Sosiologi: Unsur dan Sistem Sosial
Pengertian Sistem Sosial
Setiap pelaku di dalam suatu sistem sosial secara terus-menerus menilai pelaku-pelaku lain untuk bisa menentukan pangkat antar mereka masing-masing. Jadi penilaian terhadap pelaku-pelaku merupakan proses elemental yang mendorong terjadinya keterlibatan tindakan di dalam unsur struktural dari kepangkatan. Sesudah diadakan penilaian oleh seseama pelaku, seorang individu tertentu diberi sutu status. Penilaian terhadap pemangku tindakan tersebut dapat dilakukan berdasarkan keterampilan, pengalaman, pendidikan atau menggunakan kriteria lain baik penting maupun sepele.
Sanksi
Penerapan sanksi dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan tingkah laku. Diberikan sanksi atau tidak terhadap seseorang yang melakukan pelanggaran norma bergantung pada banyak faktor. Faktor paling penting adalah diketahui atau tidaknya pelanggaran itu sendiri oleh masyarakat. Bagaimanapun juga, setiap orang mesti terlibat di dalam penggunaan sanksi-sanksi pada sistem sosial tempat ia berada.
Sarana (facility)
Sifat Terbuka Sistem Sosial
Ekologi, tempat, geografi di mana masyarakat itu berada.
Tatang
M. Amirin (1984) menyatakan bahwa istilah sistem sosial berasal dari bahasa
Yunani “systema”, yang mempunyai pengertian sebagai berikut: Sutau
hubungan yang tersusun sekalian banyak bagian, Hubungan
yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen-komponen.
Jadi,
sistem itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan. Dari 15 penggunaan
istilah sistem, Tatang M. Arifin menggunakan 6 istilah sistem, yaitu: Sistem
yang digunakan untuk menunjuk suatu kumpulan atau himpunan benda-benda yang
disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk saling hubungan atau saling
ketergantungan.
Sistem yang digunakan untuk menyebut alat-alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang secara khusus memberikan andil atau sumbangan terhadap berfungsinya tubuh tertentu yang rumit tetapi amat vital. Misalnya saja sistem syaraf. Sistem yang menunjuk sehimpunan gagasan (ide) yang tersusun, terorganisasikan, suatu himpunan gagasan, prinsip, doktrin, hukum dan sebagainya. Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau suatu teori. Misalnya pendidikan sistematik. Sistem yang dipergunakan dalam arti metode atau tata cara. Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk pengertian skema atau metode pengaturan organisasi atau susunan sesuatu, atau metode tata cara.
Sistem yang digunakan untuk menyebut alat-alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang secara khusus memberikan andil atau sumbangan terhadap berfungsinya tubuh tertentu yang rumit tetapi amat vital. Misalnya saja sistem syaraf. Sistem yang menunjuk sehimpunan gagasan (ide) yang tersusun, terorganisasikan, suatu himpunan gagasan, prinsip, doktrin, hukum dan sebagainya. Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau suatu teori. Misalnya pendidikan sistematik. Sistem yang dipergunakan dalam arti metode atau tata cara. Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk pengertian skema atau metode pengaturan organisasi atau susunan sesuatu, atau metode tata cara.
Sistem Sosial dalam Sosilogi
Para sosiolog seperti David Berry
(1982) dan Alvin L. Bertrand, memandang bahwa sistem sosial merupakan suatu
wawasan dalam sosiologi, atau sebagai suatu model konseptual yang paling umum
diakui dan digunakan dalam sosiologi. Maka kita perlu menelaah asumsi-asumsi
dasar yang digunakan untuk membangun wawasan.
Aguste Comte, dalam rumusan tentang
sosiologi menyatakan bahwa sosiologi adalah studi tentang statistika sosial
(struktur) dan dinamika sosial (proses/fungsi). Di dalam masyarakat, Comte
menerims premis bahwa “masyarakat adalah laksana organisme hidup”.
