Penelitian Kuantitatif, Wajib Tahu Hipotesis!!!
HIPOTESIS
1.
Pengertian
Hipotesis
Secara
etimologis, hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu : hypo dan thesis.
Hypo
berarti kurang dan thesis adalah teori atau pendapat.
Jadi, Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara atas
suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji
secara empiris. Dalam sebuah penelitian, hipotesis merupakan pedoman atau
petunjuk (guide) karena data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan
dengan variabel-variabel yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut. Dengan
hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujian data, dengan kata lain
hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik
sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data.
Dalam
mendesain dan mengkonstruksikan hipotesis, peneliti membutuhkan sumber-sumber
inspirasi yang dapat membantu dan memberi warna hipotesis yang dibangunnya.
Dalam penelitian kuantitatif, sumber-sumber hipotesis yang digunakan adalah
teori-teori yang digunakan dalam penelitian, teori tersebut diperoleh dari
studi kepustakaan. Selain teori-teori sebagai sumber inspirasi hipotesis,
peneliti juga dapat menggunakan pengalaman-pengalaman empiris yang dibangun
berdasarkan pengamatan-pengamatan yang sistematis melalui penelitian
eksploratif atau bahan-bahan eksploratif yang dibuat oleh orang lain sebagai
sumber lain hipotesis penelitian.
2.
Ciri-Ciri
Hipotesis yang Baik
Suatu
hipotesis dianggap baik apabila memenuhi beberapa kriteria atau syarat seperti
berikut :
a. Hipotesis
harus menyatakan hubungan, artinya bahwa hipotesis merupakan pernyataan atau
dugaan tentang hubungan antarvariabel. Hipotesis mengandung dua atau lebih
variabel yang dapat diukur ataupun secara potensial dapat diukur.
b. Hipotesis
dinyatakan dalam bentuk kalimat atau statement yaitu, pernyataan tentang sifat
atau keadaan hubungan dua variabel atau lebih yang akan diteliti.
c. Acuan
empiris yang ditentukan secara tegas, artinya hipotesis tidak dapat melepaskan
diri dari jangkauan konsep yang telah didefenisikan . Oleh karena itu, dalam
perumusan hipotesis peneliti harus dapat menegaskan makna dari kumpulan gejala
empiris yang bersangkutan dengan pemantulan kembali makna teori-teori yang
dipergunakan dalam konsep penelitian.
d. Hipotesis
harus sesuai dengan ilmu, tumbuh dengan ilmu pengetahuan, ini berarti bahwa
hipotesis harus ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam bidang
penelitian yang sedang dilakukan.
e. Hipotesis
harus dapat diuji, artinya hipotesis harus dapat dibuktikan baik secara nalar
kekuatan dapat memberi alasan ataupun dengan menggunakan alat-alat uji
statistik.
f. Hipotesis
harus sederhana dan tidak menggunakan bahasa yang ambigu, artinya harus
dinyatakan dalam bentuk spesifik atau khas untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman pengertian.
g. Hipotesis
harus dapat menerangkan fakta, artinya hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk
yang menerangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat diukur dengan teknik
pengujian yang dapat dikuasai.
3.
Jenis-jenis
hipotesis
Dalam
peneitian kuantitatif dan dalam ilmu statistik, ada berbagai jenis hipotesis
sesuai dengan kriteria-kriteria yang menyertainya. Namun dalam hal ini hanya
dibahas jenis hipotesis yang paling sering digunakan dalam penelitian
kuantitatif.
Berdasarkan
atas uji statistiknya, hipotesis dibedakan menjadi tiga, masing-masing akan
dijelaskan sebagai berikut :
ü Hipotesis Nol (H0). Hipotesis ini sering juga disebut dengan hipotesis statistik. Hipotesis ini memiliki bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan “tidak ada hubungan antara variabel X dan Y” yang akan diteiti, atau “variabel independen (X) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y). Hipotesis nol dibuat dengan kemungkinan besar untuk ditolak, ini berarti apabila terbukti bahwa hipotesis nol tidak benar dalam arti hiotesis itu ditolak, maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel X dan variabel Y.
