CARA BARU PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN DENGAN PEMAHAMAN ESENSI TEKNOLOGI
CARA BARU PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN
DENGAN PEMAHAMAN ESENSI TEKNOLOGI
DIKERJAKAN OLEH :
BONAR SITUMORANG (Ketua) 130901054
DEPARTEMEN
SOSIOLOGI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkah, rahmat dan kuasa-Nya, penulis telah bisa menyelesaikan karya ini
dengan kerja keras dan sungguh menguras nalar dan akal budi. Adapun lomba karya
tulis ilmiah ini yang diadakan UKMI Al-Khuwarizmi Fasilkom TI-USU, penulis
sendiri mengambil tema Teknologi Sebagai Solusi Permasalahan Lingkungan dalam
Bidang Sosial-Budaya sebagai acuan dalam menyelesaikan karya ini.
Kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian karya dengan penuh tanggung jawab
dan akan mempertanggunjawabkan tulisan ini saat presentasi, jika kami lolos
dalam seleseksi selanjutnya. Kami telah melakukan diskusi yang mendalam
(in-depth) atas teori-teori (dengan disuguhkan contoh dan ilustrasi) dan
mengapliktifkan tulisan ini, secara khusus bidang sosial-budaya.
Untuk sebagian besar karya ini
tumbuh dari pengalaman mengamati lingkungan di sekitar dan pemahaman tentang
teknologi. Soren Kierkegard
mengatakan “ People almost never use the freedom they have, for example, freedom of
thought, by way conpensation the demand freedom of expression instead”.
Hanya dengan melalui tulisan, kami bisa menyampaikan kemerdekaan berpikir yang
dianugerahi Tuhan kapada kami.
Tak
ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak berduri. Tulisan ini masih
memiliki kekurangan. Niscaya, saran-saran perbaikan senantiasa diterima.
Mudah-mudahan
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis tentunya. Amin.
Medan, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Abstrak
Aktivitas manusia yang sangat
kompleks dan eksplorasi sumberdaya alam secara terus menerus telah menyebabkan
kerusakan lingkungan. Menyadari akan pentingnya kebutuhan hidup, diperlukan
suatu jalan keluar guna memadukan aspek ekologis, ekonomis dan sosial budaya
supaya dapat berjalan seimbang. Eksplorasi
sumberdaya alam untuk kegiatan pembangunan. Pelaksanaan pembangunan dalam
berbagai aspek kehidupan telah mampu menaikkan taraf hidup masyarakat. Akan tetapi,
kegiatan pembangunan tersebut bisa membawa dampak yang merugikan bagi
kelestarian lingkungan yakni terjadinya degradasi lingkungan. Solusi yang
paling dibutuhkan adalah pemanfaatan teknologi yang selayaknya bisa memberikan pengaruh
besar terhadap penjagaan lingkungan.
Kata Kunci : lingkungan hidup, teknologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.3. Manfaat Penulisan
1.3.1. Manfaat teoritis
1.3.2. Manfaat praktis
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
2.1. Lingkungan
Lingkungan mempunyai arti amat penting bagi manusia. Dengan
lingkungan fisik manusia dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan
materilnya, dengan lingkungan biologi manusia dapat memenuhi kebutuhan
jasmaninya, dan dengan lingkungan sosialnya manusia dapat memenuhi kebutuhan
spiritualnya. Bagi manusia, lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya
manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya, lingkungan tempat
beradanya manusia menentukan seperti apa bentukan manusia yang ada di dalamnya.
Jika dikaitkan dengan harapan atas
terciptanya manusia, semakin baik lingkungan tempat beradanya manusia, maka
semakin besar kemungkinan manusia yang ada di dalamnya untuk berperilaku baik,
kondisi serupa dapat terjadi pada ilustrasi sebaliknya. Lingkungan memiliki arti yang
sangat penting atas eksistensi manusia sebagai makhluk yang memiliki multi
potensi.