Herbet Spencer, seorang sosiologi
Inggris dari pertengahan abad 19 yang membahas berbagai perbedaan dan persamaan
yang khusus antara sistem biologis dan sistem sosial. Pembahasan Spencer tentang
masyarakat sebagai organisme hidup dapat diringkas dalam butir-butir sebagai
masyarakat:
Masyarakat maupun organisme hidup sama-sama mengalami pertumbuhan. Disebabkan oleh pertambahan dalam ukurannya,maka struktur tubuh sosial (social body) maupun tubuh organisme hidup (living body) mengalami pertambahan pula. Tiap bagian yang tumbuh di dalam tubuh organisme biologis maupun organisme sosial memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Baik di dalam sistem sosial maupun sistem organisme, perubahan pada suatu bagian akan mengakibatkan perubahan pada bagian yang lain. Bagian tersebut merupakan suatu suatu struktur mikro yang dapat dipelajari.
Masyarakat maupun organisme hidup sama-sama mengalami pertumbuhan. Disebabkan oleh pertambahan dalam ukurannya,maka struktur tubuh sosial (social body) maupun tubuh organisme hidup (living body) mengalami pertambahan pula. Tiap bagian yang tumbuh di dalam tubuh organisme biologis maupun organisme sosial memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Baik di dalam sistem sosial maupun sistem organisme, perubahan pada suatu bagian akan mengakibatkan perubahan pada bagian yang lain. Bagian tersebut merupakan suatu suatu struktur mikro yang dapat dipelajari.
Kehidupan Sosial Sebagai Suatu Sistem Sosial
Kehidupan sosial harus dipandang
sebagai sesuatu sistem (sistem sosial), yaitu suatu keseluruhan . Kehidupan
sosial ditandai dengan. Adanya
manusia yang hidup bersama, yang dalam ukurannya berjumlah dua atau lebih. Manusia
tersebut saling bergaul (berhubungan). Adanya
kesadaran bahwa mereka merupakan suatu kesatuan suatu
sistem kehidupan bersama.
Person (dipetik dari Robert A. Dahlan, 1980, merumuskan karakteristik dari sistem sosial, sebagai berikut:
Person (dipetik dari Robert A. Dahlan, 1980, merumuskan karakteristik dari sistem sosial, sebagai berikut:
1. Dua
orang atau lebih yang saling mempengaruhi
2. Dalam
tindakan mereks mremperhitungkan bagaimana orang lain bertindak
3. Kadang-kadang
mereka bertindak bersama-sama untuk mengejar tujuan.
Alvin L.
Bertrand (1980) mengemukakan bahwa dalam sistem sosial paling tidak harus terdapat:
Suatu
satu wujud struktur sosial adalah kelompok
sosial. Kelompok sosial merupakan kumpulan manusia . Kumpulan manusia
dapat diartikan sebagai kelompok sosial
apabila memenuhi kriteria tertentu.
Selo Soemarjdan dan Soeleman Soemardi mengatakan bahwa kelompok sosial merupakan kehidupan bersama manusia itu mendapatkan perwujudan dalam kelompok-kelompok yang ber
aneka ragam dan tidak terhitung jumlahnya.
- Dua orang atau lebih
- Terjadi interaksi antar mereka
- Bertujuan
- Memiliki struktur, simbol dan harapan-harapan bersama yang dipedomani.
Selo Soemarjdan dan Soeleman Soemardi mengatakan bahwa kelompok sosial merupakan kehidupan bersama manusia itu mendapatkan perwujudan dalam kelompok-kelompok yang ber
aneka ragam dan tidak terhitung jumlahnya.
Lembaga Sosial
Menurut
Soerjono Soekanto lembaga masyarakat adalah himpunan dari norma-norma dari
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan
masyarakat. Dari analisis kepustakaan wujud nyata dari lembaga sosial adalah
asosiasi, yaitu suatu badan organisasi yang menjalankan fungsi dari keluarga.
