ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK MODERNISASI YANG SUDAH MELEKAT DI DESA HUTA GALUNG KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
BAB
II
ISI
2.1 Perubahan Sosial Yang Kompleks
Terjadi di Masyarakat Desa Huta Galung
Perubahan sosial dapat dibayangkan
sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih
tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu
yang berlainan. Konsep dasar mengenai perubahan sosial yang kompleks menyangkut
tiga hal, yaitu:
- Studi mengenai perbedaan
- Studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda.
- Objek yang menjadi fokus studi komparasi haruslah objek yang sama.
Perubahan
sosial merupakan suatu kondisi yang tidak berdiri sendiri, di dalamnya ada
banyak faktor yang terlibat. Event atau peristiwa merupakan suatu
kejadian dalam masyarakat yang mampu menyebabkan terjadinya perubahan sosial.
Peristiwa tersebut dapat berupa peristiwa yang kecil maupun besar. Perubahan
sosial selalu menimbulkan berbagai dampak. Dengan demikian perubahan yang
kompleks di daerah dipengaruhi oleh beberapa hal.
Aspek-aspek
perubahan sosial yang bisa dilihat dari segi modernitas dan merupakan sebuah
gerakan dan tujuan yang ada dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri-ciri
modernitas adalah:[1]
- Individualisme. John Naisbit dan Patricia Aburdence membicarakan “kemenangan individual” sebagai ciri utama era modern. Yang merupakan pemegang peran sentral dalam masyarakat adalah individu, bukan komunitas, kelompok atau bangsa.
- Diferensiasi. Ini sangat penting di bidang pekerjaan. Dengan muncul sejumlah besar spesialisasi, penyempitan defenisi pekerjaan dan profesi akan memerlukan keragaman ketermapilan, kecakapan dan latihan. Diferensiasipun terjadi di bidang komsumsi, munculnya berbagai pilihan peluang hidup yang dihadapi setiap konsumen yang potensial.
- Rasionalitas. Artinya perhitungan. Berfungsinya institusi dan organisasi tidak tergantung pada perseorangan. Manjemen efisien atau rasional dianggap sebagai ciri utama modernitas.
- Ekonomisme. Seluruh aspek kehidupan sosial didominasi oleh aktivitas ekonomi, tujuan ekonomi, kriteria ekonomi, dan prestasi ekonomi. Masyarakat modern terutama memusatkan perhatian pada produksi, distribusi dan komsumsi barang dan jasa.
- Perkembangan. Modernitas cenderung memperluas jangkauannya terutama ruangnya dan inilah yang dimaksud proses globalisasi. Ruang dan aspek kehidupan yang dijangkau modernitas ini lebih hebat daripada kebanyakan ciri perubahan yang terjadi dalam periode sebelum modernisasi.
2.2 Realita Di Desa Huta Galung
Dengan membandingkan realita yang
ada di Desa Huta
Galung Kecamatan Parlilitan Kabupatan Humbang Hasundutan terhadap aspek dan ciri
modernisasi. Dengan memakai beberapa konsep yang sudah ada bahwasanya semua
pengamatan dan juga realita yang ada di lapangan dibandingkan dengan beberapa
teori yang ada.
|
2.3
Modernisasi yang Sudah Melekat di Masyarakat Huta Galung
Teori modernisasi ini membuat
beberapa kaum ilmuwan memiliki keinginan untuk mendalami modernisasi. Dalam
tulisan ini akan disampaikan beberapa hal yang menjadi pokok pikiran Alex
Inkeles dan McClelland. Modernisasi menurut kedua tokoh ini akan menjadi modal
dasar dalam mengembangkan teori modernisasi yang ada dibuat dalam tulisan ini.
