Masih Alergi dengan Masa Lalumu?
JANGAN ALERGI
DENGAN MASA LALUMU
Dalam kehidupan
manusia selalu dihadapkan dengan masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Semua
waktu yang diberikan ini selalu dijalankan setiap manusia, baik yang berstatus
sosial bawah, menengah dan juga kelas tinggi. Hanya saja dengan tiga waktu ini,
kita manusia sering beramsumsi bahwasanya yang paling diprioritaskan adalah
masa depan.
Sangat
disayangkan jika seorang mahkluk ciptaan Tuhan hanya berjuang untuk mencapai
masa depan yang cerah, akan tetapi waktu masa lalu dan kini seakan terabaikan.
Bahkan tolok ukur yang paling sering dijadikan sebagai andil kehidupan adalah
masa lalu. Entah itu memang masa lalu yang indah atau pun masa lalu yang tidak
membahagiakan dan meyakitkan. Kemudian ketika kita mengingatnya, kita seakan
trauma terhadap hal tersebut.
Masa lalu sering
dijadikan candu bagi berlangsungnya masa kini. Seakan ingin menghindari, apa
yang pernah terjadi di masa lampau.
Bahkan setiap orang ada saja hal-hal yang sangat megganggu alam
pikirannya ketika mengingat hal
tersebut. Bukanlah hal yang biasa ketika kita mendengar, merasakan, dan melihat
masa lalu itu sebagai penghambat kesuksesan.
Masa kini adalah
kenyataan atau realita kehidupan. Bahkan waktu yang kedua ini banyak hal yang
sering ditunda-tunda dan terlupakan yang akan menjadi masa lalu. Masa kini
adalah berlangsungnya segala upaya dan daya yang dimiliki untuk mencapai masa
depan yang berpijar.
Masa-masa ini
banyak orang yang mempergunakannya demi kepentingan ke depan. Hampir semua
orang yang ada di muka bumi ini memiliki hasrat untuk sukses, namun hanya
sebagian kecil saja yang bisa meraihnya. Karya, cipta dan prakarsa seseorang
akan direalisasikan pada masa kini. Tak bisa dipungkiri bahwa masa kini adalah
relasi antara masa lalu ke masa depan. Keabadia dalam berpikir masa lalu itu
adalah momok penghambat dalam menjalankan tugas yang diemban.
Sebagian
kecil kegagalan masa depan adalah
pengaruh dari masa lalu dan kini. Bahkan pribadi lepas pribadi manusia sangat
sering mencari kelemahan dimasa lalu yang dialaminya. Sehingga ketika
dihadapkan dengan masa sekarang, gagasan itu bisa menyebabkan masalah.
Tak disalahkan
jika seseorang tidak ingin kembali lagi ke masa lalunya. Seseorang yang sangat
dekat dengan kita bisa saja merubah masa lalu itu dengan kata “antagonis”. Hal
yang perlu dipermasalahkan adalah sebesar apa masa lalu itu akan mempengaruhi
kehidupan.
Jangan dihindari
ketika kita diberikan Tuhan untuk mengulangi masa lalu. Maksud saya adalah,
adakalanya kita merasakan masa lalu itu di masa kini. Kembali terbangun dan
berusaha memperbaikinya. Hanya saja menurut saya untuk menghadapinya kita
belajar dari masa lalu itu.
Perbedaannya
adalah hanya masalah waktu. Namun status, keadaan, cara berpikir, cara
berinteraksi bahkan di tempat yang sama, boleh-boleh saja kita berada dimasa
lampau itu. Terutama kita mendapatkan restu dari Tuhan untuk mengulanginya.
Jadi, apakah
yang berulang itu adalah salah?
Apakah yang
kembali itu perlu dihindari?
Apakah segala
yang menyakitkan itu disarankan untuk tidak mencobanya lagi?
Berdebat dengan
tiga waktu ini, tak akan terselesaikan atupun tak bisa menemukan titik keluar. Benci
dengan masa lalu sama halnya benci dengan masa depan, hukumannya adalah masa lalu yang dibenci
harus dicintai kedepannya. Belumlah tentu segala aspek yang sangat kita benci
sekarang adalah memang baik dan benar.
Saya mempunyai
kesan dari seseorang yang bisa saya jadikan sebagai ilustrasi. Di mana kita
berdua ini sangat kontroversi waktu pertama dan waktu ketiga, tetapi kami tidak
pernah berdamai di masa kini. Tanpa disengaja hal sekecil apapun bisa berubah
dengan pertempuran yang berdarah.
Kerangka
berpikir berbeda, bisa lebih memandang masa lalu atau memandang masa depan demi
sebuah cita. Tapi yang paling penting adalah masa sekarang.
Jangan alergi
dengan masa lalu,
Jangan santai
dengan masa kini dan jangan berpura-pura dengan masa kini,
Jangan terlalu
kwatir dengan masa depan.
Ini semua
berkesinambungan, bagaikan rantai yang tak pernah terputus. Sudah pasti orang
yang ada di masa lalu Anda benci ketika hanya memikirkan tingkat keburukannya
saja. Jangan berusaha untuk menggantinya, jikalau semuanya masih belum
tergantikan. Waktu itu bukan saja uang terpenting adalah waktu itu adalah
putaran untuk menghargai orang lain.
Jangan berusaha
membenci satu orang saja di dunia ini, ketika dia masih berfungsi bagi manusia
lainnya ataupun bagi diri kita. Orang yang ada di masa lalu jadikan pengembang
semangat, bukan arena balas dendam.
Yang tidak
paling layak adalah….berusaha membenci orang lain yang sengaja dibuat-buat. Dan
itu kemungkinan sangat kecil terjadi. Bahkan penulis sendiri ada di dalamya. Kata
“apologize” memang bukan menyelesaikan masalah, namun setidaknya meredakan. Ada
perasaan malu berulang-ulang untuk mengatakannya.
Membenci masa
lalu….akan membuat masa depsn tidak tenang. Waktu pertama, kedua dan ketiga
adalah saling berpengaruh. Namun jangan menjadikan waktu pertama menjadi momok
yang menakutkan.
Tags : Pengembangan Diri
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009