Unsur-unsur Sistem Sosial
Suatu sistem sosial yang menjadi perhatian pelbagai ilmu sosial, pada dasarnya merupakan wadah dari proses-proses, pola-pola interaksi sosial. Secara struktural, suatu sistem sosial akan mempunyai unsur-unsur pokok dan unsur-unsur pokok ini merupakan bagian yang menyatu di dalam sistem sosial.
Suatu sistem sosial yang menjadi perhatian pelbagai ilmu sosial, pada dasarnya merupakan wadah dari proses-proses, pola-pola interaksi sosial. Secara struktural, suatu sistem sosial akan mempunyai unsur-unsur pokok dan unsur-unsur pokok ini merupakan bagian yang menyatu di dalam sistem sosial.
Alvin
L. Bertrand (1980), Soerjono
Soekanto (1985) telah mengungkapkan mengenai unsur-unsur itu. Menurut
Soerjono Soekanto, unsur-unsur pokok tersebut adalah sebagai berikut:
Kepercayaan yang merupakan pemahaman terhadap semua aspek alam semesta yang dianggap sebagai suatu kebenaran.
Perasaan dan pikiran, yakni suatu keadaan kejiwaan manusia yang menyangkut keadaan sekelilingnya, baik yang bersifat alamiah maupun sosial.
Tujuan, yang merupakan suatu cita-cita yang harus dicapai dengan cara mengubah sesuatu atau mempertahankannya.
Kaidah atau norma yang merupakan pedoman untuk bersikap atau berperilaku secara pantas.
Kedudukan dan peranan; kedudukan merupakan posisi-posisi tertentu secara vertikal, sedangkan peranan adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban, baik secara struktural maupun prosesual.
Pengawasan, yang merupakan proses yang bertujuan untuk mengajak, mendidik atau bahkan memaksa warga masyarakat untuk menaati kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Sanksi, yakni persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan terhadap perilaku tertentu dinamakan sanksi positif, sedangkan penolakan dinamakan sanksi negatif. Sanksi negatif tersebut mencakup:
Kepercayaan yang merupakan pemahaman terhadap semua aspek alam semesta yang dianggap sebagai suatu kebenaran.
Perasaan dan pikiran, yakni suatu keadaan kejiwaan manusia yang menyangkut keadaan sekelilingnya, baik yang bersifat alamiah maupun sosial.
Tujuan, yang merupakan suatu cita-cita yang harus dicapai dengan cara mengubah sesuatu atau mempertahankannya.
Kaidah atau norma yang merupakan pedoman untuk bersikap atau berperilaku secara pantas.
Kedudukan dan peranan; kedudukan merupakan posisi-posisi tertentu secara vertikal, sedangkan peranan adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban, baik secara struktural maupun prosesual.
Pengawasan, yang merupakan proses yang bertujuan untuk mengajak, mendidik atau bahkan memaksa warga masyarakat untuk menaati kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Sanksi, yakni persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan terhadap perilaku tertentu dinamakan sanksi positif, sedangkan penolakan dinamakan sanksi negatif. Sanksi negatif tersebut mencakup:
a. Pemulihan
keadaan
b. Pemenuhan
keadaan
c. Hukuman,
yang terdiri atas:
i.
Hukuman perdata
ii.
Hukuman administratif
iii.
Hukuman pidana, yang mencakup:
-
Hukuman riel
-
Hukuman ideal
9 Keserasian antara kualitas hidup
dengan lingkungan.
Ada baiknya kita pula unsur-unsur
sistem sosial menurut pendapat Alvin L. Bertrand. Ada sepuluh unsur sistem
sosial menurutnya, antara lain:
1. Keyakinan
2. Perasaan
3.Tujuan
4. Norma
5. Kedudukan
6. Pangkat
7. Kekuasaan
8. Sanksi
9. Sarana atau fasilitas
10. Tekanan
1. Keyakinan
2. Perasaan
3.Tujuan
4. Norma
5. Kedudukan
6. Pangkat
7. Kekuasaan
8. Sanksi
9. Sarana atau fasilitas
10. Tekanan
Berikut
ini akan dijelaskan dari masing-masing unsur-unsur.