Kerusakan
lingkungan yang ada dan sering kita dengar di telinga disebut juga dengan
degradasi lingkunga. Kerusakan lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh kegiatan manusia mendorong terjadinya tanah longsor, banjir,
pencemaran lingkungan, serta kecelakaan industri dan kimia. Fenomena ini
mengakibatkan banyak kerugian seperti kerusakan fisik, korban jiwa, timbulnya
penyakit, perubahan iklim, dan kelaparan. Dalam menilik permasalahan lingkungan
ini, perlu dibuat sebuah perubahan demi tercapainya lingkungan yang lebih baik
ke de pannya.
Kewajiban manusia
sebagai subjek moral terhadap alam. Kewajiban untuk tidak melakukan sesuatu
yang merugikan alam dengan segala lainnya. Lingkungan bersifat kolektif yang
terdiri dari manusia, binatang, dan tumbuhan yang juga mencakup aspek fisik
seperti air, tanah, bebatuan dan lainnya. Semua itu bukan hak pribadi, dipergunakan
bukan hanya untuk kesenangan pribadi. Lingkungan sebagai tempat tinggal bersama
dihargai sebagai entitas yang memiliki nilai instrinsik.
Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Daya dukung
lingungan hidup adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan
manusia, mahkluk hidup lain, dan keseimbangan antara keduanya.
2.2. Tanggung jawab
Kita Terhadap Lingkungan
Lingkungan yang kita pahami bukan hanya penjelasan di atas. Faktanya adalah
ada dua jenis lingkungan kehidupan yang harus kita ketahui yaitu, lebih
intuitif, yakni lingkungan alam dan kurang intuitif adalah kesadaran. Karena
manusia adalah makhluk berkebutuhan jasmani, hidup dalam ruang dan waktu,
memanfaatkan sumber daya alam dan sebagainya, maka alam adalah tempat kehidupan
sosial yang berlangsung. Orang tak dapat hidup di luar alam. Sebagai manusia,
kita sudah memiliki pikiran, sombol-simbol, merumuskan keyakinan, dan
sebagainya.
Tanggung
jawab sebagai penghuni alam dan memiliki lingkungan ide tersendiri. Manusia
harus sadar dan memahami bahwa lingkungan harus dijaga dan dipergunakan
secukupnya saja.
2.3. Teknologi dalam Perkembangan Manusia
Secara harafiah,
teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “technologia” yang berarti pembahasan sistematik mengenai seluruh
seni dan kerajinan. Istilah tersebut memiliki akar kata “techne” dan “logos” yang
berarti perkataan atau pembicaraan, sedangkan kata “techne” dalam bahasa Yunani Kuno berarti seni. Teknologi dapat pula
dimaknai sebagai “pengetahuan mengenai bagaimana membuat sesuatu (know-how
making things) atau “bagaimana melakukan sesuatu” (know-how of doing thing).
Berangakat dari pengertian ini, teknologi buka hanya benda nyata, bukan hanya
elektronik yang menjadi alat melakukan sesuatu. Namun, teknologi adalah berbuat
sesuatu. Ilmu sosial sebagai pemerhati lingkungan, layak dan sepantasnya
memberikan pandangan yang serius terhadap lingkungan dan memulainya dari
sekarang.
2.4. Kenyataan: Logos
Menjadi Teknologos
Teknologi sejak
dari filsafat Yunani klasik, kebudayaan dan peradaban barat dituntun oleh
nalar-akal budi yang mencari jawaban dari berbagai persoalan yang mengitari
hidup manusia. Seluruh pencarian dan permenungan filosofis klasik bergulat
dengan persoalan mengenai prinsip, penyebab, dan alasan dari segala yang ada.
Nalar ingin menemukan sesuatu yang kokoh, tetap, dan absolut di balik semua
benda yang selalu berubah.
Dalam masa
teknologis, ada benang merah yang mengaitkan dominasi perangkat teknis atas
alam raya dan nasib manusia. Alam yang diolah menjadi produk yang akan
menguasai, mengontrol, dan menjadi ukuran menilai kegagalan maupun kesuksesan,
peran, dan fungsi, martabat dan jati diri individu dalam hidup bersama. Penemuan
sebab, prinsip, dan hukum yang mendasari dan mengatur fenomena tidak hanya berhenti
sebagai informasi atau materi studi sekolah dan universitas dan bukan pula
sekedar pengetahuan yang membeku dalam rumusan teori, buku, dan perpustakaan. Beraneka
macam penemuan tentang sebab dan hukum alam terus dipelajari, dikembangkan,
diuji coba di laboratorium. Menggerakkan dan mengatur benda alam dipindahkan
dan diwujudkan menjadi sebab, prinsip, dan hukum mesin. Era baru telah dimulai
dan logos menjadi teknologos.
