teratas
pendapatan laki-laki yang menurut perempuan penting. Begitu juga sebaliknya
serta cara yang sama dengan pengeluaran laki-laki dan perempuan.
2. Membuat kalender aktivitas
musiman
Dari kegiatan ini dapat
diketahui ketimpangan gender yang melakukan aktivitas musiman.
Caranya: Buat tabel yang
berisi 12 bulan dan gender yang bertugas serta musim. Lalu di bagian musim
buatlah musim hujan dan jalan rusak, tidak perlu diisi gender yang bertugas.
Lalu diisi juga pekerjaan yang dilakukan seperti menjual hasil panen dan bahan
pokok dan diisi apakah yang bekerja adalah perempuan atau laki-laki.
3. Kalender kas masuk dan kas
keluar
Kegiatan ini merupakan tahap
akhir dari kalender aktivitas musiman. Dari tahap ini dapat diketahui kas masuk
dan kas keluar dari kegiatan apa saja dan gender mana yang memakainya.
4. Profil akses dan kontrol
Dengan analisis ini dapat
diketahui apakah laki-laki atau perempuan yang memiliki akses dan kontrol yang
lebih besar atau seimbang terhadap sumber daya. Sumber daya disini bisa apa
saja yang bisa dimiliki dan digunakan oleh penduduk.
5. Tanggung jawab dari suami
dan istri sebagai kepala rumah tangga
Dari kegiatan ini dapat
dianalisis ketidakadilan gender yang terjadi dalam kepala rumah tangga.
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009