-->

Maret 04, 2016

ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK MODERNISASI YANG SUDAH MELEKAT DI DESA HUTA GALUNG KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN


BAB II
ISI

2.1 Perubahan Sosial Yang Kompleks Terjadi di Masyarakat Desa Huta Galung
            Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. Konsep dasar mengenai perubahan sosial yang kompleks menyangkut tiga hal, yaitu:
  • Studi mengenai perbedaan
  • Studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda.
  • Objek yang menjadi fokus studi komparasi haruslah objek yang sama.
Perubahan sosial merupakan suatu kondisi yang tidak berdiri sendiri, di dalamnya ada banyak faktor yang terlibat. Event atau peristiwa merupakan suatu kejadian dalam masyarakat yang mampu menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Peristiwa tersebut dapat berupa peristiwa yang kecil maupun besar. Perubahan sosial selalu menimbulkan berbagai dampak. Dengan demikian perubahan yang kompleks di daerah dipengaruhi oleh beberapa hal.
            Aspek-aspek perubahan sosial yang bisa dilihat dari segi modernitas dan merupakan sebuah gerakan dan tujuan yang ada dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri-ciri modernitas adalah:[1]
  1. Individualisme. John Naisbit dan Patricia Aburdence membicarakan “kemenangan individual” sebagai ciri utama era modern. Yang merupakan pemegang peran sentral dalam masyarakat adalah individu, bukan komunitas, kelompok atau bangsa.
  2. Diferensiasi. Ini sangat penting di bidang pekerjaan. Dengan muncul sejumlah besar spesialisasi, penyempitan defenisi pekerjaan dan profesi akan memerlukan keragaman ketermapilan, kecakapan dan latihan. Diferensiasipun terjadi di bidang komsumsi, munculnya berbagai pilihan peluang hidup yang dihadapi setiap konsumen yang potensial.
  3. Rasionalitas. Artinya perhitungan. Berfungsinya institusi dan organisasi tidak tergantung pada perseorangan. Manjemen efisien atau rasional dianggap sebagai ciri utama modernitas.
  4. Ekonomisme. Seluruh aspek kehidupan sosial didominasi oleh aktivitas ekonomi, tujuan ekonomi, kriteria ekonomi,  dan prestasi ekonomi. Masyarakat modern terutama memusatkan perhatian pada produksi, distribusi dan komsumsi barang dan jasa.
  5. Perkembangan. Modernitas cenderung memperluas jangkauannya terutama ruangnya dan inilah yang dimaksud proses globalisasi. Ruang dan aspek kehidupan yang dijangkau modernitas ini lebih hebat daripada kebanyakan ciri perubahan yang terjadi dalam periode sebelum modernisasi.
2.2 Realita Di Desa Huta Galung
           Dengan membandingkan realita yang ada di Desa Huta Galung Kecamatan Parlilitan Kabupatan Humbang Hasundutan terhadap aspek dan ciri modernisasi. Dengan memakai beberapa konsep yang sudah ada bahwasanya semua pengamatan dan juga realita yang ada di lapangan dibandingkan dengan beberapa teori yang ada.
  • Sifat masyarakat pada umumnya masih menganut kebersamaan, kelompok dan juga solidaritas yang tinggi. Namun untuk individualisme masyarakat Huta Galung juga sudah memilikii sifat tersebut. Dengan perubahan yang ada, individu dituntut untuk lebih beriorentasi pada pembangunan keluarga dan kemajuan keluarga mereka sendiri. Sehingg, kesannya individual dalam masyarakat sudah tampak dan bisa dirasakan.
  • Dari ciri-ciri diferensiasi dan juga rasionalitas. Pada umumnya sudah inheren dalam masyarakat Huta Galung. Pembagian kerja yang ada, walaupun masih belum teratur. Peningkatan rasionalitas dalam memilih dan memutuskan sebuah tindakan sosial. Ini bisa dibuktikan dengan adanya pembagian dalam mengerjakan pekerjaan, terutama di bidang pertanian.
  • Jika diamati dari segi ekonomisme dalam masyarakat, sudah terjadi secara umum. Pada dasarnya masyarakat dalam melakukan tindakan dan pekerjaan sudah dipastikan tujuannya adalah untuk menghasilkan barang ataupun kebutuhan. Sistem produksi, distribusi dan komsumsi dalam masyarakat sudah layak dan juga memiliki peningkatan. Produksi di bidang pertanian senantiasa menghasilkan untuk pasar dan juga kebutuhan kelurga. Demikian juga dengan distribusi dan komsumsi yang ada, sudah bisa dikatakan tinggi. Perkembangan sudah banyak terjadi serta beberapa perubahan sosial yang lebih kompleks dalam masyarakat.
                                                                                           