Keyakinan
Keyakinan
Setiap sistem sosial mempunyai
unsur-unsur keyakinan-keyakinan yang ditaati oleh para warganya. Mungkin juga
terdapat aneka ragam keyakinan di luar keyakinan umum yang dipeluknya di dalam
suatu sistem sosial. Akan tetapi hal itu tidaklah begitu penting. Dalam
kenyataanya, keyakinan itu tidak musti benar. Yang penting, keyakinan tersebut
dianggap benar atau tepat oleh warga yang hidup di dalam sosial yang
bersangkutan. Misalnya, para anggota dari suatu aliran agama, mungkin percaya
bahwa api, batu-batuan tertentu memiliki kekuatan gaib. Keyakinan termasuk
unsur sangat penting dalam sistem sosial, sebab orang bertibgkah laku sesuai
dengan apa yang mereka ketahui dan yakini. Dan mereka tahu bahwa keterangan dan
penilaian tertentu di dalam sistem sosialnya adalah mesti benar, tepat dan bak.
Perasaan (sentimen)
Perasaan (sentimen)
Unsur kedua ini mempunyai kaitan
dengan unsur pertama, tetapi dari segi analitis keduanya mudah dipisahkan.
Keyakinan menunjuk pada apa yang diketahui oleh para anggota dari sistem sosial
tentang dunia mereka, sedangkan perasaan menunjuk pada bagaimana peraaan para
anggota suatu sistem sosial tentang hal-hal, peristiwa-peristiwa serta
tempat-tempat tertentu, tanpa memperdulikan cara mereka mempunyai perasaan
semacam itu.
Perasaan sangat membantu menjelaskan pola-pola
perilaku yang tidak bisa dijelaskan dengan cara lain. Dalam soal perasaan ini
misalnya, dapat menjelaskan tentang sebab seorang ayah mau menghadapi bahaya
apapun untuk menyelamatkan anaknya. Tetapi dalam kesempatan lain seorang juru
bom tanpa ragu-ragu menjatuhkan bom di suatu tempat yang juga didiami oleh banyak anak-anak.
Proses elemental yang secara
langsung membentuk perasaan adalah komunikasi perasaan. Hasil komunikasi itu
lau membangkitkan perasaan, yang bila sampai pada tingkatan tertentu memang
harus diakui.
Cita-cita, tujuan atau sasaran
Cita-cita, tujuan atau sasaran
Orang-orang
yang berinteraksi pada lazimnya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan atau
sasaran tertentu. Tujuan atau sasaran dari suatu sistem sosial, paling jelas
bisa dilihat dari fungsi sistem-sistem itu sendiri. Misalnya, keturunan
merupakan fungsi dari lembaga keluarga.
Norma
Norma
Norma-norma
sosial dapat dikatakan merupakan patokan tingkah laku yang diwajibkan atau
dibenarkan di dalam situasi-situasi tertentu. Oleh para sosiolog, norma ini
dipandang sebagai unsur yang paling kritis untuk memahami serta meramalkan aksi
atau tindakan manusia di dalam menilai tingkah laku. Norma-norma menggambarkan
tata tertib atau aturan-aturan permainan; dengan kata lain, norma memberikan
petunjuk tentang standard untuk bertingkah laku di dalam menilai tingkah laku.
Ketertiban atau keteraturan merupakan hasil ketaatan orang terhadap norma-norma
dan niali merupakan unsur-unsur universal di dalam semua kebudayaan.