Era teknologi
merupkan satu keharusan sejarah dan mengungkapkan buah karya dari perkembangan
dan perwujudan daya nalar. Selain itu, teknologi merupakan akibat langsung dari
kewajiban manusia untuk bertahan hidup di tengah kerapuhan menyesuaikan diri
secara langsung dengan alam. Asal usul teknologi dengan bernas dan padat
“kebutuhan merupakan ibu dari segala penemuan”. Di mana pun dan sampai kapan
pun, manusia senantiasa memerlukan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah
dan mendukungnya, guna memenuhi semua kebutuhan hidupnya, menjinakkan keliaran
dan keganasan alam. Teknologi sudah terukir dalam pikiran manusia sebagai
makhluk yang berkebutuhan. Jadi pada hakikatnya perubahan dinamis dari skema
ontologos kepada skema logos kepasa skema logos ke technologos
2.5. Penggunaan Teknologi
Pemanfaatan teknologi secara gencar di segala bidang kehidupan
merupakan realitas harian. Dewasa ini, hampir tidak ada lagi daerah yang
terturup atau menutup diri dari pengaruh teknologi. Penduduk yang hidup di
belantara Amazon, di tengah rimba Kalimantan dan Papua maupun di padang gurun
Sahara dan di pedalaman Afrika ditemani radio dan televisi, telepon biasa dan
seluler, mobil dan aneka perangkat teknologi yang lain. Siang dan malam mereka
menikmati siaran radio dan televisi yang ada, berkomunikasi dengan telepon
seluler dan internet serta mengambil alih nilai yang ditawarkan oleh media
komunikasi tanpa banyak tanya. Pikiran teknologi berhasil menyebar luas di
seantero dunia.
Dampak langsung
yang timbul dari pikiran teknologi adalah pembentukan realitas teknologi dalam
masyarakat. Teknologi menjadi bagian integral dari hidup warga dan berperan
sebagai ukuran penilaian dalam menjalin hubungan, pergaulan, dan pekerjaan.
Kelengketan dengan teknologi menciptakan sikap tergantung, ketergantungan yang
dicuptakan secara sengaja. Ibarat seorang yang mulai mengkomsumsi narkoba,
makin lama semakin kecanduan, demikian pemakai dan penikmat teknologi. Tanpa
semua perangkat teknis, hidup individu seakan tanpa daya dan makna. Teknologi
menguasai manusia secara mutlak dan menyeluruh.
Persoalan yang
hakiki yang muncul adalah ketergantungan atau kecanduan terhadap teknologi itu
mengungkapkan apa? Realitas teknologis membawa serta prinsip, hukum, dan ukuran
nilai yang berciri teknis. Dari sekian prinsip, hukum, dan ukuran nilai
teknologi yang dipaksakan adalah otomatisasi dan mekanisasi.
Otomatisasi
merujuk pada kerja mesin yang bergerak sendiri tanpa campur tangan manusia
(otomatis). Otomatisasi merupakan penerapan prinsip kerja mesin yang
berlangsung mandiri ke dalam kesadaran manusia supaya menghasilkan
tindak-tanduk dan aktivitas yang spontan atau mengalir begitu saja.
Secara sederhana,
mekanisasi mengacu pada hukum gerak dari berbagai elemen yang menyusun benda
atau organisasi sebagai keseluruhan (mekanika) ruang dan waktu. Mekanisasi
merupakan pengalihan pola gerak yang menghubungkan bagian yang satu dengan
bagian yang lain dalam benda atau organisme secara seirama dan serentak ke
dalam pikiran individu yang menghasilkan rasa ketergantungan pada sistem
sebagai keseluruhan.
