KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA DEWASA INI
Pembagian kerja seturut keahlian merupakan
perbudakan gaya baru yang sangat ilmiah dan rasional. Hidup dan interaksi
antarpribadi dihambat, dikontrol, dan dibatasi secara sistematis lewat
pembagian kerja dan profesionalitas. Setiap pekerja dikurung secara ilmiah
dalam bidang keahlian dan ruang kerjanya, sedangkan di luar kompetensi tersebut
dia berada di luar hitungan dan tanpa guna. Dalam iklim kerja seperti ini,
kemerdekaan dan kemandirian hilang di balik beban kerja dan pilihan bebas
menjadi tabu.
Yang dituntut dalam dunia kerja kapitalis
adalah ketaatan buta terhadap segala norma, kebijakan, tradisi yang telah
digariskan secara sepihak. Kemampuan bekerja diukur berdasarkan kuantitas waktu
kerja yang dihabiskan dan kualitas produk yang dihasilkan.
Kerja berubah dari aktivitas multidimensi
kesatu dimensi, kegiatan yang menyenangkan dan didambakan menjadi beban hidup
yang menjemukan dan dibenci. Kerja dialihfungsikan dari proses aktualisasi dan
realisasi kepada proses represi, eksploitasi, dan negasi atas individu.
Akibat langsung dari pembagian kerja dan
profesionalitas adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial. Pembagian
kerja mengubah cara pekerja menjalin relasi dengan sesama dan produk. Hubungan
sosial dinilai, diukur, dan kemudian direduksi menjadi hubungan ekonomi,
hubungan pemilik modal dan karyawan, tuan dan budak, produsen dan konsumen.
Nilai individu ditentukan dan diperhitungkan dari sudut kemampuan berproduksi
dan membeli, memiliki, dan mengosumsi. Masyarakat pun terbagi menjadi dua kelas
sosial yang saling berhadapan: kelompok berpunya dan papa, penguasa dan jelata,
pemberi kerja dan pencari kerja, kaum kapitalis dan kaum proletariat.
Bertolak dari realitas dari dua kelas
sosial yang saling berhadapan, perlulah dimengerti makna kelas dalam struktur
masyarakat kapitalis. “kelas merupakan unit sosial dan ekonomi aktual dan bukan
unit individual. Kelas telah mencapai eksistensi independen yang membuatnya
berhadapan langsung dengan individu, tetapi kepunyaan kelas”. Praksis kerja
dalam dunia kapitalis mengasingkan individu bahkan dari diri sendiri dan ia
tinggal sebagai satu onderdil dari keseluruhan dunia reproduksi. Individu mempunyai
arti sebagai individu hanya ketika berada bersama dan berkeja bagi orang lain.
Kenyataan bahwa kerja membuat individu
kehilangan individualitas membuktikan bahwa gagasan Hegel yang mengagungkan
universalitas dan mengabaikan eksistensi dan makna hakiki singularitas sedang
dipraktikkan oleh sistem sosial dan ekonomi kapitalis. Sentralitas ke-umum-an
diambil dari pikiran murni dan diterapkan ke dalam praksis harian dan
dialihgunakan sebagai prinsip operasional dalam relasi sosial yang bernuansa
ekonomi murni. Kapitalisme merupakan praksis lanjutan dan jelmaan daru filsafat
idealitas Hegelian.
Kerja merampas sentralitas dan kehakikian
individu, dan ia berada sebagai entitas yang sementara sebagai seluruh bangunan
diunia industri dan masyarakat teknologis kontemporer.
Fakta bahwa aspek ekonomi menentukan
secara dominan interaksi sosial membuktikan bahwa semesta hubungan sosial
berkarakter materialis. Karakterr materialis merupakan fakta historis yang bermakna tunggal, sehingga semua relasi
masyarakat, segenap aktivitas kebudayaan, sistem nilai moral ditentukan dan
dicirikan oleh nilai material atau proses dan hasil produksi belaka.
Tags : Pengembangan Diri
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009