Wujudnya
termasuk (1) folkways atau aturan di dalam melakukan sesuatu yang dibenarkan
oleh umum, akan tetapi sebetulnya tidak memiliki status paksaan atau keharusan,
(2) moress, atau segala tingkah laku yang menjadi keharusan, di mana setiap
oramg wajib melakukan, dan (3) hukum, di dalamnya menjelaskan dan mewajibkan
ditaatinya mores serta mengekang tingkah laku yang berada di luar ruang lingkup
mores tersebut.
Kedudukan-peranan
Kedudukan-peranan
Status
dapat didefinisikan sebagai kedudukan di dalam sistem sosial yang tidak
tergantung pada para pelaku tersebut. Sedangkan peranan dapat dikatakan sebagai
suatu bagian dari satu status yang terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial.
Norma-norma tersebut, sedikit banyak terintegrasi di dalam membentuk suatu
peranan.
Semua
sistem sosial, di dalamnya mesti terdapat berbagai macam kedudukan atau status,
seperti misalnya suami, istri, anak laki-laki atau perempuan. Hal ini merupakan
akibat wajar dari adanya dua orang atau lebih di dalam setiap sistem sosial.
Kekuasaan
Kekuasaan
Kekuasaan
sosial sebagai suatu konsep tidak mudah dirumuskan definisinya oleh para
sosiolog. Dewasa ini, terdapat konsensus yang agak luas bahwa istilah tersebut
harus digunakan untuk menunjuk pada “kapasitas untuk atau dalam menguasai orang
lain”.
Kekuasaan
seringkali dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu otoritatip dan
non-otoritatip. Kekuasaan otoritatipselalu bersandar pada posisi status,
sedangkan non-otoritatip seperti pemaksaan dan kemampuan mempengaruhi orang
lain tidaklah implisit dikarenakan posisi-posisi status.
Tingkatan atau pangkat
Tingkatan atau pangkat
Pangkat
atau tingkat sebagai unsur dari sistem sosial dapat dipandang sebagai
kepangkatan sosial (social standing). Pangkat tersebut bergantung pada
posisi-posisi status dan hubungan-hubungan peranan. Ada kemungkinan ditemukan
orang-orang yang mempunyai pangkat bermiripan. Akan tetapi tidak ada sistem
sosial manapun yang semua orang-orangnya brpangkat sama untuk selama-lamanya.
Setiap pelaku di dalam suatu sistem sosial secara terus-menerus menilai pelaku-pelaku lain untuk bisa menentukan pangkat antar mereka masing-masing. Jadi penilaian terhadap pelaku-pelaku merupakan proses elemental yang mendorong terjadinya keterlibatan tindakan di dalam unsur struktural dari kepangkatan. Sesudah diadakan penilaian oleh seseama pelaku, seorang individu tertentu diberi sutu status. Penilaian terhadap pemangku tindakan tersebut dapat dilakukan berdasarkan keterampilan, pengalaman, pendidikan atau menggunakan kriteria lain baik penting maupun sepele.
Sanksi
Istilah
sanksi digunakan oleh sosiolog untuk menyatakan tentang sistem ganjaran atau
imbalan (reward) dan hukuman (punishment). Ganjaran dan hukuman tersebut
ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku mereka supaya sesuai
dengan norma-norma yang berlaku. Sanksi positf mungkin meliputi hal-hal kecil
seperti misalnya sepatah kata pujian dan mungkin juga berbentuk besar seperti
pemberian hadiah uang jumlah yang banyak. Sebaliknya, sanksi negatif (hukuman),
antara lain bisa berbentuk penurunan pangkat atau yang paling ekstrim,
seseorang dihukum buang atau dihukum mati.
Penerapan sanksi dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan tingkah laku. Diberikan sanksi atau tidak terhadap seseorang yang melakukan pelanggaran norma bergantung pada banyak faktor. Faktor paling penting adalah diketahui atau tidaknya pelanggaran itu sendiri oleh masyarakat. Bagaimanapun juga, setiap orang mesti terlibat di dalam penggunaan sanksi-sanksi pada sistem sosial tempat ia berada.