Teknologi yang
kita kenal selama ini esensinya adalah untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Tidak lebih dari itu, teknologi memberikan janji manis terhadap manusia diantaranya
menjanjikan perubahan, menjanjikan kemajuan, menjanjikan kemudahan,
produktivitas tinggi. Janji tersebut bisa membuat manusia berubah dan berupaya
dalam menjaga lingkungan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (dalam Pambudi, 2014), pendekatan
kualitatif adalah pendekatan
untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah
sosial atau kemanusiaan oleh sejumlah individu atau sekelompok orang. Menurut
Somantri (dalam Mustofa, 2013), penelitian kualitatif sangat memperhatikan proses, peristiwa,
dan otentisitas. Nilai peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas
dan melibatkan subyek dengan jumlah yang relatif sedikit. Peneliti kualitatif
biasanya terlibat dalam interaksi dengan realitas yang ditelitinya. Peneliti
kualitatif menjalin interaksi secara intens dengan obyek penelitiannya.
Peneliti memilih
pendekatan deskriptif karena penelitian yang memiliki tujuan untuk
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau
kelompok tertentu di dalam masyarakat. Peneliti berusaha menggali,
mengidentifikasi, menjelaskan, meringkas berbagai kondisi yang menyangkut
pemanfaatan modal sosial dalam pengembangan pariwisata di Kota Parapat dan
Kabupaten Samosir.
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Pangururan
dan Tomok Kabupaten Samosir dan Kota Parapat karena kedua daerah tersebut merupakan
daerah destinasi wisata di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 November 2015.
3.3.Unit Analisis dan Informan
Unit
analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian
keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2007). Unit analisis
dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian. Dalam pengertian yang lain, unit analisis diartikan sebagai sesuatu
yang berkaitan dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis ini
dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga.
Karena terkadang peneliti masih bingung membedakan antara objek penelitian, subjek
penelitian dan sumber data. Unit analisis suatu penelitian dapat berupa
individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan
pokus permasalahannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi unit analisis
penelitian adalah masyarakat Kota Parapat dan Kabupaten Samosir yang berprofesi
sebagai pelaku pariwisata (yang bekerja pada sektor pariwisata).
Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan penelitian sebagai pelaku maupun orang yang memahami
permasalahan penelitian (Bungin, 2007). Dalam pemilihan informan
peneliti menggunakan teknik accidental
sampling atau teknik sampel kebetulan untuk menentukan subjek penelitian.
Teknik accidental sampling digunakan
jika dalam pemilihan informan peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Adapun kriteria
yang menjadi informan dalam penelitian adalah:
1. Pelaku
wisata di Kota Parapat dan Kabupaten Samosir seperti pedagang, pemilik tempat
penginapan atau pemilik hotel/wisma, pemilik rumah makan/warung/cafe/restoran,
pengusaha souvenir, tokoh masyarakat, pihak dinas pariwisata.
2. Pengunjung
atau wisatawan yang dijumpai pada saat penelitian berlangsung.
Dalam
penelitian ini, peneliti tidak menentukan informan kunci karena dinamika dan
proses penelitian di lapangan tidak memungkinkan untuk hal tersebut. Namun
sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat daftar informan
berdasarkan karakteristik sosial seperti status dan peran dalam bidang
pariwisata di lokasi penelitian. Asumsi dasar penentuan informan ialah bahwa
informan tersebut dianggap mempunyai kapasitas dan pengetahuan yang cukup
memadai untuk menjawab pertanyaan permasalahan penelitian. Pelaku wisata
seperti pedagang souvenir, pemilik hotel, pemilik rumah makan, dan lain-lain
dipilih karena peneliti berasumsi bahwa informan tersebut dianggap dapat
menjawab permasalahan penelitian karena sehari-hari mereka berperan sebagai
pelaku wisata (pihak yang berkepentingan langsung dengan pariwisata). Adapun
tokoh masyarakat dipilih dengan tujuan untuk mengetahui apa saja modal sosial
yang terdapat dalam masyarakat. Sedangkan pengunjung atau wisatawan berfungsi
sebagai pembanding terhadap informasi yang diberikan oleh informan dalam hal
ini pelaku wisata.