2.3 Modernisasi yang Sudah Melekat di Masyarakat Huta Galung
Teori modernisasi ini membuat beberapa kaum ilmuwan memiliki keinginan untuk mendalami modernisasi. Dalam tulisan ini akan disampaikan beberapa hal yang menjadi pokok pikiran Alex Inkeles dan McClelland. Modernisasi menurut kedua tokoh ini akan menjadi modal dasar dalam mengembangkan teori modernisasi yang ada dibuat dalam tulisan ini.
2.4 Karakteristik Modernisasi (Alex Inkeles)
Penelitian lain dari teori modernisasi klasik yang juga amat populer dapat dijumpai pada proyek penelitian yang dikerjakan oleh Inkeles dan kemudian melahirkan berbagai buku dan artikel tentang ide “manusia modern”. Untuk keperluan ini, Inkeles memusatkan perhatian pada usaha untuk mencari jawab dari dua pertanyaan pokok yang telah ia rumuskan, yaitu:
1)    Apa akibat yang ditimbulkan oleh modernisasi terhadap sikap, nilai dan pandangan hidup seseorang?
2)    Apakah negara Dunia Ketiga[2] akan memiliki sikap hidup yang lebih modern dibanding masa sebelumnya, jika negara Dunia Ketiga berinteraksi dengan negara Barat yang telah memiliki sikap dan pandangan hidup modern terlebih dahulu?
3)    Pertanyaan berikutnya yang diajukan Inkeles, yang berkaitan dengan pengukuran, apakah ada akibat ketegangan Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini, Inkeles, seperti juga McClelland melakukan penelitiannya diberbagai negara, yakni di Argentina, Chili, India, Nigeria, Pakistan. Negara-negara ini dipilih, karena terkategorikan pada skala modernisasi yang berbeda, sejak dari negara bukan industri, dan sejak dari negara otoriter ke negara demokrasi.
Dari sebuah rangkaian penelitiannya itu, Inkeles menemukan kenyataan tentang adanya pola yang stabil dari apa yang disebut manusia modern pada berbagai negara tersebut. Dengan kata lain, kriteria yang digunakan untuk menentukan bahasana modernitas manusia di satun negara tertentu juga digunakan dapat berlaku untuk menentukan manusia modern di negara lain. Untuk ini Inkeles membuat skala dari nol sampai seratus untuk mengukur pola stabil dari pribadi manusia moderrn.
Menurut Inkeles, manusia modern memiliki berbagai karakteristik pokok berikut ini:
                                                 
NO
KARAKTERISTIK MENURUT ALEX INKELES[3]
CONTOH DAN REALITA MASYARAKAT HUTA GALUNG
1
Manusia modern selalu berkeinginan mencari sesuatu yang baru.

*   Contohnya masyarakat Desa Huta Galung  bisa terbuka dan menerima kedatangan alat-alat pertanian dan teknologi pertanian. Bukan hanya itu masyarakat bisa mencapai kesepakatan bahwa mencari dan berusaha bagaimana bisa menyelesaikan pertanian dengan baik
*  Dalam dunia pendidikan, sudah banyak anak-anak keluar dari  desa untuk menuntut ilmu dan memiliki keinginan untuk mendapatkan yang baru, sudah banyak para sarjana dan juga peningkayan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dibanding dengan orang tua dan masyarakat umum yang ada di desa.
2
Manusia modern akan memiliki sikap untuk semakin independen terhadap berbagai bentuk otoritas tradisional, seperti orang tua, kepala suku (etnis) dan raja.

Dalam kehidupan bermasyarakat misalnya, bisa berkeinginan dan bertekad dalam mencapai cita-cita. Memiliki kemandirian, tidak harus selalu bergantung pada pemerintah, berusaha untuk meraih kebutuhan dari pertanian. Masyarakat juga memiliki orientas agar memiliki ekonomi yang lebih tinggi.
3
Manusia modern percaya terhadap ilmu pengetahuan, serta percaya terhadap kemampuan untuk menundukkan alam semesta.