Sarana (facility)
Secara
luas, sarana itu dapat dikatakan sebagai semua cara atau jalan yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan sistem itu sendiri. Sarana itu mungkin
berbentuk gedung, alat teknik apapun bentuknya, atau boleh jadi merupakan
jangka waktu dilakukan pengawasan terhadap suatu pekerjaan, misalnya kapan,
sesuatu pekerjaan itu harus selesai.
Bukan
sifat dari sarana itu yang penting di dalam sistem sosial. Pusat perhatian para
sosiolog terletak pada masalah penggunaan dari sarana-sarana itu sendiri.
Penggunaan sarana itu dipandang sebagi suatu proses yang erat hubungannya
dengan sistem-sistem sosial. Sebagai contoh , dalam dunia dewasa ini terdapat
orang-orang yang tidak mau memakan daging babi, sapi atau kuda, padahal babi,
sapi atau kuda hanya merupakan sarana, yaitu makan bagi banyak orang. Hal
tersebut terjadi karena perbedaan nilai.
Tekanan-ketegangan
Tekanan-ketegangan
Dalam
sistem sosial akan terdapat unsur-unsur tekanan dan ketegangan. Hal ini muncul
karena tidak akan ada dua orang sekalipun yang mempunyai interprestasi persis
sama mengenai peranan dan posisi status, di dalam suatu sistem sosial manapun.
Sistem sosial akan mengalami tekanan apabila terjadi perbedaan interprestasi
dan bila perbedaan itu berubah menjadi
pola-pola tindakan.
Ketegangan
merupakan wujud tingkah laku yang tidak bisa dipisahkan dengan tekanan. Sebab
tekanan merupakan sumber timbulnya kekangan. Ketegangan tersebut erat dengan taraf
kekangan yang diterima oleh seseorang dari seorang individu atau kelompok.
Kekangan tersebut oleh pihak penekan dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan
menyimpang terhadap norma. Pihak yang ditekan atau dikekang tentu saja
menerimanya dengan ketegangan
Konflik,
penyimpangan dan ketidakserasian timbul adanya tekanan-ketegangan dan hal itu
mengakibatkan perpecahan (disorganization). Dengan kata lain, tidak ada satupun
sistem sosial yang secara seratus persen teratur atau terorganisasikan dengan
sempurna. Selamanya akan terdapat kepecahan dikarenakan tekanan. Suatu sistem
sosial, sedikit banyak bisa dikatakan terorganisasi bergantung kepada
besar-kecilnya unsur tekan-ketegangan yang diorientasikan kepada tujuan dari
sistem itu sendiri.
SIFAT DAN PROSES UTAMA DALAM SISTEM SOSIAL
SIFAT DAN PROSES UTAMA DALAM SISTEM SOSIAL
Sifat Terbuka Sistem Sosial
Sistem sosial itu dapat
dipengaruhi oleh lingkungan dapat pula disimak dari tulisan Margono Slamet
(1985). Dinyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu sistem sosial itu dipengaruhi
oleh:
Ekologi, tempat, geografi di mana masyarakat itu berada.
b. Demografi,
yaitu menyangkut populasi, susunan dan ciri-cirinya.
c. Kebudayaan,
menyangkut nilai-nilai sosial, sistem kepercayaan dan norma-norma dalam
masyarakat.
d. Kepribadian,
meliputi sikap mental, semangat temperamen dan ciri-ciri psikologis masyarakat.
e. Waktu,
sejarah dan latar belakang masa lampau dari masyarakat tersebut.
2. Proses Utama Dalam Sistem Sosial
Akvin
L. Bertrand (1980) menyatakan bahwa proses-proses sistem sosial tidak saja
terdiri dari dua hal itu akan mencakup komunikasi sosialisasi, pelembagaan,
pengawasan sosial dan memelihara tapal batas (boundary mintenance).
