MAKALAH: MASYARAKAT DAN MANUSIA SATU DIMENSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pemikiran Marcuse ini banyak bisa kita temukan
kaitannya dengan kehidupan modern saat ini, khususnya Indonesia. Pola konsumtif
Indonesia yang begitu tinggi bisa menjadi contoh kongkret dari pemikiran
Marcuse tentang desublimasi tadi. Kekuatan ekonomi Indonesia sendiri lebih
berat pada konsumsi masyarakat yang tinggi dibandingka dengan tingkat
produktifitas dalam negeri. Karena itu juga Indonesia begitu menjanjikan bagi
pihak asing sebagai pasar yang menggiurkan. Budaya konsumtif tersebut akan
menyulitkan Indonesia untuk bisa berkembang menjadi negara yang bisa melakukan
ekspansi ekonomi. Kita akan terus diserang oleh produk-produk luar dan
menenggelamkan produk dalam negeri. Kekuatan promosi dan iklan dari
produk-produk yang tersebar di pasar dalam negeri begitu kuat. Masyarakat
Indonesia begitu berlomba untuk tidak ketinggalan trend.
![]() |
Herbert Marcuse |
Herbert Marcuse dianggap oleh kalangan radikal
kiri baru sebagai salah satu tokoh yang berperan bagi pemikiran mereka setelah
Marx dan Mao. Marcuse percaya bahwa akan datang sebuah masyarakat yang akan
benar-benar membuat revolusi itu bisa benar-benar terjadi. Kritiknya terhadap
masyarakat kapitalisme tahap lanjut serta masyarakat teknokratik bisa kita
lihat dari buku karangannya yaitu One-Dimensional
Man (1964). Buku karangannya
itu berusaha menjawab bagaimana masyarakat kapitalis tahap lanjut telah membuat
masyarakat menjadi satu dimensi. Meski demikian pada saat bukunya itu ditulis
dampak dari perubahan itu belum dirasakan oleh masyarakat Barat karena pada
saat itu masyarakat disana sedang berada pada fase dimana mereka merasa pada
titik tertinggi. Barulah pada zaman ini kita bisa melihat bukti dari pandangan
Marcuse tentang masyarakat berdimensi satu tersebut. Buktinya adalah bahwa
pembangunan masyarakat industri maju dalam kurun waktu 20 tahun belakangan
justru memberikan dampak ketimpangan sosial yang semakin jauh (Franz Magnis,
2013).
Dalam kehidupan sehari-hari kit selalu
dipengaruhi oleh teknologi dan industri, semuanya itu tidak bisa kita hindarkan
di dalam masyarakat. Manusia satu dimensi merupakan pernyataan yang disampaikan
oleh Herbert Marcuse untuk menjelaskan situasi yang terjadi di dalam
masyarakat. Sehingga mau tidak mau keadaan itu harus bisa ditantang, dihadapi,
dilakukan bahkan harus dinikmati.
Makalah ini akan menyediakan penjelasan yang
maksimal mungki untuk memberikan penjelasan mengenai masyarakat dan manusia
satu dimensi dewa ini. Dengan mengahadirka ilustrasi, teoritis dan
perbangdingannya dengan masa sekaarang.
1.2.Perumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas maka peneliti membuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apa yang dimaksud
dengan masyarakat dan manusia satu dimensi?
2. Apa saja kenyataan
sekarang yang bisa dikatakan sebagai manusia masyarakat dan manusia satu
dimensi?
3. Bagaimana
bentuk-bentuk, ilustrasi, dan contoh
masyarakat dan manusia satu dimensi ?
1.3.Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui yang dimaksud dengan masyarakat
dan manusia satu dimensi
2. Menjelaskan saja
kenyataan sekarang yang bisa dikatakan sebagai manusia masyarakat dan manusia
satu dimensi
4. Menjelaskan
Bagaimana bentuk-bentuk, ilustrasi, dan contoh
masyarakat dan manusia satu dimensi.
1.4.Manfaat Penulisan
Sehubungan
dengan tujuan yang akan dicapai, maka hasil penelitian yang akan dilakukan
diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. Bagi
penulis dapat mempertajam kemampuan menulis dalam penulisan karya ilmiah,
menambah pengetahuan dan menguasai kemampuan berpikir penulis dalam menyikapi
dan menganalisis teori besar sosiologi.
2. luas
untuk meningkatkan masyarakat yang paham akan wisata.
3. Bagi
masyarakat diharapkan dapat memberikan inspirasi terkait pemanfaatan teknologi,
kapitalisme dan menhindarinya.
4. Bagi
pelaku bisnis dan investor yang mempunyai usaha untuk mengembalika jadi diri
masyarakat
5. Bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dapat menambah wawasan mengenai masyarakat
sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masyarakat dan Manusia Satu Dimensi
Dalam buku Valentinus Saeng ini dijelaskan bahwa apa yang dimaskud
dengan masyarakat satu dimensi dan manusia satu dimensi itu, namun lebih
baiknya pada awal ini kita harus memahami dan memasukkan diri ke dalam rasional
untuk dapat mengerti apa yag diaksud oleh Herber Marcuse terhadap masyarakat
dan manusia satu dimensi.
Pepatah klasik mengatakan: si
vis pacem para bellum – bila menginginkan damai persiapkanlah perang. Cocok digunakan untuk masyarakat kapitalis industri maju dewasa
ini. Secara kasar mata, msyarakat kapitalis komtemporer memang berada dalam
tingkat kemakuran yang sangat dan pantas dibanggakan. Standart hidup individu
sangat tinggi, kekayaan negara sangat meningkat, pelayanan kesehatan sangat
merata dan dinikmati dengan baik oleh semua penduduk. Segala kebutuhan dasar
mudah diperoleh dan harga pun terjangkau oleh kantong penduduk, sehingga yang
kelaparan menjadi bencana nasional. Lalu, jam kerja buruh sangat dibatasi dan
dilindungi oleh kaum hukum, penghasilan mereka standart minimum kebtuhan hidup,
sehingga bisa berlibur bersama keluarga bahkan sampai kepada luar negeri. Jadi
kehidupan warga negara menjadi sangat baik sekarang ini, di era teknologi. [1]
Pandangan
bahwa manusia berdimensi satu ini dimulai dengan membagi masyarakat kepada
dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah dimensi afirmatif dimana segala
unsur didalamnya sangat afirmatif terhadap apa yang dijalankan oleh
pemerintah dan negara. Mereka mendukung kestabilan dari sebuah pemerintahan
dan dengan demikian mereka tidak berpikir untuk melakukan kritik atau
mendobrak apa yang telah ada sebelumnya. Sedangkan dimensi lainnya adalah
dimensi negatif yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang menentang struktur
yang sudah ada. Penentangan ini bisa berasal dari perlakuan yang tidak adil
atau ketimpangan yang mereka rasakan. Dalam pandangan kaum Marxis dimensi
negatif ini sangat penting kaitannya untuk perkembangan sebuah masyarakat.