2.4
Karakteristik Modernisasi (Alex
Inkeles)
Penelitian
lain dari teori modernisasi klasik yang juga amat populer dapat dijumpai pada
proyek penelitian yang dikerjakan oleh Inkeles dan kemudian melahirkan berbagai
buku dan artikel tentang ide “manusia modern”. Untuk keperluan ini, Inkeles
memusatkan perhatian pada usaha untuk mencari jawab dari dua pertanyaan pokok
yang telah ia rumuskan, yaitu:
1)
Apa
akibat yang ditimbulkan oleh modernisasi terhadap sikap, nilai dan pandangan
hidup seseorang?
2)
Apakah
negara Dunia Ketiga[2]
akan memiliki sikap hidup yang lebih modern dibanding masa sebelumnya, jika
negara Dunia Ketiga berinteraksi dengan negara Barat yang telah memiliki sikap
dan pandangan hidup modern terlebih dahulu?
3) Pertanyaan berikutnya yang diajukan
Inkeles, yang berkaitan dengan pengukuran, apakah ada akibat ketegangan Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini, Inkeles, seperti juga McClelland
melakukan penelitiannya diberbagai negara, yakni di Argentina, Chili, India,
Nigeria, Pakistan. Negara-negara ini dipilih, karena terkategorikan pada skala
modernisasi yang berbeda, sejak dari negara bukan industri, dan sejak dari
negara otoriter ke negara demokrasi.
Dari sebuah
rangkaian penelitiannya itu, Inkeles menemukan kenyataan tentang adanya pola
yang stabil dari apa yang disebut manusia modern pada berbagai negara tersebut.
Dengan kata lain, kriteria yang digunakan untuk menentukan bahasana modernitas
manusia di satun negara tertentu juga digunakan dapat berlaku untuk menentukan
manusia modern di negara lain. Untuk ini Inkeles membuat skala dari nol sampai
seratus untuk mengukur pola stabil dari pribadi manusia moderrn.
Menurut Inkeles,
manusia modern memiliki berbagai karakteristik pokok berikut ini:
NO
|
KARAKTERISTIK MENURUT
ALEX INKELES[3]
|
CONTOH DAN REALITA
MASYARAKAT HUTA GALUNG
|
1
|
Manusia
modern selalu berkeinginan mencari sesuatu yang baru.
|
![]() ![]() |
2
|
Manusia
modern akan memiliki sikap untuk semakin independen terhadap berbagai bentuk
otoritas tradisional, seperti orang tua, kepala suku (etnis) dan raja.
|
Dalam kehidupan
bermasyarakat misalnya, bisa berkeinginan dan bertekad dalam mencapai cita-cita.
Memiliki kemandirian, tidak harus selalu bergantung pada pemerintah, berusaha
untuk meraih kebutuhan dari pertanian. Masyarakat juga memiliki orientas agar
memiliki ekonomi yang lebih tinggi.
|
3
|
Manusia
modern percaya terhadap ilmu pengetahuan, serta percaya terhadap kemampuan
untuk menundukkan alam semesta.
|
![]() ![]() |
4
|
Manusia
modern memiliki orientasi mobilitas[4]
dan ambisi hidup yang tinggi. Mereka berkehendak untuk meniti tangga jenjang
pekerjaannya.
|
Dalam pekerjaan
individu harus mempunyai kemauan dan ambisi yang rasional terhadap perkembangan
dirinya. Sehingga dalam dunia pekerjaan misalnya, harus mempunyai keinginan
untuk mencapai tingkatan pekerjaan yang lebih tinggi. Seorang dosen memiliki
jenjang dari S1, S2 bahkan S3. Dalam
masyarakat yang diamati di Huta Galung senantiasa memiliki mobilitas sosial
yang ada, yakni dalam penguasaan tokoh-tokoh adat, agama, serta hal lain yang
berhubungan dengan kebutuhan organisasi desa. Dengan memiliki sebuah
keyakinan dan peraturan, mobilitas desa tersebut cenderung dimiliki dengan
kesepakatan bersama.
|
5
|
Manusia
modern memiliki rencana jangka panjang. Mereka selalu merencanakan sesuatu
jauh di depan dan mengetahui apa yang akan mereka capai dalam waktu lima
tahun ke depan, misalnya.
|
Dalam kehidupan,
individu bahkan keluarga memiliki pandangan jangka panjang. Sehingga keluarga
bisa menyimpan uang atau berinvestasi untuk masa depan anak-anaknya sendiri.