*   Sebagai manusia modern  ilmu pengetahuan merupakan hal mutlak dalam kehidupan. Contohny dalam penyembuhann orang sakit manusia masyarakat lebih percaya terhadap ilmu pengetahuan (kedokteran/ daripada harus pergi ke dukun dan ilmu gaib.
*  Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan masih ada percaya dengan dukun, untuk mencapai masyarakat modern sebaiknya itu dihapuskan. Pengetahuan yang sudah didapatkan dari lembaga pendidikan menjadi modal dasar untuk menjalani kehidupan.
4
Manusia modern memiliki orientasi mobilitas[4] dan ambisi hidup yang tinggi. Mereka berkehendak untuk meniti tangga jenjang pekerjaannya.

Dalam pekerjaan individu harus mempunyai kemauan dan ambisi yang rasional terhadap perkembangan dirinya. Sehingga dalam dunia pekerjaan misalnya, harus mempunyai keinginan untuk mencapai tingkatan pekerjaan yang lebih tinggi. Seorang dosen memiliki jenjang dari S1, S2 bahkan S3.  Dalam masyarakat yang diamati di Huta Galung senantiasa memiliki mobilitas sosial yang ada, yakni dalam penguasaan tokoh-tokoh adat, agama, serta hal lain yang berhubungan dengan kebutuhan organisasi desa. Dengan memiliki sebuah keyakinan dan peraturan, mobilitas desa tersebut cenderung dimiliki dengan kesepakatan bersama.
5
Manusia modern memiliki rencana jangka panjang. Mereka selalu merencanakan sesuatu jauh di depan dan mengetahui apa yang akan mereka capai dalam waktu lima tahun ke depan, misalnya.

Dalam kehidupan, individu bahkan keluarga memiliki pandangan jangka panjang. Sehingga keluarga bisa menyimpan uang atau berinvestasi untuk masa depan anak-anaknya sendiri. Sehingga pendidikan, kesehatan, masa depan cerah bisa diprediksi dengan cara memberikan tabungan dan  memiliki semangat untuk berubah di masa depan.
6
Manusia modern aktif terlibat dalam percaturan politik. Mereka bergabung dengan berbagai organisasi kekeluargaan dan berpartisipasi aktif dalam urusan masyarakat lokal.

*      Dalam dunia percaturan politik, masyarakat sudah memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam politik. Misalnya dalam pemilihan presiden aktif dengan cara mencoblos.
*      Bisa berpartisipasi dalam dunia politik. Seorang mahasiswa sebagai salah satu agen perubahan seharusnya bisa memberikan suara dan dukungan terhadap pemilihan calon bupati Humbang Hasundutan yang sebentar lagi akan dilaksanakan pemilu. Hak suara dan tanpa adanya intervensi dari siapapun merupakan individu yang bisa merasakan kebebasan dan terlibat dalam perpolitikan.
7.
Bebas dari kekuasaan tradisional, antidogmatis dalam berpikir.[5]
Masyarakat yang cenderung memiliki pola pikir dan tindakan masih beriorentasi pada masa lalu akan sulit menghadapi kompetisi dalam jaman modernisasi. Contohnya adalah ketika sebuah daerah yang memiliki budaya dasar yang tergolong masih konservatif dan pergerakan sosial yang masih stagnan. Sehingga, sangat masih sangat berpikir untuk menerima perubahan.
8
Mempergunakan dan menghargai waktu
Individu yang bisa mempergunakan waktu sebaik mungkin akan berpengaruh di masa depannya. Pemuda yang hanya bermain-main, menghabiskan waktu tanpa tujuan merupakan manusia yang belum terkategorikan manusia modern. Dalam masa muda harus menggunakan waktu dan memiliki kemauaan untuk bisa bersaing dan melakukan pembaharuan buat dirinya sendiri dan secara khusus buat negara.
Secara umum, masyaakat desa cenderung memiliki orientasi dan juga membagi waktu, memenuhi kesibukan dalam mencapai tindakan sosail yang ada.
                                                                                             