Dimensi negatif ini akan menjadi kontrol terhadap pemerintah sekaligus atas
apa yang telah dianggap sebagai tatanan masyarakat.
|
Tatkala kita telitik dari keadaan yang dirasakan masyarakat secara
umum, di balik kegemerlapan material dan kenyamanan hidup, terdapat persoalan
yang sangat besar. Tanpa sadar, atau dibuat dengan cara tida sadar, warga
masyarakat kapitalis sedang mempraktekkan pepatah kuno di atas. Kemakmuran yang
dirasakan harus dibayar dengan pemiskinan dan perbudakan warga, kelompok dan
bangsa lain. Keamanan dan kenyamanan yang dirasaka dilunasi dengan pengekangan
dan penindasan. Perdamaiaan antarnegara diterapkan melalui penyiagaan dan
penggelaran serdadu dan parade rudal di sepanjang perbatasan. Pelestarian hidup
individu dan warga negara diperoleh melalui pembasmian yang berbeda suku,
agama, warn kulit dan lain-lain. Masyarakat industri sedang membangun kemajuan
dan peradaban dengan perbudakan kejam dan berkelanjutan.[2]
2.2. Masyarakat Satu Dimensi
Dengan perkembangan teknoogi mutakhir,
pola penjajahan, penindasan dan perbudakan mengalami perubahan radikal. Praksis
kekuasaan dan penguasaan, perbudakan dan pengisapan dijalankan dengan
menghindari ancaman dan tindak kekerasan. Pemakaian teror sudah diangap kuno,
mubazir dan kontraproduktif. Kekerasan dan teror menimbulkan kepanikan dan
ketakutan sesaat dan secara bersamaan menimbulkan antipati, kebencian dan
bahkan perlawanan. Kekerasan dan teror akan membuat penguasa menggali kubur
sendiri daripada bertahan abadi memegang tampuk kekuasaan. Karena alasan
tersebut, rezim dan penguasa memilih pola penjajahan dan perbudakan secara
lebih halus, rasional, dingin, dan tanpa wajah, tetapi mujarab dan mematikan.[3]
2.2.1.
Administrasi Total
Dari sejumlah kemajuan yang hebat dan keberhasilan yang besar yang
diraih sistem kapitalis yang bertumpu pada keunggulan teknologi ialah kemampuan
penguasa kapitalis mengalihkan dominasi ke dalam adminitrasi total. Adapun
pengertian adminitrasi total adalah merupakan strategi pengaturan dan
pengelolaan yag bertujuan mengharmoniska pemusatan dan penyatuan kekuatan
sosial, politik, agama, militer dan budaya ke dalam satu tangan. Sarana yang
diciptakan ialah dengan membuat “musuh bersama” nasional guna memaksa semua
warga agar memerlukan yang tidak diperlukan dan mengorbankan yang harus
dilindungi dan dilestarikan.[4]
Alasannya adalah dengan menyeimbangkan hak dan kewajiba, menjamin
kestabilan dan keamanan, memberikan kepastian hukum dan memastikan penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia. Selain itu, keseimbangan antara penawaran
dan permintaan perlu dijaga, kelangsungan hidup industri, pasar dalam negeri
dan global mesti dipelihara. Di balik gagasan yang begitu luruh, tujuan
adminitrasi total adalah mempertahankan kelanggengan kekuasaan, penindasan dan
perbudakan demi keuntungan dan keunggulan abadi pihak pengusasa atas semua
lawan dan saingan.[5]
Adminitrasi total mengejawantahkan dalam bentuk manajemen ilmiah
(lalu dikembangkan menjadi manajemen konflik). Manajemen ilmiah dibuat dengan
tujuan strategi pengaturan dengan pengelolaan hubungan kelas pekerja dan kelas
majikan dengan memakai aturan hukum yang telah dirumuskan dan diintalasikan ke
dalam mesin pintar. Dengan begitu, ketika terjadi perselisihan kedua belah
pihak, tidak lagi diperlukan pengacara maupun pertemuan guna memeriksa akar
persoalan dan mendapatkan persoalan.
Kedua belah pihak tersebut cukup memasukkan argumentasi ke dalam
mesin tersebut, lalu mesin akan langsung menganalisis masing-masing argumen dan
membuat keputusan secara objektif mengenai siapa yang benar dan siapa yang
salah. Ketidakdilan, salah tafsir, atau tafsir yang sebelah bisa dihindarkn dan
pemborosan dapat dicegah, sehingga aktifitas produksi dapat berjalan dengan
lancar dan keuntungan tetap bisa diterima sebanyak mungkin. Ini merupakan
pendapat F. W. Taylor, namun sangat sayang dia tidak bisa menjelaskan siapa yag
telah membuat dan menginstal rumusan huku demikian ke dalam mesin.
Tujuan yang dicapai oleh adminitrasi total adalah kohesi sosial
secara stabil dan permanen, sehingga semua aktivitas berjalan secara normal.
Dari sudut pandang ekonomi dan teknologi, segala perdebatan dan pembicaraan
merupakan hal yang kurang berguna, membuang waktu, tenaga, pikiran, dan dana.
