Pemikiran Post Modernisme Michel Faucault
Postmodern merupakan istilah yang
mungkin bagi sebagian mahasiswa merupakan istilah yang asing dan sulit untuk
mendefinisikan makna dari istilah tersebut. Namun dalam dunia filsafat,
Postmodern atau Postmodernisme sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia
filsafat dan keberadaan filsafat di kalangan filosof. Postmodernisme adalah
istilah yg sangat kontroversial. Di bidang seni dan filsafat istilah ini
dianggap sebagai sekedar mode intelektual yang dangkal dan kosong atau sekedar
refleksi yang bersifat reaksioner atas perubahan sosial yang kini sedang
berlangsung. Postmodernisme memang merupakan istilah yang sangat longgar
pengertiannya atau bisa disebut juga sangat ambigu. Ia digunakan untuk
memayungi segala aliran pemikiran yang satu sama lain seringkali tidak persis
saling berkaitan.
Meskipun sedemikian beragamnya aliran pemikiran yang termasuk
dalam istilah Postmodernisme, namun kita masih bisa mengidentifikasi atau
mengelompokkannya. Secara agak kasar kita bisa mengelompokkannya misalnya ke
dalam kelompok Dekonstruktif dan yang lain cenderung Konstruktif atau
Revisioner. Pada kelompok Dekonstruktif terdiri dari pemikiran-pemikiran tokoh
filosof seperti Derrida, Lyotard, Foucault dan Rorty. Sedangkan yang cenderung
Konstruktif atau Revisioner misal Heidegger, Gadamer, Mary Hesse, Frederic
Ferre dan masih banyak lagi.
Oleh karena banyaknya
pemikir-pemikir di era Postmodern di dunia, mari kita sedikit lebih memperjelas
bagaimana Postmodernisme itu seperti apa, agar kita bisa lebih memahami
filsafat secara luas. Michel Foucault seorang filosof Perancis yang sangat
terkenal di dunia sejarah dan filsafat akan kita bahas di penulisan makalah
kali ini. Michel Foucault adalah salah satu filosof penting abad ke-20 yang pemikirannya
sampai hari ini masih relevan dipakai untuk memahami fakta sosial dan
perkembangan budaya kontemporer, sekaligus juga masih menjadi bahan perdebatan.
Sebagian pendapat memasukkan pemikiran Foucault dalam kelompok strukturalisme
dan sebagian lagi memasukkannya dalam laju pemikiran post-strukturalisme
sebagai perkembangan strukturalisme. Foucault sendiri menolak itu semua dengan
mengatakan bahwa pemikirannya adalah khas dirinya dan tidak dapat dimasukkan
dalam aliran pemikiran manapun. Namun demikian, makalah ini akan mencoba
melihat jejak-jejak strukturalisme dalam pemikiran Foucault, khususnya yang
berhubungan dengan konsep-konsepnya tentang épistémè, wacana,
pengetahuan, dan kekuasaan.
BIOGRAFI
TOKOH
Michel Foucault adalah seorang tokoh
filosof dan sejarawan perancis di tahun 1926-1984 yang berasosiasi dengan
pergerakan strukturalis dan post-strukturalis. Dia mempunyai pengaruh yang
sangat besar, tidak hanya dalam filosofi tetapi juga di ruang lingkup kemanusiaan
dan bidang ilmu sosial. Karya pertamanya berjudul Kegilaan dan
Ketidakbernalaran, Sejarah pada Masa Klasik, dipresentasikan untuk menempuh
gelar doktoralnya di tahun 1959 di bawah bimbingan George Canguilhem. Karya
tersebut kemudian diterbitkan pada tahun 1961. Pada tahun 1970 ia diangkat
sebagai dosen Sejarah Sistem Pemikiran di Perancis.
Foucault lahir di Poitiers, Perancis
pada tanggal 15 oktober 1926. Pada masa studinya dia terlihat seperti mempunyai
gangguan psikologis namun dia mempunyai kecerdasan yang brilian. Pada usia 25
tahun dia menerima Agregasi dan pada tahun 1952 memperoleh Diploma dalam
psikologi. Pada tahun 1950 dia bekerja di Rumah Sakit Jiwa dan pada tahun 1955
mengajar di Universitas Uppsala (Swedia). Secara akademik dia menjadi semakin
mandiri sepanjang tahun 1960an, ketika dia memegang kursi jabatan di Collège
de France, sebelum terpilih pada tahun 1969 sebagai perguruan tinggi paling
bergengsi di Perancis, kemudian dia mendapatkan gelar sebagai Profesor Sejarah
Sistem Pemikiran sampai dia mati. Dari tahun 1970an, Foucault sangat aktif di
bidang politik. Dia adalah penemu Groupe d’information sur les prisons
dan sering memprotes homosexual dan kelompok tersisih lainnya. Dia sering kali
mengajar diluar Perancis, khususnya di United States, dan pada tahun 1983 dia
dipercaya untuk setiap tahun mengajar di University of California di
Berkeley. Tak berapa lama menjadi korban AIDS, Foucault meninggal di Paris pada
tanggal 25 juni 1984. Selain itu untuk mempublikasikan hasil kerja semasa
hidupnya, dosennya di Collège de France mengumumkannya sebagai anumerta
yg berisikan penjelasan penting dan kelanjutan pemikirannya.