1. Komunikasi
(communication)
Tidak
ada satu proses pun yang melebihi pentingnya komunikasi di dalam suatu sistem
sosial. Tanpa komunikasi , pada pelaku tidak dapat menyampaikan informasi,
mengutarakan sikap, peranan atau kebutuhan mereka. Tidak berlebihan kalau
dikatakan pula bahwa tanpa komunikasi, organisasi sosial tidak muncul.
2. Memelihara
tapal batas
Semua
sistem sosial mempunyai cara-cara tertentu untuk melindungi atau mempertahankan
identitasnya. Untuk melindungi tapal batas dirinya dengan pihak luar dapat dilakukan dengan jalan mendirikan
tembok, membatasi penggunaan sarana hanya untuk warganya sendiri, mengadakan
upacara-upacara suci atau dengan jalan mengharuskan anggota untuk memeluk suatu
agama atau kepercayaan tertentu.
3. Penjalinan
sistem (systematic lingkage)
Suatu
proses sosial menjalin ikatan antara suatu sistem dengan sistem lainnya
dinamakan penjalinan sistem. Cara terbaik untuk melihat jalinan tersebut adalah dengan melihat
keeratan antara mereka, baik individu maupun di dalam usaha untuk mencapai
tujuan. Lomis menyatakan bahwa “penjalinan sistem merupakan susatu proses di
mana suatu unsur atau lebih dari minimal dua buah sistem sosial tampak
sedemikian rupa sehingga kedua sistem itu dalam beberapa hal dan peristiwa
tertentu dapat dipandang sebagai suatu kesatuan tunggal.
4. Sosialisasi
(socialization)
Sejauh
menyangkut penegrtian sosiologi, sosialisasi termasuk proses dasar di dalam
sistem sosial. Secara singkat, sosialisasi dapat dikatakan sebagai proses
penyebaran warisan-warisan sosial dan budaya oleh seseorang dari masyarakatnya.
Melalui sosialisasi, seseoramg menjadi yang lebih berfungsi di dalam
kelompoknya, seseorang diubah dari suatu orgasnisme menjadi seseorang yang
berpribadi.
5. Pengawasan
sosial (social control)
Pengawasan
sosial mengandung arti sebagai suatu proses pembatasan atau pengekangan tingkah
laku. Di dalam sistem-sistem sosial, pengawasan merupakan proses pembetulan
atau pembolehan di dalam batas-batas tertentu yang bisa diterima terhadap
penyimpangan-penyimpangan (tanpa memandang apapun alasanny). Mekanisme yang
dapat menjaga anggota suatu sistem sosial
antara lain pencemoohan, pengasingan dan pergaulan, didesas-desuskan
atau melalui cara-cara formal yang ada sangkut pautnya dengan hukum dan
peraturan tat tertib.
6.
p Pelembagaan (institutionalized)
p Pelembagaan (institutionalized)
Pelembagaan
merupakan proses pengesahan suatu pola tingkah laku tertentu menjadi hukum,
yaitu diakui secara benar dan tepat. Keluarga dan sekoalah merupakan lembaga
sosial dan memiliki cir-ciri tersendiri. Ciri yang dimaksud adalah terdapat
hubungan yang diformalisasi di mana penyimpangan-penyimpangan dari padanya
sampai titik tertentu tidak dapat ditoleransi.
7. Perubahan
sosial (social change)
Perubahan
sosial di dalam pola interaksi sosial yang berlaku. Proses perubahan sosial
tanpa dibebani istilah-istilah yang mengandung nilai-nilai seperti kemajuan
atau kemunduran. Perubahan sosial menimbulkan unsur-unsur tekanan-ketegangan
dan hal itu kait mengkait dengan unsur-unsur lain seperti misalnya sanksi dan
kekuasaan.
DAFTAR
ISI
Soeleman, 1986. Konsepsi Sistem Sosial dan Sistem Sosial Indonesia, Jakarta, Fajar
Agung.
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009