Yang terpenting bukan bagaimana individu mengembangkan kemampuan berpikir,
menghasilkan sesuatu yang bergunan secara sosial. “janganlah bertanya apa yang
diberikan negara kepadamu, tetapi tanyakanlah apa yang kamu berikan kepadamu
negara”. Semua mesti selalu berkorban dan jadi korban demi kejayaan peguasa
tanpa bertanya siapa mereka, buat apa dan siapa kurban dipersembahkan.[6]
2.2.2. Bahasa Fungsionalis
Medium utamaa daripada administrasi sosial adalah bahasa,
mengingat subjek utama yang dihadapi,
diatur, dikelola oleh manusia. Bahasa merupakan kemampuan mengungkapkan
kemampuan berpikir dan proses perwujudan potensi individu. Siapa menguasai
bahasa, dia menguasai hidup. Penguasa kapitalis menyadari kedudukan sentral
bahasa dan perlu dibuat untuk menjalin secara total pembentukan wacana berpikir,
cara berkomunikasi, dan berwicara. Rezim kapitalis ingin mengubah wacana
pra-teknologi dan memberikan muatan baru yang lebih sesuai dengan realitas
teknologi dengan menciptakan bahasa sendiri: bahasa fungsional.[7]
Pada
tahap awal, gaya bahasa fungsional mendominasi dunia perdagangan, dunia yang
menganut prinsip waktu adalah uang.[8]
Pola wicara yang bertele merupakan hambatan utama dalam tata niaga yang sarat
dengan kompetisi sengit di antara para pelaku ekonomi. Penggunaan bahasa
fungsional dalam dunia ekonomi dinyatakan terutama dalam bahasa iklan. McClelland,
salah satu pengikut teori ini menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan negara
Dunia Ketiga mengalami kemiskinan adalah karena masyarakat di negara Dunia
Ketiga tidak memiliki semangat berprestasi.[9]
McClelland menjelaskan kebutuhan untuk berprestasi dalam mendukung kemajuan
individu maupum masyarakat. Pandangan ini kemudian digunakan untuk menjelaskan
mengapa negara Dunia Ketiga hidup dalam kondisi kemiskinan.
Menurut
McClelland, setiap individu memiliki waktu luang. Hendaknya setiap orang
memanfaatkan waktu luangnya tersebut untuk berpikir mengenai bagaimana
meningkatkan situasi sekarang ke arah yang lebih baik. Orang yang demikian,
memiliki McClelland dikatakan sebagai orang yang memiliki kebutuhan beprestasi
yang kuat. Kemudian apabila individu dari Dunia Ketiga memerlukan bantuan
investasi, maka negara maju siap untuk menyediakan bantuan modal tersebut.
Negara dunia seharusnya mempunyai kelompok wiraswastawan yang memiliki semangat
berprestasi dan mampu memanfaatkan bantuan modal asing menjadi investasi yang
lebih produktif.
Intensitas
hubungan negara Dunia Ketiga dengan negara maju akan mempermudah dan
mempercepat negara Dunia Ketiga untuk menyerap ciri-ciri motivasi beprestasi
tinggi yang dimiliki negara Barat.
David McClelland
mengemukakan bahwa orang-oraang di negara berkembang tidak memiliki apa yang
disebutnya sebagai nAch (need for
achievement, atau dorongan untuk berhasil).[10]
Salah satu penyebab tidak-adanya nAch ini bisa didapatkan pada cerita anak-anak
di negara-negara ini kebanyakan bersifat fatalistis, cenderung untuk
menyelesaikan persoalan dengan menyerahkannya kepada nasib. Harus ada
usaha-usaha yang dilakukan dalam menghindari agar virus ini tidak menjadi
penyakit bagi masyarakat.[11]

Bahasa
iklan selalu memberikan dan menyampaikan informasi tentang kehadiran produk
baru dan menanamkan nilai dan citra tertentu dari produk tertayang dalm pikiran
pemirsa-pendengar-pembaca. Penyampaian informasi dan pembatinan nilai dan citra
dilakukan dalam ruang terbatas dan momen yang amat singkat.[12]
Dalam
dunia politik, bahasa fungsional telah menguasai pikiran dan hidup individu
secara sangat manjur dan berhasil. Dunia politik merupakan wilayah yang paling
banyak menyimpan pertentangan, konspirasi, sarat dengan relasi perkoncoan. Kaum penguasa selalu
memberikan dan menemukan cara yang lebih rasional, efektif, manusiawi, mampu
menyerap dan menyatukan semua pihak dengan segenap kepentingannya.[13]

Dominasi
bahasa dalam semesta ilmiah dan hidup bermasyarakat dan menunjukkan bahwa
penguasa dan penindasan telah menjadi sangat kuat dan menguras abis pikiran dan
mentalitas masyarakat individu. Apa yang terjadi kalau dunia politik berpadu
asa dengan dunia militer, dunia militer dengan dunia ekonomi, dunia ekonomi
dengan dunia sosial, dunia sosial dan budaya dengan dunia politik? Indikasi apa
yang berada di balik kata ketika bahasa politik menjadi bahasa iklan dan bahasa
iklan menjadi bahasa pemerintahan. Perpaduan dan perubahan pola wicara
memperlihatkan bahwa dominasi dan adminitrasi sosial telah berpadu secara intim
dan individu hidup di bawah kekuasaaan rezim totalitas dalam peritrahatan yang
irrasional.[14]
Sehingga tidak bisa kita hindari terjadinya disintegrasi dalam
masyarakat Indonesia. Dari hasil
penelitian Poetranto (2003) beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
disintegrasi bangsa adalah salah satunya
Politik
Masalah politik merupakan aspek yang
paling mudah untuk mengembangkan permasalahan atau ketidak tenangan dalam
masyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda faham
apabila tidak ditangani dengan bijaksana menyebabkan konflik dalam
masyarakat.Selain itu, ketidaksesuaian kebijakan yang diberikan pemerintah
terhadap daerah dan pusat. Realitanya ketika tidak dilaksanakan secara merata,
maka kemungkinan yang terjadi adalah disintegrasi daerah terhadap pemerintah.
Idiologi
Akhir-akhir ini agama sering
dijadikan pokok masalah di dalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini
terjadi karean kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain.
Kondisi ini banyak terjadi di Indonesia, dan jika tidak ditagani dengan
bijkasana pada akhirnya bisa menyebabkan disintegrasi bangsa, dan perlunya
penangan yang khusus dari tokoh agama mengenai pendalaman masalah dan komunikasi
tokoh agama dengan pemerintah. Demikian juga dengan masyarkat yang diharapkan
jangan membawa aliran-aliran agama dalam membahas segala sesuatu yang terjadi
karena dengan menghubungkan ideologi agama masing-masing bisa membuat perbedaan dan harus
saling menghormati.
2.3. Kebutuhan Palsu
Penggunaan teknologi secara
massal dalam dunia industri telah membawa hasil yang sangat luar biasa.