Sangat sulit jika berfikir tentang
Foucault sebagai seorang filosof. Susunan akademiknya di psikologi dan
sejarahnya sama banyak dengan di filosofi, bukunya sering kali berhubungan
dengan sejarah medis dan pengetahuan sosial, semangatnya terhadap sastra dan
politik. Foucault paling dikenal dengan penelitian tajamnya dalam bidang
institusi sosial terutama psikiatri, kedokteran,ilmu kemanusiaan, dan sistem
penjara dan karya-karyanya tentang sejarah. Pada tahun 1960an foucault sering
diasosiasikan dengan gerakan strukturalis. Foucault kemudian menjauhkan dirinya
dari gerakan pemikiran ini, meski sering dikarakteristikan sebagai seorang
posmodernis Foucault selalu menolak label posstukturalis dan posmodernis.
Foucault menolak dirinya dimasukkan
dalam jajaran pemikir strukturalis, tetapi beberapa karyanya lahir di
tengah-tengah masa jaya strukturalisme dan di dalamnya dapat ditemukan
kemiripan pemikiran dengan tokoh-tokoh strukturalisme lainnya. Harus diakui
bahwa pemikiran Foucault berkembang dan mengalami perubahan, namun tetap saja
strukturalisme masih membayanginya.
PEMIKIRAN
TOKOH
- A. Michel Foucault dan Postmodernisme
Tulisan karya Michel Foucault banyak
berisikan tentang topik yang tidak hanya sesuai dengan tema dari sosiologi
kontemporer, tetapi juga menyeluruh ke dalam lingkup kehidupan sehari-hari.
Topik ini menjangkau semua aspek dari volume seksualitas, kegilaan, penjara,
rumah sakit, dan pengetahuan untuk kesusastraan, seni dan pemerintahan.
Foucault adalah seorang kritikus rasionalitas modern, ide liberal dari
kebebasan dan pendahulu gagasan diri sendiri dan subjektivitas. Tulisan
Foucault memperkenalkan metode baru dari teori dan tertantang setidaknya
beberapa teori sosiologi klasik yang beranggapan tentang dasar pengetahuan.
Foucault adalah pemikir yang sulit dan menarik, dia mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang masih diperdebatkan. Pengedaliannya terhadap wacana,
analisa kekuatan dan sejarah pada konstitusi subyek modern mungkin
diperdebatkan tetapi mereka tidak bisa menyangkalnya. Foucault mendeskripsikan
bagaimana gagasan modern dari liberasi dan alasan yang pada akhirnya akan masuk
ke dalam jenis pengetahuan dan mengubah institusional yang akan meningkatkan
pengamatan, kontrol dan peraturan. Postmodernisme telah menjadi perdebatan yang
panas di dalam ilmu sosiologi. Postmodernisme merupakan sebuah pendekatan ke
masyarakat kontemporer yang berbeda dari struktur sebelumnya. Para penganut
Postmodernisme terkenal dengan keanekaragaman dan ketidaksinambungan, mereka
lebih suka seperti itu daripada keseragaman dan linear. Penganut Postmodernisme
menegaskan secara kontekstual dan menyanggah tuntutan kualitas pengetahuan,
mereka mengusulkan bahwa pencarian dasar kebenaran dan pengetahuan dikaburkan
kualitasnya. Postmodernisme seakan sebagai pembeda antara budaya yang tinggi
dan budaya populer. Sebagian penulis memandangnya sebagai sebuah keterkaitan
antara peralihan penciptaan kapitalis dan Postmodernisme, dengan meningkatnya
konsumsi, promosi dan keuangan kapital.