2.5 Ciri-Ciri Desa Huta Galung     

Menurut Inkeles, literatur yang membahas modernisasi nampaknya memiliki kecenderungan untuk menonjolkan akibat negatif modernisasi, seperti misalnya disorganisasi sosial,[6] demoralisasi kepribadian,[7] penyimpangan kepribadian, dan aleniasi[8]. Secara khusus penekanan akibat negatif modernisasi nampak terlihat jelas pada teori fungsionalisme dari Parsons yang lebih memiliki cara perubahan sosial dengan lambat tetapi terus menerus, ketimbang perubahan sosial yang cepat dan mendadak.
            Adapun ciri-ciri desa secara umum adalah:[9]
1.     Konflik dan persaingan, menunjukkan bahwa sering juga masyarakat di desa walaupun hidup secara terus.
2.     Sistem tolong menolong, tambahan bantuan dalam pekerjaan pertanian tidak disewa tetapi yang diminya dalam sesama warga desa, ialah pertolongan pekerjaan. Aktivita ini konpensasinya adalah bukan bagian dari hasil pekerjaan, melainkan tenaga bantuan juga.
3.     Jiwa gotong-royong, dasar-dasar aktivitas gotong-royong sebagai suatu gejala sosial dalam masyarakat desa.
4.     Musyawarah, musyawarah adalah sutu gejala sosial yang ada dalam banyak masayarakat pedesaan umumnya dan khususnya di Indonesia. Artinya ialah, bahwa keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat tidak berdasarkan mayoritas, yang menganut suatu pendirian tertentu, melainkan seluruh rapat, seolah-olah sebagai suatu badan.

2.6 Teori Alex Inkeles (Karakteristik Manusia Modern) Dan Teori David McClelland (Need For Achievement)
            Teori Alex Inkeles merupakan sebuah hasil penelitian yang dilakukan dan menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan bahwa  untuk menjadi manusia atau masyarakat yang modernisme dikategorikan sudah bisa melengkapi karakteristik yang dibuat. Merupakan hasil penelitian dan melakukan penelitian langsung ke lapangan. Manusia modern yang disebut Inkeles sudah dijelaskan di atas. Sedangkan David McClelland menjadi pokok pikirannya adalah need for achievement bahwa individu harus memiliki kekuatan untuk berprestasi. Bukan hanya melakukan kegiatan setiap hari dengan sikap monoton. Situasi yang luang bisa dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan, melaksanakan tugas yang sudah diberikan sebaik mungkin. Teori ini menekankan adanya kesadaran dalam diri individu untuk melaksanakan kegiatan dan mengisi waktu dengan sebaik mungkin.
            Modernisasi menurut kedua tokoh ini merupakan kemampuan yang semakin besar untuk untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada sekarang ini, luasnya bidang perhatian dan berkembangnya potensi empati terhadap situasi dan terhadap orang lain., berkembangnya apresiasi kemajuan diri, mobilitas dan meningkatkan penekanan perhatian pada masa kini sebagai dimensi waktu yang bermakna dari kehidupan manusia. Sehingga menurut kedua tokoh yang  menyumbangkan pemikirannya untuk modernisasi bahwasanya manusia modern senantiasa memiliki orientasi untuk berubah ke arah yang progresif.
            Dengan melengkapi mekanisme modernisasi[10] dan membuat praktisasi terhadap teori modernisasi bisa mengeluarkan masyarakat dan individu dari sebutan masyarakat tradisonal. Walaupun memang memiliki kekuatan dan waktu yang cukup lama untuk merealisasikan dalam kehidupan nyatanya. Sehingga untuk ke depan individu dan masyarakat bisa terinspirasi dan belajar melakukannya.
            Dalam masyarakat yang ada di Huta Galung dalam mengecap perubahan sosial dan juga mengikuti arah yang sudah terjado, memiliki taraf hidup yang lebih tinggi, kemakmuran, serta adanya persaingan yang lebih rill dalam masyarakat. Modernisasi yang sudah selayaknya bisa disentuh dan melekat pada setiap individu yang ada dalam masayarakat.












BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Menurut Inkeles, literatur yang membahas modernisasi nampaknya memiliki kecenderungan untuk menonjolkan akibat negatif modernisasi, seperti misalnya disorganisasi sosial, demoralisasi kepribadian, penyimpangan kepribadian, dan aleniasi. Secara khusus penekanan akibat negatif modernisasi nampak terlihat jelas pada teori fungsionalisme dari Parsons yang lebih memiliki cara perubahan sosial dengan lambat tetapi terus menerus, ketimbang perubahan sosial yang cepat dan mendadak. Sehingga dalam masyarakat di Huta Galung masih membutuhkan persiapan yangg lebih matang untuk menghadapi dan juga meyakinkan diri terhadap aspek yang sudah dibangun selama ini.
            Masyarakat Huta Galung secara umum bisa merasakan perubahan sosial yang lebih signifikan. Memiliki pengaruh yang kuat dalam pergaulan hidup, orientasi pada beberapa karakteristik masyarakat yang sudah modern. Melalui pendekatan terhadap teori Inkeles dan keadaan masyarakat yang sesungguhnya. Pada intinya masyarakat sudah mengalami sebuah perubahan yang begitu banyak melainkan hal itu masih mengalami penyempurnaan. Kemajuan di berbagai bidang, mengindikasikan masyarakat telah bisa merasakan apa itu perubahan dan kemajuan yang lebih baik.
3.2 Saran
Adapun saran yang layak dan pantas untuk menanggapi serta memberikan pandangan yang lebih objektif adalah walaupun dengan waktu yang lama perubahan sosial akan senantiasa. Bantuan terhadap intansi, pemerintah, dan juga masyarakat yang lebih peka dan memahami apa itu modernisasi. Jadi, dengan kemampuan yang lebih luas dan mengedepankan perubaha yang lebih maju. Pada dasarnya perubahan akan berdampak besar terhadap masyarakat, kesiapan dari berbagai bidang serta psikologi masyarakat Huta Galung sangat dibutuhkan untuk melanjutnya perubahan yang lebih kompleks lagi.





DAFTAR PUSTAKA


Raharjo.2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Gadjah Mada University. Yogyakarta .
Sajogyo & Pudjiwati.1992. Sosiologi Pedesaan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Elly M. Setiadi & Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fatkta dan Gejala Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi dan Pemecahannya.  Cetakan Kedua. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Koentjaraninggrat. 2002. Pengantar Antropologi. Cetakan kedelapan. Rineka Cipta. Jakarta.
Suwarno. 2003. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Cetakan Kelima.Jakarta. Penerbit Pustaka LP3ES.
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,Posmodern, Poskolonial. Edisi Revisi. Jakarta. PT. RajsGrafindo.
Tunner, Bryan. Kamus Sosiologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori A[plikasi dan Pemecahannya . Jakarta. Kencana Prenada Media Group

Sumber Lain:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Desa (diakses pada tanggal 14 Mei  2015)


[1] Sztompka, Piort. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Edisi Pertama. Jakarta. Prenada Media Group. Hal. 85-86
[2] Negara Dunia Ketiga merupak sebutan setalah terjadinya perang dingin, biasanya digunakan untuk negara miskin, non-industri. Namun sekarang nama itu sering diubah dengan sebutan negara yang sedang berkembang. (Simber. Wikipedia Bahasa Indonesia, diakses tanggal 6 April 2015)
[3] Suwarsono, Alvin. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta. Hal. 31
[4] Perpindahan individu dari status sosial yang lain. Mobilitas ini dapat berupa mobilitas sosial horizontal dan mobilitas sosial vertikal.
[5]  Sztompka, Piort. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta. Prenada Kencana Group. 2011. Hal. 154
[6] Disorganisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang funsional. Jadi, disorganisasi adalah berhubungan dengan disfungsionalnya salah satu bagian-bagian unsur sehingga sangat berpengaruh terhadap masyarakat.
Setiadi, Elly, dkk. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permaslahan Sosila: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2011. Hal. 666

[7] Masyarakat ataupun individu yang mengalami demoralisasi adalah ketika moralitas tidak bisa lagi diterima dan banyak melakukan penyimpangan dalam kehidupan.
[8] Aleniasi adalah keterasingan individu dari  diri mereka sendiri dan orang lain. Menurut Karl Marx esensi manusia diwujudkan dalam kerja, aktivitas kreatifitas. Pekerja diasingkan dari karyanya, buruh terasing dari kendali produksi, manusia terasing dari manusiawinya.
Tunner, Bryan. Kamus Sosiologi. Jakarta. Pustaka Pelajar. Hal. 19.
[9] Sajogyo & Pudjiwati. Sosiologi Pedesaan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 1992. Hal. 30-38.

[10] Mekanisme modernisasi merupakan pendorong ke arah modernisasi yang ditemui dalam masyarakat terbelakang, misalnya adalah teknologi, kultur, ekonomi. Kesadaran akan melengkapi mekanisme secara spontan memiliki taraf hidup yang lebih tinggi, kemakmuran, memiliki jiwa persaingan dan semangat perubahan. Mekanisme modernisasi yang mempunyai kesamaan mendasar.

Tags :

bonarsitumorang