Produksi dapat ditingkatkan sampai kepada titik maksimum tanpa mengenal waktu
dan batas tenaga. Peningkatan luar biasa dimungkinkan berkat mesin yang dapat
bekerja selam 24 jam secara berkelanjutan. Mesin sudah menggantikan posisi
idividu dalam hampir semua bidang kerja. Bagaimanapun kehadirannya, teknologi
perlu disambut baik dan disyukuri.[15]
Penggunaan
mesin secara massal memberikan harapan dan peluang bagi hidup yang ebih bebas
dan menyenangkan. Kini individu bisa menyimpan energi yang lebih bermanfaat
bagi pemenuhan kebutuhan istingual dan merealisir kebutuhan pribadi seturut
dengan minat – bakat. Pelepasan individu dari kerja keras merupakan impian
manusia dari sejak dahulu kala generasi modern berad di ambang hidup yang
manusiawi, menyenangkan dan membahagiakan.
Harapan
akan hidup lebih bebas dan lebih menyenangkan tampak sedang sirna dan meredup.
Masyakarakt industri maju kapitalis ternyat bergerak ke ara yang berlawanan
menuju ke satu hidup yang lebih menindas dan memperbudak dan totaliter.
Kapitalisme
dan perangkat penguasanya ternyata memaksakan beragam persyaratan politik dan
ekonomi untuk mengontrol dan mengendalikan hidup individu. Pemaksaan dan
dominasi masa kini meliputi aik waktu kerja maupun waktu senggang dan seluruh
kebutuhan hakiki (sepertinya makan-minum, keluarga, dunia, suami-istri, gaya
hidup, mode, pakaian moralitas, peralatan teknis sampai kepada seuruh kebutuhan
hidup manusia.
Kebebasan
dalam memenuhi kebutuhan, kebebasan berbicara,, berorganisasi sekarang ini,
kebebasan memilih dan untuk dipilih. Bila proses pembebabasan dibiarkan. Lambat
laun rantai dominasi dan eksploitasi aka melepas. Dalam masyarakat dunia yang
makmur, cara menguasai dan mengisap harus dikuasai secara total. Sebuah cerita
rakyat misalnya di Kalimantan bisa dipakai untuk melukiss mengapa penguasaaan
mesti berubah dari cara yang kejam ke pola yang ramah dan lembut.
Generasi
komteporer semakin menyadari ke-aku-an dan kepemilikan. Ingin disanjung, ingin
dipuji, dimnja dan disayangi. Harga diri ingin diangkat setinggi mungkin,
kebutuhan harus dipenuhi setinggi mungkin. Manusia sekarang memerlukan pelayan
dan ingin menikmati hidup yang lebih enak. [16]
Di
depan mentalitas yan berpusat pda keakuan, strategis penguasaan dan pengakuan
dan keburtala fisik pasti segera menarik perlawanan dan pemberontakan. Untuk
itu, penguasa harus pandai memperlakukan segenap warga: membelai dan membuat
mereka tidur, menjaga, melayani jika mereka terjaga. Dalam alam kebebasan,
kekuasaan komtemporer berlaku sebagai pelayan tunggal bagi masyarakat.
Apa
arti kebutuhan palsu? Kebutuhan palsu
merupakan suatu keperluan yang dibebankan oleh aneka kepentingan sosial
tertentu kepad semua individu dengan maksud meninidas dan menggrogoti mereka.
Sekarang ini bisa kita lihat dengan sangat jelas bahwa masyrakat senantiasa
diberikan pelayanan, promisi yang kontinu, itu semuana dilakuka melalui aneka
macam promosi, pameran dan iklan, tempat wisata, pust perbelanjaan, mode,
apartemen, perumahan, peralatan rumah tangga dan hingga sampai kepada jenis
yang lainnya.
Mungkin
banyak yang berpikir di antara kita, bahwa kebenaran dan kepalsuan suatu
kebutuhan tergantung dan ditemukan oleh keputusan pribad. Hanya saja, kemampuan
memutuskan yang benar dan yang tepat mensyaratkan tingkat kebebasan individu.
Saat ini, ruang bagi keputusan yang bebas telah lama disingkirkan dan diganti
dengn pilihan tertuntun dan terkondisikan. Pengondisian ini terhadap individu
dilakukan dengan indoktrinasi, eksposisi dan promosi, melalui suat kabar,
radio, tv, internet, dll.
Tentang
realitas kebutuhan palsu dan kebutuhan hakiki sikap terpenting yang harus
dimiliki adalah selalu bertanya tentang apa, mengapa, dan bagaimana aku sampai
kepada keputusan membeli suatu produk. Bagaimana kita memilih suatu hal yang
bisa dijadikan barang yang sangat berguna bagi manusia itu sendiri.
2.4. Imperium Citra
Dewasa ini image (citra) menjadi mantra gaib yang
menysup ke segala sisi kehidupan individu dan masyarakat, bahkan memainkan
peranan besar dalam dunia politik dan kekuasaan. Para pemimpin negara, kandidat
yang bersaing guna memperebutkan posisi presiden atupun jabatan yang lainnya di
bawah menaruh perhatian besar terhadap citra. Mereka sangat serius merawat
citra dirinya sebagai public figure dan
kerap berperilaku sebagai artis atau selebriti. [17]
Lebih
parahnya lagi masyarakat cenderung mendaptkan sutu pertimbanga dari apa yang
dilihat tergmabar dengn istilah populis dan
tidak populis. Populis artinya adaha
ketenaran, popularitas yang menjadi ukuran, pedoman, dan tujuan nyata dari
kebijakan pembangunan dan keputusan politik.
Pemikiran
an pertimbangan yang bertumpu, pada pengembangan dan beorientasi pada citra
diri di antara masyarakat untuk mengikuti peralihan penting dalam cara
memahami, realitas sosial, dan memaknai eksistensi manusia, realitas sosial,
dan fungsi kekuasaan. Peralihan pola pemahaman, penilaian dan pemaknaan ini
terkit erat dengan perubahan konsepsi dan alur pikir dari semua wacana manusia.
Berpijak
dari dominasi citra dalam alam semesta aktivitas manusia modern-kontemporer,
tidak berlebihan bila dikatakan bahwa manusia hidup dalam imperium citra. Citra
adalah sang kaisar, ukuran mutlak, pedoman tertinggi. Generasi sekarang ini
lebih mementingkan bungkusan daripada isi, kesan daripada subtansi dan tampilan
daripada intisari, peran daripada jatidiri. Ini semua adalah modus citra diri,
sehingga jangan heran bila dalam tata hidup bersama semua diskursus dan atensi
berhenti pada sensasi.