Postmodern dikenal sebagai gerakan
pemikir dan bukan suatu teori tentang perubahan sosial, namun analisanya sangat
kritis terhadap proyek modernisme. Michel Foucault adalah salah satu tokoh
penting dan berpengaruh dalam gerakan Postmodernisme. Dia yang telah
menyumbangkan teori kritik terhadap teori pembangunan dan modernisasi dari
sudut pandang yang jauh berbeda dengan teori kritik lainnya. Gerakan
Postmodernisme sangat melekat dan sejalan dengan pemikiran Foucault, sebagai
contohnya pada tahun 1980 dia menuangkan pemikirannya ke dalam tulisan karyanya
seperti The Order of Things, The Archeology of Knowledge, Dicipline and Punish,
Language, Counter Memory, Practise, The History of Sexuality dan Power
Knowledge.
Sebagai contoh lain pemikiran Foucault yang utama adalah
penggunaan analisis diskursus untuk memahami kekuasaan yang tersembunyi di
balik pengetahuan. Analisisnya terhadap kekuasaan dan pengetahuan memberikan
pemahaman bahwa peran pengetahuan pembangunan telah mampu melanggengkan
dominasi terhadap kaum marjinal. Pemikiran Foucault tentang kontrol penciptaan
diskursus dan bekerjanya kekuasaan (power) pada pengetahuan sangat membantu
para teoritisi dan praktisi perubahan sosial untuk melakukan pembongkaran
terhadap teori dan praktek pembangunan.
- B. Michel Foucault dan Strukturalisme
Strukturalisme adalah pendekatan
yang melihat berbagai gejala budaya dan alamiah sebagai sebuah struktur yang
terdiri atas unsur-unsur yang saling berkaitan dalam satu kesatuan (Piaget).
Kaum strukturalis berpendapat bahwa praktik sosial yang nampak di masyarakat
saat ini sebenarnya selalu didasari oleh stuktur dalam atau fundamental yang
biasanya tidak terlihat beroperasi di bawah kesadaran manusia. Sehingga
strukturalisme ditentukan oleh struktur tersebut dalam praktik sosialnya. Salah
satu karya Foucault yang sangat dekat dengan strukturalisme adalah Les mots
et les choses (1966) dan L’archeologie du savoir (1969). Karyanya
tersebut Foucault diprediksi untuk mampu menjadikan srukturalisme sebagai
filosofi baru bagi para filosof dan para intelektual Paris pada masa itu
menggantikan eksistensialisme yang mulai surut. Karya Foucault tersebut
dijadikan sebagai filosofi baru yang menyetujui pernyataan subjek tidak
memaknai dunia melalui kebebasannya yang penuh dengan kecemasan seperti
pemikiran kaum eksistensialis, tetapi subjek ditentukan oleh struktur dalam
yang ada di balik kesadaran manusia.
Kedua karya Foucault tersebut
memperkenalkan istilah épistémè yang kemudian dapat dijelaskan sebagai
sebuah struktur pengetahuan atau gagasan. Dalam Les mots et les choses (1966)
Foucault melahirkan istilah épistémè yang secara sederhana dapat
diartikan sebagai keseluruhan ruang bermakna, stratigrafi yang mendasari
kehidupan intelektual, serta kumpulan prapengandaian pemikiran suatu jaman.
Sebagai sebuah struktur, épistémè dapat dikenali dari salah satu sifat
struktur yang disepakati oleh para pemikir strukturalis, yaitu totalitas.
Dalam
bukunya L’archeologie du savoir (1969) Foucault menjelaskan épistémè sebagai
sebuah totalitas yang menyatukan, dalam arti mengendalikan cara kita memandang
dan memahami realitas tanpa kita sadari. Menurut Foucault épistémè tidak
bisa dilihat atau bahkan disadari ketika kita ada di dalamnya, hal itu
disebabkan oleh pandangan bahwa kita telah berada dalam épistémè yang
berbeda ketika kita sadar akan épistémè yang mempengaruhi kita. Épistémè
tidak bisa dilacak, tetapi dapat ditemukan dengan cara mengungkap “yang
tabu, yang gila, dan yang tidak benar” menurut pandangan suatu jaman. Pada saat
kita menemukan “yang tabu”, maka kita telah mengetahui sebelumnya “yang
pantas”. Saat kita tahu “yang gila”, maka kita sebelumnya telah tahun mana
“yang normal”. Demikian juga dengan “yang tidak benar”, saat kita temukan,
berarti kita ada di dalam “yang benar”. Klasifikasi-klasifikasi itulah yang
sepenuhnya didasari oleh épistémè suatu jaman. Oleh karena itulah
Foucault sangat serius mendalami masalah kegilaan, seksualitas, dan kejahatan,
karena melalui ketiga hal itulah dia bisa mengidentifikasi épistémè suatu
jaman.