Sehingga pendidikan, kesehatan, masa depan cerah bisa diprediksi dengan cara
memberikan tabungan dan memiliki
semangat untuk berubah di masa depan.
|
6
|
Manusia
modern aktif terlibat dalam percaturan politik. Mereka bergabung dengan
berbagai organisasi kekeluargaan dan berpartisipasi aktif dalam urusan
masyarakat lokal.
|
![]() ![]() |
7.
|
Bebas
dari kekuasaan tradisional, antidogmatis dalam berpikir.[5]
|
Masyarakat yang
cenderung memiliki pola pikir dan tindakan masih beriorentasi pada masa lalu
akan sulit menghadapi kompetisi dalam jaman modernisasi. Contohnya adalah
ketika sebuah daerah yang memiliki budaya dasar yang tergolong masih
konservatif dan pergerakan sosial yang masih stagnan. Sehingga, sangat masih
sangat berpikir untuk menerima perubahan.
|
8
|
Mempergunakan
dan menghargai waktu
|
Individu yang bisa
mempergunakan waktu sebaik mungkin akan berpengaruh di masa depannya. Pemuda
yang hanya bermain-main, menghabiskan waktu tanpa tujuan merupakan manusia
yang belum terkategorikan manusia modern. Dalam masa muda harus menggunakan
waktu dan memiliki kemauaan untuk bisa bersaing dan melakukan pembaharuan
buat dirinya sendiri dan secara khusus buat negara.
Secara umum, masyaakat
desa cenderung memiliki orientasi dan juga membagi waktu, memenuhi kesibukan
dalam mencapai tindakan sosail yang ada.
|
2.5 Ciri-Ciri Desa Huta Galung
Menurut
Inkeles, literatur yang membahas modernisasi nampaknya memiliki kecenderungan
untuk menonjolkan akibat negatif modernisasi, seperti misalnya disorganisasi
sosial,[6]
demoralisasi kepribadian,[7]
penyimpangan kepribadian, dan aleniasi[8].
Secara khusus penekanan akibat negatif modernisasi nampak terlihat jelas pada
teori fungsionalisme dari Parsons yang lebih memiliki cara perubahan sosial
dengan lambat tetapi terus menerus, ketimbang perubahan sosial yang cepat dan
mendadak.
Adapun ciri-ciri desa secara umum
adalah:[9]
1.
Konflik dan persaingan, menunjukkan bahwa sering juga
masyarakat di desa walaupun hidup secara terus.
2.
Sistem tolong menolong, tambahan bantuan dalam pekerjaan
pertanian tidak disewa tetapi yang diminya dalam sesama warga desa, ialah
pertolongan pekerjaan. Aktivita ini konpensasinya adalah bukan bagian dari
hasil pekerjaan, melainkan tenaga bantuan juga.
3.
Jiwa gotong-royong, dasar-dasar aktivitas gotong-royong
sebagai suatu gejala sosial dalam masyarakat desa.
4.
Musyawarah, musyawarah adalah sutu gejala
sosial yang ada dalam banyak masayarakat pedesaan umumnya dan khususnya di
Indonesia. Artinya ialah, bahwa keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat
tidak berdasarkan mayoritas, yang menganut suatu pendirian tertentu, melainkan
seluruh rapat, seolah-olah sebagai suatu badan.
2.6 Teori Alex Inkeles (Karakteristik
Manusia Modern) Dan Teori David McClelland (Need
For Achievement)
Teori Alex Inkeles merupakan sebuah
hasil penelitian yang dilakukan dan menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan
bahwa untuk menjadi manusia atau
masyarakat yang modernisme dikategorikan sudah bisa melengkapi karakteristik
yang dibuat. Merupakan hasil penelitian dan melakukan penelitian langsung ke
lapangan. Manusia modern yang disebut Inkeles sudah dijelaskan di atas.