2.5. Manusia Kapitalis Satu Dimesni
Sebelum era teknologi, nalar
kritis dan nalar teknologi masih berjalan dengan beriringan dan menemani
aktivitas berpikir manusia guna mengenal dan mengenal sesuatu. Sayang sekali
kebersamaan ini menghilang dengaan dominasi sepihak nalar teknologis atas dunia
semesta.
Kemampuan
hidup dalam dua dimensi, kemampuan dan mempertimbangkan cara berada manusia
secara lain dalam realitas dan kecakapan
melampaui kemungkinan dan kemungkinan rillnya) manusia telah menjadi satu
dimensi, sebuah realitas tanpa subtansi, atau lebih tepat adalah realitas di
mana subtansi direpresentasikan oleh bentuk-bentuk teknis, bentuk yang menjadi
muatan dan esensinya.
Di
era modern-komtemporer teknologi beralih status menjelma sebagai prinsip dan
roh peradapan. Teknologi kini menjiwai menghidupi manusia dan perdabannya
bentuk yang sudah direkayasa dan dicanangkan seluruh realitas dan tatanan
diubah menjadi kehidupan yang satu dimensi.
2.6. Logos Menjadi Teknologos
Sejak dari filsafat Yunani
klasik, kebudayaan dan peradaban Barat dituntun oleh nalar-akal budi yang
mencari jawaban dari berbagai persoalan yang mengitari hidup manusia. Seluruh
pencarian dan permenungan filosofis klasik bergulat dengan persoalan mengenai
prinsip, penyebab, dan alasn dari segala yang ada. Nalar ingin menemukan
sesuatu yang kokoh, tetap, dan absolut di balik semua benda yang selalu
berubah. [18]
Dalam masa teknologis, ada benang merah yang mengaitkan dominasi
perangkat teknis atas alam raya dan nasib manusia. Alam yang diolah menjadi
produk yang akan menguasai, mengontrol, dan menjadi ukuran menilai kegagalan
maupun kesuksesan, peran, dan fungsi, martabat dan jati diri individu dalam
hidup bersama. Penemuan sebab, prinsip, dan hukum yang mendasari dan mengatur
fenomena tidak hanya berhenti sebagai informasi atau materi studi sekolah dan
universitas dan bukan pula sekedar pengetahuan yang membeku dalam rumusan
teori, buku, dan perpustakaan. Beraneka macam penemuan tentang sebab dan hukum
alam terus dipelajari, dikembangkan, diuji coba di laboratorium. Menggerakkan
dan mengatur benda alam dipindahkan dan diwujudkan menjadi sebab, prinsip, dan
hukum mesin. Era baru telah dimulai dan logos
menjadi teknologos.
Era teknologi merupkan satu
keharusan sejarah dan mengungkapkan buah karya dari perkembangan dan perwujudan
daya nalar. Selain itu, teknologi merupakan akibat langsung dari kewajiban
manusia untuk bertahan hidup di tengah kerapuhan menyesuaikan diri secara
langsung dengan alam. Asal usul teknologi dengan bernas dan padat “kebutuhan
merupakan ibu dari segala penemuan”. Di mana pun dan sampai kapan pun, manusia
senantiasa memerlukan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah dan
mendukungnya, guna memenuhi semua kebutuhan hidupnya, menjinakkan keliaran dan
keganasan alam. Teknologi sudah terukir dalam pikiran manusia sebagai makhluk
yang berkebutuhan. Jadi pada hakikatnya perubahan dinamis dari skema ontologos kepada skema logos kepasa skema logos ke technologos
2.7. Otomatisasi dan Mekanisasi
Pemanfaatan teknologi secara gencar di segala bidang kehidupan
merupakan realitas harian. Dewasa ini, hampir tidak ada lagi daerah yang
terturup atau menutup diri dari pengaruh teknologi. Penduduk yang hidup di
belantara Amazon, di tengah rimba Kalimantan dan Papua maupun di padang gurun
Sahara dan di pedalaman Afrika ditemani radio dan televisi, telepon biasa dan
seluler, mobil dan aneka perangkat teknologi yang lain. Siang dan malam mereka
menikmati siaran radio dan televisi yang ada, berkomunikasi dengan telepon
seluler dan internet serta mengambil alih nilai yang ditawarkan oleh media
komunikasi tanpa banyak tanya. Pikiran teknologi berhasil menyebar luas di
seantero dunia.
Dampak langsung
yang timbul dari pikiran teknologi adalah pembentukan realitas teknologi dalam
masyarakat. Teknologi menjadi bagian integral dari hidup warga dan berperan
sebagai ukuran penilaian dalam menjalin hubungan, pergaulan, dan pekerjaan.
Kelengketan dengan teknologi menciptakan sikap tergantung, ketergantungan yang
dicuptakan secara sengaja. Ibarat seorang yang mulai mengkomsumsi narkoba,
makin lama semakin kecanduan, demikian pemakai dan penikmat teknologi. Tanpa
semua perangkat teknis, hidup individu seakan tanpa daya dan makna. Teknologi
menguasai manusia secara mutlak dan menyeluruh.[19]
Persoalan
yang hakiki yang muncul adalah ketergantungan atau kecanduan terhadap teknologi
itu mengungkapkan apa? Realitas teknologis membawa serta prinsip, hukum, dan
ukuran nilai yang berciri teknis. Dari sekian prinsip, hukum, dan ukuran nilai
teknologi yang dipaksakan adalah otomatisasi dan mekanisasi.
Otomatisasi
merujuk pada kerja mesin yang bergerak sendiri tanpa campur tangan manusia
(otomatis). Otomatisasi merupakan penerapan prinsip kerja mesin yang
berlangsung mandiri ke dalam kesadaran manusia supaya menghasilkan
tindak-tanduk dan aktivitas yang spontan atau mengalir begitu saja.
Secara
sederhana, mekanisasi mengacu pada hukum gerak dari berbagai elemen yang
menyusun benda atau organisasi sebagai keseluruhan (mekanika) ruang dan waktu.
Mekanisasi merupakan pengalihan pola gerak yang menghubungkan bagian yang satu
dengan bagian yang lain dalam benda atau organisme secara seirama dan serentak
ke dalam pikiran individu yang menghasilkan rasa ketergantungan pada sistem
sebagai keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun menjadi kesimpulan dari tulisan ini berdasarkan pembahasan
di atas adalah sebagai berikut Dalam buku Valentinus Saeng ini dijelaskan bahwa
apa yang dimaskud dengan masyarakat satu dimensi dan manusia satu dimensi itu,
namun lebih baiknya pada awal ini kita harus memahami dan memasukkan diri ke
dalam rasional untuk dapat mengerti apa yag diaksud oleh Herber Marcuse
terhadap masyarakat dan manusia satu dimensi.