ü Hipotesis
Alternatif (Ha). Hipotesis ini menyatakan “ada hubungan
antara variabel X dan Y” atau “variabel independent (X) mempengaruhi variabel
dependent (Y). Hipotesis ini disiapkan untuk suatu kecenderungan menerima
pernyataan atau statement atau kebenaran dari sebuah hipotesis.
ü Hipotesis
Kerja (Hk) adalah hipotesis spesifik yang dibangun
berdasarkan masalah-masalah khusus yang akan diuji. Hipotesis Hk digunakan
untuk mempertegas hipotesis Ho atau Ha dalam pernyataan yang lebih spesifik
pada indikator (parameter) tertentu dari variabel yang dihipotesiskan. Contoh :
pada Ho yang berbunyi ‘Tidak ada hubungan antara mobilitas sosial dengan
pandangan politik masyarakat”, maka hipotesis kerja dapat disusun dengan
pernyataan seperti berikut “Tidak ada hubungan antara perubahan status pekerjaan
dengan pandangan politik seseorang”. Artinya, hipotesis kerja ini lebih
menspesifikkan hipotesis yang ada. (Mobilitas sosial diubah menjadi perubahan
status pekerjaan, masyarakat diubah menjadi seseorang).
4.
Pengujian
Hipotesis
Pengujian
hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan yaitu
keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis. Dalam pengujian hipotesis,
keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar
dan bisa salah. dalam menguji hipotesis ada beberapa langkah yang harus
dilkukan yang dikenal dengan prosedur pengujian hipotesis, yaitu sebagai
berikut :
a. Menentukan
formulasi hipotesisnya.
ü Hipotesis
nol (Ho) “tidak ada hubungan antara variabel X dan Y”.
ü Hipotesis
alternatif (Ha) “ada hubungan antara variabel X dan Y”.
b. Menentukan
taraf nyata dan nilai tabel.
Taraf
nyata adalah batas toleransi dalam menerima kesalahan dari hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan α (baca : alfa). Besaran yang sering digunakan
untuk menentukan taraf nyata (dinyatakan dalam %) adalah 1 %, 5 % dan 10 %.
Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan
hipotesis nol (Ho) atau hipotesis yang duji. Besarnya nilai α tergantung pada
keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang
menyebabkan resiko) yang akan ditolerir.
c. Menentukan
kriteria pengujian, yaitu pembuatan keputusan dalam hal menerima atau menolak
hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai kritis (nilai α tabel
dari distribusinya) dengan nilai uji statistiknya sesuai dengan bentuk bentuk
pengujiannya. Yang dimaksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah
pengujiannya.
ü Penerimaan
Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil daripada nilai positif dari α
tabel atau lebih besar daripada nilai negatif dari α tabel. Atau nilai uji
statistik berada di luar niai kritis.
ü Penolakan
Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebi besar daripada nilai positif α
tabel atau lebih kecil daripada niai negatif α tabel. Atau nilai uji statistik
berada dalam nilai kritis.
d. Melakukan
uji statistik, merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi
tertentu dalam pengujian statistik seperti uji t, uji Z, uji Chi square, dan
lain-lain.
e. Membuat
kesimpulan, pembuatan kesimpulan ini merupakan penetapaan keputusan dalam hal
penerimaan atau penolakan hipotesis nol sesuai dengan kriteria pengujian.
Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan
nilai α tabel atau nilai kritis.
5.
Jenis-jenis
Pengujian Hipotesis.
Jenis-jenis
pengujian hipotesis dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan kriteria
yang mengikutinya, namun dalam hal ini hanya dibahas 2 (dua) jenis
pengujian hipotesis yang umumnya sering
digunakan yaitu : pengujian dengan Chi Square atau Chi kuadrat berdasarkan
jenis distribusinya dan pengujian dengan uji hubungan atau korelasi berdasarkan
tingkat eksplanasinya, masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengujian
hipotesis dengan Chi square (chi kuadarat) adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan distribusi chi kuadarat sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya
disebut dengan tabel chi kuadrat. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan
dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis (nol) yang
dikemukakan. Di dalam teknik ini, terdapat dua kelompok frekuensi yaitu
frekuensi hasil pengamatan dan frekuensi yang diharapkan. Frekuensi pengamatan
merupakan data yang diperoleh dari objek penelitian, sedangkan frekuensi yang
diharapkan adalah frekuensi.
Tags : Metopel
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009