3.4.Jenis Data
Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang didapat secara langsung dari sumber-sumber pertama baik
dari individu maupun dari kelompok. Dalam penelitian ini, data atau informasi
didapatkan langsung dari sumber primer (sumber utama) penelitian yakni stakeholder. Adapun data primer yang
dikumpulkan yakni terkait dengan pemanfaatan modal sosial dalam pengembangan
pariwisata di Kota Parapat dan Kabupaten Samosir. Sedangkan data sekunder ialah
data yang diperoleh dari sumber lain di luar subjek penelitian. Adapun data
sekunder yang dikumpulkan oleh peneliti ialah tentang gambaran lokasi
penelitian yang bersumber dari internet (website pemerintah Kabupaten Samosir).
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dimana daftar pertanyaan telah
dipersiapkan terlebih dahulu untuk mempermudah peneliti ketika sedang
mewawancarai informan. Pertanyaan
yang telah disusun tersebut berfungsi sebagai pedoman awal bagi peneliti untuk
mewawancarai informan. Pada saat proses wawancara berlangsung di lapangan
ternyata pertanyaan-pertanyaan tersebut berkembang dengan munculnya pertanyaan
baru sebagai tanggapan peneliti atas jawaban yang diberikan informan.
Pertanyaan tersebut berfungsi untuk menggali informasi yang lebih akurat
sehingga data yang didapatkan berkualitas.
Wawancara dilakukan pada informan yang dianggap
mempunyai kapasitas dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Adapun yang
menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bekerja pada
sektor pariwisata di Kota Parapat dan Kabupaten Samosir seperti pedagang,
pengelola hotel/penginapan, pengusaha, pemilik rumah makan/cafe, pegawai
pariwisata, dan tokoh masyarakat sedangkan informan tambahan yakni wisatawan
lokal maupun manca negara yang sedang berkunjung ke lokasi penelitian.
b. Observasi
Selain wawancara, peneliti juga menggunakan teknik
observasi untuk mendapatkan
data yang lebih akurat. Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian baik berupa benda maupun aktifitas. Dimensi yang diobservasi dalam
penelitian ini adalah interaksi antara pelaku wisata dengan wisatawan di lokasi
wisata.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokomen-dokumen baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun
dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Metode dokumentasi
digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan observasi yang dilakukan. Adapun
objek yang didokumentasikan ialah kegiatan pelaku wisata, peneliti, dan
wisatawan serta beberapa objek wisata yang ada di lokasi penelitian seperti
Patung Sigale-gale, makam kuno para Raja, pemandangan Danau Toba, dan
lain-lain.
Teknis
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif dengan beberapa tahapan seperti tergambar pada skema berikut :
![]() |
Langkah-langkah analisis data yang gambar
diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengumpulan
data
Data-data yang diperoleh di lapangan
dicatat atau direkam dalam bentuk naratif, yaitu uraian data yang diperoleh
dari lapangan apa adanya tanpa adanya komentar peneliti yang berbentuk catatan
kecil. Dari catatan deskriptif ini, kemudian dibuat catatan refleksi yaitu
catatan yang berisi komentar, pendapat atau penafsiran peneliti atas fenomena
yang ditemui di lapangan.
b. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan,
pemusatan perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data dilakukan terus menerus
selama penelitian dilaksanakan. Reduksi data merupakan wujud analisis yang
menajamkan, mengklarifikasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak berkaitan
dengan pokok persoalan. Selanjutnya dibuat ringkasan, pengkodean, penelusuran
tema-tema, membuat catatan kecil yang dirasakan penting pada kejadian seketika
yang dipandang penting berkaitan dengan pokok persoalan.
c. Penyajian
data
Pada tahapan ini disajikan data hasil
temuan di lapangan dalam bentuk teks deskriptif naratif.
d.
Penarikan
kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya
memaknai data yang disajikan dengan mencermati pola-pola keteraturan,
penjelasan, konfigurasi, dan hubungan sebab akibat. Dalam melakukan penarikan
kesimpulan dan verifikasi selalu dilakukan peninjauan terhadap penyajian data
dan catatan di lapangan melalui diskusi tim peneliti.
Tags : Jurnal Sosiologi