Dimensi yang pertama adalah dimensi afirmatif
dimana segala unsur didalamnya sangat afirmatif terhadap apa yang dijalankan
oleh pemerintah dan negara. Mereka mendukung kestabilan dari sebuah
pemerintahan dan dengan demikian mereka tidak berpikir untuk melakukan kritik atau
mendobrak apa yang telah ada sebelumnya. Sedangkan dimensi lainnya adalah
dimensi negatif yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang menentang struktur
yang sudah ada. Penentangan ini bisa berasal dari perlakuan yang tidak adil
atau ketimpangan yang mereka rasakan. Dalam pandangan kaum Marxis dimensi
negatif ini sangat penting kaitannya untuk perkembangan sebuah masyarakat.
Dimensi negatif ini akan menjadi kontrol terhadap pemerintah sekaligus atas apa
yang telah dianggap sebagai tatanan masyarakat.
Adapun menjadi bentukbentuk dari masyarakatt satu
dimensi dan manusia satu dimensi merupakan administrasi total, bahasa
fungsional, penghapusan sejarah, kebutuhan palsu, imperium citra, dan manusia
kapitalis satu dimensi itu berhubungan dengan alam pikiran yang selalu
dipengaruhi oleh kapitalis dan teknologi.
3.2. Saran
Adapun menjadi saran untuk realitas kehidupan
sekarang ini adalah agar masyaraka bisa menemukan jati dirinya, sadar akan
pentingnya mengerjakan sesuatu itu atas dasar kepemahaman. Sehingga dalam
menjalani pengaruh kapitalisme tidak lagi dipengaruhi oleh serba mewah,
materilistik dan hal yang lain. Semoga lewat tulisan ini bisa lebih bermafaat
dan berguna bagi masyarakat yang ada di sekitar kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Saeng,
Valentins. 2012. Perang Semesta Melawan Kapitalisme Global. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama.
Suwarno.
2003. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Cetakan Kelima.Jakarta. Penerbit
Pustaka LP3ES.
Martono,
Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern,Posmodern,
Poskolonial. Edisi Revisi. Jakarta. PT. RajsGrafindo.
Tunner, Bryan. Kamus Sosiologi.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kolip,
Usman. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial
Teori A[plikasi dan Pemecahannya . Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Martono,
Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta. Divisi Buku Perguruan Tinggi PT.
Raja Grafindo Persada. 2014. Hal. 139.
[1]
Analisis terhadap pernyataan ii adalah manusia sekarang ini sudah dimanjakan
dengan kehadiran industri dan produk yang tak bisa terhindarkan. Dengan
penawaran yang sangat tinggi dan hara yang sesuai dengan keadaan dan sangat
situasional, memnugkinkan masyarakat memberikan segala seuatu cara untuk
mendapatkan kebebsan dalam berpikir, memilih dan menikmati kualitas hidp yang
ada. Contoh dasarnya adalah kehadiran barang produksi yang diciptakan oleh
manusia itu sendiri adalah hadirnya PT. Aqua. Kehadiran perusahaan air minum
ini sudah menyebar dan menjamur ke seluruh masyarakat yang ada di sekitar kita,
manusia dan masyarakat tiak lagi mau membuang waktunya untuk memasak air
sebagai bahan komsumsi. Sehingga air minum pu s ekaran ini harus dibeli dan mau
tidak amu kemasan boto pun sudah tersedia di mana-mana, masih banyak hal yag
bisa kita lihat di sekitar kita.
[2] Dibalik ketersediaan yang diberikan oleh kaum
kalpitalis kepada manusia meberikan pengaruh besar terhadap negara besar bahkan
bagi negara yang berkembang sekalipun. Keadaan manusia dan masyarakat sekarang
telah disatukan oleh suatu bentuk kesepakatan bersam tanpa disadari dan
dilakukan untuk menjadi manusia yang serba gampang dan tanpa proses yang jelas.
Contohnya adalah; di negara-negara besar sekarang ini memperkuat kualitas
negaraya, sederhananya sekarang Korea Utara selalu melakukan peluncuran rudal,
tentara Amerka latihan dengan tentara Korea Selatan, konflik Timur Tengah yang
sampai tiada habisnya. Hal ini merupakan satu bentuk kesombongan yang langsung
nampak, survival of the fittes ,
siapa kuat itulah yang bertahan. Kapitalis dengan senangnya memproduksi
alal-alat militer da memperjual-belikannya bagi masyarakat miskin di negara
berkembang, sehingga mereka akn bisa menghasilkan uang sedangkan negara
berkembang hanya bisa merasakan perang kapitalimse negara yang tak terelakkkan.
[3] Pemakaian teror saat ini sudah dianggao kuno dan
tidak efisien lagi untuk mematikan kesadaran manusia. Sekarah yang terjadi
adalah perang dibalik layar, siapa yang bisa menwarkan barangnya, siapa yang
bisa mereproduksi, siapa yang mendistribusikan bahkan siapa yang akan
mengkomsumsi barang tersebut. Dengan demikian, kepanikan yang diciptakan teror
sekarag ini hanya bersifat sementara. Contohnya adalah ketika terjadi pemboman
di Jakarta yang dilakukan oleh ISIS, hal ini bukan lagi menjadi permasalahn
yang berat. Bahkan disaat kejadian, pengaruh kapitalisme sangat terlihat,
bahkan ada masyarakat yang berfoto, berselfie dan itu dibanggakan oleh
masyarakat. Akhirnya peran kapitalisme lebih mudah masuk ke dalam sistem
kehidupan masyarakat. Tafsiran saya adalah, masyarakat sekarang ini telah
diserang produk, kemewahan, dan berlomab untuk mendapatkan keakuan dan
kepemilikan suatu barang.
[4] Pada awalnya untuk memahami adminitrasi
total ini adalah kehidupan manusia yang selalu dibuat dalam bentuk birokrasi.