- C. Wacana dan Kekuasaan Menurut Foucault
Ketika Foucault menjelaskan épistémè
dan mengungkap “yang tabu, yang gila, dan yang tidak benar” pada suatu
zaman, dia memperkenalkan bagaimana kaitan antara wacana, pengetahuan dan
kekuasaan secara jelas. Hal tersebut menggambarkan hubungan yang erat antara
bahasa dan realitas. Bahasa di sini berarti adalah wacana yang merupakan
pengetahuan yang terstruktur. Menurut Foucault, berbicara tentang wacana,
berarti berbicara tentang aturan-aturan, praktik-praktik yang menghasilkan
pernyataan-pernyataan yang bermakna pada satu rentang historis tertentu. Wacana
menurut Foucault berkaitan erat dengan konsep kekuasaan.
Konsep kekuasaan
Foucault berbeda dengan konsep kekuasaan yang telah ada sebelumnya. Foucault
mendefinisikan kembali kekuasaan dengan menunjukkan ciri-cirinya, bahwa
kekuasaan itu tersebar, tidak dapat dilokalisasi, merupakan tatanan disiplin
dan dihubungkan dengan jaringan, memberi struktur kegiatan-kegiatan, tidak
represif tetapi produktif, serta melekat pada kehendak untuk mengetahui.
Kekuasaan Foucault bukanlah milik tetapi strategi. Dalam hal ini Foucault tidak
memisahkan antara pengetahuan dan kekuasaan. Tidak ada pengetahuan tanpa
kekuasaan dan tidak ada kekuasaan tanpa pengetahuan.
PENUTUP
Michel Foucault memiliki pemikiran
yang memang cenderung menjurus ke paham strukturalis dan postmodernisme. Namun
Foucault tidak sepenuhnya menjadi penganut paham tersebut. Konsep pemikiran
Foucault menunjukkan sebuah mekanisme kerja yang halus, terstruktur, dan
menyeluruh. Sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap suatu praktik
sosial suatu individu. Hal ini memang sejalan dengan konsep pemikiran
strukturalisme yang memperlihatkan ide-ide post strukturalis Foucault yang
mengarah pada postmodernisme.
Foucault adalah seorang filosof
Perancis yang menonjol. Karya-karya Foucault banyak mempengaruhi secara kuat
disiplin yang luas terutama pada lapangan kritik sastra, gender studies dan
kriminologi. Gagasan-gagasan Foucault sendiri sangat luas menyangkut filsafat,
sosiologi, sejarah, psikologi, cultural studies, kedokteran, gender, sastra dan
lainnya.
Satu hal yang menonjol dari keseluruhan pemikiran Foucault adalah bahwa orang
kesulitan melakukan kategorisasi atas pemikirannya ke dalam bidang-bidang
tertentu. Dengan kata lain, sangat sulit mengenali sosok Foucault dalam
disiplin ilmu dan pemikiran konvensional. Ia berfikir ke kedalaman dasar-dasar
paradigma ilmu pengetahuan yang bersifat filosofis dan setelahnya hampir
mustahil menempatkannya dalam block of knowledge yang ada. Tulisan
Foucault sangat luas menyangkut berbagai disiplin sehingga sempat menggoyahkan
sendi-sendi pengetahuan manusia (human science). Seperti itulah sosok dari
Michel Foucault, seorang filosof sejati abad ke-20 yang karya-karya dan
pemikirannya selalu rasional dan diakui oleh seluruh filosof di dunia.
DAFTAR
PUSTAKA
I.Bambang Sugiharto, Postmodernisme,
Tantangan bagi Filsafat, Yogyakarta, Kanisius, 2000
Suma Riella Rusdiarti, Struktur
dan Sifatnyadalam Pemikiran Michel Foucault, Jakarta, Universitas
Indonesia, 2008
Stephen R.C.Hicks, Explaining
Postmodernism, Skepticism and Socialism from Rousseau to Foucault, New
York, Scholargy Publishing, 2004
Edited by Steven Connor, The
Cambridge Companion to Postmodernism, New York, Cambridge University Press,
2004
Daftar Pustaka
- Beilharz, Peter. 2002. Teori-Teori Sosial, Observasi Kritis terhadap Para Filosof Tekemuka. Alih bahasa oleh Sigit Jatmiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Haryatmoko. 2002. Foucault dan Kekuasaan. Diterbitkan oleh BASIS. diktat mas Amex
- Suyanto, Bagong dan M. Khusna Amal. 2010. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Malang: Aditya Media
- Perkuliahan Michel Foucault oleh mas Amex pada tanggal 16 Desember 2013
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009