Sedangkan David McClelland menjadi pokok pikirannya adalah need for achievement bahwa individu harus memiliki kekuatan untuk
berprestasi. Bukan hanya melakukan kegiatan setiap hari dengan sikap monoton.
Situasi yang luang bisa dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan, melaksanakan
tugas yang sudah diberikan sebaik mungkin. Teori ini menekankan adanya
kesadaran dalam diri individu untuk melaksanakan kegiatan dan mengisi waktu
dengan sebaik mungkin.
Modernisasi menurut kedua tokoh ini
merupakan kemampuan yang semakin besar untuk untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang ada sekarang ini, luasnya bidang perhatian dan berkembangnya
potensi empati terhadap situasi dan terhadap orang lain., berkembangnya
apresiasi kemajuan diri, mobilitas dan meningkatkan penekanan perhatian pada
masa kini sebagai dimensi waktu yang bermakna dari kehidupan manusia. Sehingga
menurut kedua tokoh yang menyumbangkan
pemikirannya untuk modernisasi bahwasanya manusia modern senantiasa memiliki
orientasi untuk berubah ke arah yang progresif.
Dengan melengkapi mekanisme
modernisasi[10] dan
membuat praktisasi terhadap teori modernisasi bisa mengeluarkan masyarakat dan
individu dari sebutan masyarakat tradisonal. Walaupun memang memiliki kekuatan
dan waktu yang cukup lama untuk merealisasikan dalam kehidupan nyatanya.
Sehingga untuk ke depan individu dan masyarakat bisa terinspirasi dan belajar
melakukannya.
Dalam masyarakat yang ada di Huta
Galung dalam mengecap perubahan sosial dan juga mengikuti arah yang sudah
terjado, memiliki taraf hidup yang lebih tinggi, kemakmuran, serta adanya
persaingan yang lebih rill dalam masyarakat. Modernisasi yang sudah selayaknya
bisa disentuh dan melekat pada setiap individu yang ada dalam masayarakat.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Menurut
Inkeles, literatur yang membahas modernisasi nampaknya memiliki kecenderungan
untuk menonjolkan akibat negatif modernisasi, seperti misalnya disorganisasi
sosial, demoralisasi kepribadian, penyimpangan kepribadian, dan aleniasi.
Secara khusus penekanan akibat negatif modernisasi nampak terlihat jelas pada
teori fungsionalisme dari Parsons yang lebih memiliki cara perubahan sosial
dengan lambat tetapi terus menerus, ketimbang perubahan sosial yang cepat dan
mendadak. Sehingga dalam masyarakat di Huta Galung masih membutuhkan persiapan
yangg lebih matang untuk menghadapi dan juga meyakinkan diri terhadap aspek
yang sudah dibangun selama ini.
Masyarakat
Huta Galung secara umum bisa merasakan perubahan sosial yang lebih signifikan.
Memiliki pengaruh yang kuat dalam pergaulan hidup, orientasi pada beberapa
karakteristik masyarakat yang sudah modern. Melalui pendekatan terhadap teori
Inkeles dan keadaan masyarakat yang sesungguhnya. Pada intinya masyarakat sudah
mengalami sebuah perubahan yang begitu banyak melainkan hal itu masih mengalami
penyempurnaan. Kemajuan di berbagai bidang, mengindikasikan masyarakat telah
bisa merasakan apa itu perubahan dan kemajuan yang lebih baik.
3.2 Saran
Adapun
saran yang layak dan pantas untuk menanggapi serta memberikan pandangan yang
lebih objektif adalah walaupun dengan waktu yang lama perubahan sosial akan
senantiasa. Bantuan terhadap intansi, pemerintah, dan juga masyarakat yang
lebih peka dan memahami apa itu modernisasi. Jadi, dengan kemampuan yang lebih
luas dan mengedepankan perubaha yang lebih maju. Pada dasarnya perubahan akan
berdampak besar terhadap masyarakat, kesiapan dari berbagai bidang serta
psikologi masyarakat Huta Galung sangat dibutuhkan untuk melanjutnya perubahan
yang lebih kompleks lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Raharjo.2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Gadjah Mada University.