Dalam hal ini bisa kita lihat langsung adalah pengaruh negara dan kapitalis
dalam setiap inidividu, contohnya, di Indonesia setelah lahir beberapa hari
manusia harus diwajibkan untuk membuat surat akte kelahiran. Sehingga bisa
disebut sebagai manusia yang bermasyarakat. Hal ini ditujukan agar manusia
dapat mendapatkan haknya. Hk untuk diakui negara, hak untuk mendapatkan
fasilitas negara. Keadaan ini akan menyebabkan masyarakat Indonesia setiap
memiliki keturunan harus berbondong-bondong ke kantor desa atau kelurahan untuk
membuat surat tersebut. Sebenarya hal ini menurut saya adalah pemaksaan agar
semua warga negara memerlukan yang tidak diperlukan. Denga alasan
menyeimbangkan hak dan kewajiban.
[5] Keadaan ini diuat agar tidak ada lagi
perlawanan yang bisa diciptkan oleh masyarakat bawah. Di balik gagasan yang
bisa diciptakan oleh masyarakt yang luas, tetapi untuk menikmatinya akan tidak
sangat mungkin. Keadaan itu membuat masyarakat luas, menjadi masyarakat yang
diinternalisasikan untuk mendapatkan barang produksi sexepaat mungkin dan tidak
ada lagi batasan yang bisa dibuat untuk sebuah pilihan. Contohya hubungan kelas
menegah dengan kelas atas, jika para buruh misalkna melawan maka hal yang akan
dihadapi pertama adalah penguasa yang sudah membuat suatu aturan atau hukum
bersifat harus dijalankan. Demo buruh akan tidak sangat berguna karena
penyampaian aspirasi masyarakat sekarang bukan melalui kata-kata, tetapi dengan
mesin. Hal ini membuat totalitas mesin dalam kehidupan manusia tidak
terlelakkan lagi. Sehingga, semua hal yang sudah dimasukkan ke mesin, tidak
akan bisa lagi digannggu gugat. Misalnya adalah saat diadakan Ujian Masuk
Bersama ke Perguruan Tinggi, lembaga yang berkuas adalah Lembaga Pendidika
Indonesia. Namun, kita harus bisa menerima bahwa lulus tidaknya ke perguruan
tinggi, kita hanya meliha dari mesin dan tidak bisa menggugata apakah jawaba
saat kita ujian berapa salah dan berapa benar, atau pantaskah kita mask atau
tidak. Lembaga, panitia dan masyarakat yang tidak mampu seakanakan sudah
dinyatakan dalam bentuk mesin dan tidak bisa dipungkiri lagi keadaa ini adalah
salah satu bentuk penenangan masyarakat, menidurkan masyarakat untuk tidak
menuntut atau taken for granted.
[6] Sekarang
ini bukan lagi perdebatan yang dibutuhkan,karena semua permintaan hanya bisa
diterima di atas meja kerja saja. Kalau tidak, masyarakat akan merasa kerugian
dari waktu, tenaga dan motivasi yang terbengkalai. Ada kata mengatakan apa yang
kau sudah berika kepada negaramu?
[7]
Bahasa fungsional menurut penafsiaran saya adalah bahasa yang sudah disepakati
secara internasional. Bangsa Indoensia adalah bangsa yang besar, dengan sumpah
pemuda dan memiliki jati dirinya. Salah satu intidari sumpah pemuda adalah
memiliki bangsa yang satu yaitu bahasa Indonesia. Akan tetapi fakta di
lapangan, untuk mencari pekerjaan yang menjadi syaratnya adalah mahir dalam
berbahasa Inggris. Semua itu adalah permintaan kapitalis dan menghilangkan jati
diri bangsa memiliki bahasa persatuan. Saya bukan melihatnya dari sudut
konservatif, namun kehadiran teknologi dan kapitalis membuat masyarakat harus
sepakat akan memilii bahasa yang diagung-agungkan oleh kebanyakan orang.
Sehingga cara berpikir, cara berkomunikasi kita selalu di bawah negara yang
sudah menganut bahasa fungsional tadi. Sehingga kita berloma-lomba untuk berbahasa
Inggris (lainnya), untuk mengejar standar yang diberikan oleh kapitalisme.
[8]
Waktu adalah uang, pernyataan yang sangat sering kita dengar. Manusia selalu
berusaha untuk membagi dan menciptakan waktu mereka, untuk kepuasaan materi dan
uang. Mansia selalu disibukkan untuk memenuhi kepuasaan jasmani dan rohaninysa.
Karean yang ada sekarang adalah pertempuran yangs sengit untuk memiliki,
menikmati dan bisa menciptakan hal sepertinya itu demi uang. Uang adalah akar
segala kejahatan, namun tanpa uang manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Pedoman yang tidak didasarkan atas kesadaran ini, sehingga mencapai tempat
kerja, manusia selalu berhadapan dengn jalan raya yang macetm berlomba cepat,
memiliki kebebasan ertindak di jalan raya, dan lain sebagainya.masyarakat
selalu dipaksa ntuk menuruti kebutuhan tempat kerja, kalau tidak gaji/upah akan
dipotong. Sehingga jalan raya sering kita dengar maki-makian, amarah, dan
bahkan sampai ke tempat kerja untuk bisa mencapai waktu yang sudah ditentukan.
[9]
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan
Sosial. Jakarta. Divisi Buku
Perguruan Tinggi PT. Raja Grafindo Persada. 2014. Hal. 139.
[10] Teori n-Ach menyatakan bahwa untuk dapat
maju seseorang harus memiliki kebutuhan dan motivasi untuk berprestasi.
[11] Merupakan salah satu pencetus teori dengan
pendekatan psikologis depedensi menekankan bahwa pembangunan ekonomi tidak
terjadi pada negara-negara berkembang karena belum memiliki karakteristik untuk
bisa bersaing.
Budiman, Arief. Sosiologi Pembangunan dan Keterbelakangan Sosiologi. Cetakan
Pertama. Pustaka Pulsar. 1984. Vol. IX.
[12] Iklan identik dengan penawaran dan
promosi. Dala dunia iklan tidak ada satupun individu dilarang untuk membeli
bahkan memiliki barang produksi, setiap hari kita mendengar, membaca, melihat
adanya ikla baik itu di media sosial bahkan
di jalan raya, di tv, di kampus, bahkan di mana-manapun. Bahasa fungsional yang
diberika iklan ini adalah salah satu bentuk ketidaksadaran manusa dan mayarakat
luas. Contohnya adalah, iklan rokok, rokok memang merupakan penghasil pajak
yang terbesar di Indonesi dan memberikan sumbangsih bagi negara Indonesia.