Yogyakarta .
Sajogyo & Pudjiwati.1992. Sosiologi Pedesaan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Elly
M. Setiadi & Kolip. 2011. Pengantar
Sosiologi: Pemahaman Fatkta dan Gejala Permasalahan Sosial; Teori, Aplikasi dan
Pemecahannya. Cetakan Kedua. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
Koentjaraninggrat.
2002. Pengantar Antropologi. Cetakan
kedelapan. Rineka Cipta. Jakarta.
Suwarno.
2003. Perubahan Sosial dan Pembangunan.
Cetakan Kelima.Jakarta. Penerbit Pustaka LP3ES.
Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,Posmodern,
Poskolonial. Edisi Revisi. Jakarta.
PT. RajsGrafindo.
Tunner, Bryan. Kamus Sosiologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kolip,
Usman. 2011. Pengantar Sosiologi
Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori A[plikasi dan Pemecahannya
. Jakarta. Kencana Prenada Media Group
Sumber Lain:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Desa (diakses pada tanggal 14 Mei 2015)
http://www.kamusbesar.com/49943/desa-swadaya-swakarya-swasembada (diakses pada tanggal 14 Mei 2015
http://kopite-geografi.blogspot.com/2012/12/klasifikasi-desa-dan-perkembangannya.html?=1 (diakses pada tanggal 15 Mei 2015)
[1]
Sztompka, Piort. 2011. Sosiologi
Perubahan Sosial. Edisi Pertama. Jakarta. Prenada Media Group. Hal. 85-86
[2]
Negara Dunia Ketiga merupak sebutan setalah terjadinya perang dingin, biasanya
digunakan untuk negara miskin, non-industri. Namun sekarang nama itu sering
diubah dengan sebutan negara yang sedang berkembang. (Simber. Wikipedia Bahasa
Indonesia, diakses tanggal 6 April 2015)
[3]
Suwarsono, Alvin. Perubahan Sosial dan
Pembangunan. Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta. Hal. 31
[4] Perpindahan individu dari
status sosial yang lain. Mobilitas ini dapat berupa mobilitas sosial horizontal
dan mobilitas sosial vertikal.
[5] Sztompka, Piort. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta. Prenada Kencana Group. 2011.
Hal. 154
[6] Disorganisasi merupakan
artikulasi dari bagian-bagian yang funsional. Jadi, disorganisasi adalah
berhubungan dengan disfungsionalnya salah satu bagian-bagian unsur sehingga
sangat berpengaruh terhadap masyarakat.
Setiadi, Elly, dkk. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permaslahan Sosila: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group. 2011. Hal. 666
[7] Masyarakat ataupun individu yang mengalami
demoralisasi adalah ketika moralitas tidak bisa lagi diterima dan banyak
melakukan penyimpangan dalam kehidupan.
[8] Aleniasi
adalah keterasingan individu dari diri
mereka sendiri dan orang lain. Menurut Karl Marx esensi manusia diwujudkan
dalam kerja, aktivitas kreatifitas. Pekerja diasingkan dari karyanya, buruh
terasing dari kendali produksi, manusia terasing dari manusiawinya.
Tunner, Bryan. Kamus
Sosiologi. Jakarta. Pustaka Pelajar. Hal. 19.
[9] Sajogyo & Pudjiwati. Sosiologi Pedesaan. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta. 1992. Hal. 30-38.
[10] Mekanisme modernisasi
merupakan pendorong ke arah modernisasi yang ditemui dalam masyarakat
terbelakang, misalnya adalah teknologi, kultur, ekonomi. Kesadaran akan
melengkapi mekanisme secara spontan memiliki taraf hidup yang lebih tinggi,
kemakmuran, memiliki jiwa persaingan dan semangat perubahan. Mekanisme
modernisasi yang mempunyai kesamaan mendasar.
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009