Namun, bahasa funsional yang bisa secara langsung bisa kita lihat adalah
kebebasan untuk mengekspresikan rokok itu bagaimana. Ikaln rokok yang
senantiasai menawarkan barang dagangannya dengan menciptakan bahasa :pria punya selera, talk less do more,
dll. Namun, rokok adalah produk yang tidak menyehatkan masyarakat, dan dengan
jelas dibuat tulisan “merokok membunuhmu” namun manusia tidak sadar akan
pernyataan tersebut. Iklan selalu menawarkan aspek kehidupan manusia yang tidak
bisa terbantahkan dalam bentuk kenikmatan dan kepuasan pribadi ataupun
kelompok.
[13] Selain bidang ekonomi, bidang poitik
juga sudah digeroti oleh bahasa fungsional manusia. Ekonomi sudah membuktikan
kebebasannya untuk merorongrong keberadaan manusia. Sedangkan, jika kita
menilik dalam bidang ekonomi hal yang pertama sekali kita munculkan adalah
bentuk bentuk kesadaran sebelum dan sesudah menikmati barang dagangan tersebut.
Dalam bidang politik, bahasa yang selalu dipakai adalah bahasa kekuasaa dan
popularitas dari si penguasa. Saya dalam hal ini menafsirkan bahwa satu kalimat
bisa memuat kepercayaan dalam masyarakat luas. Popularitas dan public figure tidak bisa dihindarkan
dalam dunia politik. Contohnya adalah dalam pemilihan presiden Indonesia tahun
2014 yang lalu, slogan yang dipakai oleh Jokowi dalah Indonesia Hebat. Bahasa
yang fungsional ini, mau tidak mau menyebar ke alam pemikiran masyarakat dan
membuat suatu pengertian bahwa peimpin tersebut merupakan, pemimpin yang bisa
membuat bangsa Indonesia hebat. Bahasa fungsional itu telah dipakai pemimpin
dan untuk pemimpin itu.
[14] Kehidupan
sosial dan keadaan ini tidak bisa terhindarkan. Masyarakat kalau ingin diberika
haknya harus melakukan kewajibannya, taat dan menerima apa kebijakan yang
dilakukan dan diberikan oleh bangsanya sendiri.
[15] Pengaruh teknologi sekarang ini sudah
sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan mausia. Seakan manusia adalah robot
yang digerakkan oleh teknolgi. Dengan kehadiran teknologi dewsa ini, keberadaan
manusia lebih banyak hidup di dunia maya dan tidak bisa dihindarkan.
Seakan-akan media sosial yang tersedia membuat keberadaan manusia berada dalam
satu wadah. Teknologi juga sangat berpengaruh bagi kehidupan mausia.
[16]
Generasi sekarang ini menjadi generasi yang menganut keakuan dan kepmelikan.
Sehingga tidak ada masyarakat yang menganut kepemilikan bersama. Semuany
berlomba untuk memiliki barang dan harta benda. Keadaan sekarang adalah manusia
selalu dimanjakan dengan kehadiran pelayanan, kepuasaan dan lain-lain
sebagainya.
[17] Kata citra dan pencitraan merupakan
kata yang tidak bisa kita hindarkan dari telinga kita sendiri. Citra merupakan
suatu bentuk alat yang digunakan dalam memahami keberadaan manusia sekarang
ini. Keadaan ini membuat kapital ingin memberikan barang daganganyya lewat
bungkus, penawaran dengan bahasa yang bisa seakan-akan kita nikmati. Setiap hal
ini bisa kita temukan dalam segala aspek dan bidang kehidupan manusia. Yang
paling diutamakan adalah bungkus bukan lagi isi, dan itu menjadi pedoman
tertinggi untuk meraih tujuan. Biasanya orang yang suka pencitraan adalah orang
ingin mendapatkan hubungan timbal balik, ada sistem pertukaran.....padahal
realitasnya belu bisa ditentukan, baik itu kualitas dan kuantitas dalam
masyarakat. Perubahan alur pemikiran dan perubahan konsepsi masyarakat tidak
bisa lagi dihindarkan. Banyak hal yang bisa kita lihat untuk dijadikan sebagai
contoh tentang pencitraan.
[18] Contoh dekat perubahan
yang sangat signifikansi dijadikan sebagai contoh adalah dunia universitas atau
kampus. Di era teknologi, logos adalah
pengetahuan dan selalu berkorelasi dengn teknoogi. Tidak ada yang bisa
membantah, kamus telah dipenuhi dengan kebutuhan teknologi. Teknologi sudah
terukir dalam kehidupan manusia dan pada hakikatnya sudah menjadi kebutuhan
mutla. Namun, perubahan pengetahuan menjadi teknologi ini bisa menyebabkan
tindakan yang negatif. Dalam menulis tugas, laporan, bahkan jenis lainnya,
teknologi yang menyediakan komputerisasi bagi mahasiswa dengaan mudahnya
menjadi seorang yang plagiator, copy
paste dan bahknan saat ada ujian mahasiswa menyontek dari internet. Inilah
contoh yang sangat dekat dengan kita. Pengaruh teknologi yang mencakup seleuruh
aspek kehidupan tidak bisa dielakkan dan hany dibutuhkan penyaringan
penggunaanya. Jangan sampai ke hal yang negatifny lebih banyak. Teknologi
gadged, membuat manusia menjadi serba ingin tahu, menjadi sumber informasi
utama, menyebabkan sifat apatis. Semua itu adalah pengaruh teknologi dalam
dunia kampus yang menyediaka kemudaha, janji dan aspek lainnya.
[19] Otomatisasi
da mekanisai adalah salah satu bentuk konsep yang dibuat oleh Herber Marcuse
untuk mejelaskan manusia satu dimensi ketergantungan manusai terhadap teknologi
sudah pasti, manusia sekarang sudah kecanduan dengn teknologi. Semua dilakukan
berdasarkan teknis dan penikmatana yang didukung dengan penguasaan teknologi.
Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk tinggi, bayankan jika semua jiwa
memiliki baranf elektronik. Berapa banyak keuntungn yang diterima bangsa
produksi barang tersebut dan semua itu sudah dipastikan menjadi keberlanjutan.
Contoh penggunaan paket internet, kita tidak tahu sampai kapan paket internet
akan begitu banyak jenis penawarannya. Internet adalah salah satu produk dari
ilmu pengetahuan dan berubah menjadi barang candu. Sehingga, mau tidak mau
manusia membelinya daan dengan batas waktu yang sudah ditentukan.
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009