SEBELUM JAUH: PILIH TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN
Memilih topik penelitian bagaikan
seorang pemuda memilih pasangan hidupnya atau bagaikan seorang gadis memilih
gaun di butik, walaupun pada prinsipnya memilih topik penelitian dan memilih
pasangan hidup serta memilih gaun berbeda satu dengan lainnya. Hal itu sama
saja seperti kita memilih masalah penelitian dari topik yang telah ditetapkan
ataupun membuat judul dari masalah yang ada. Hanya saja yang perlu diingat bagi
mahasiswa yang ingin mengambil topik atau masalah penelitian, masalah atau
judul penelitian yang telah dipilih, dan kebiasaan mengganti-ganti judul, tidak
akan membantu penyelesaian penulisan skripsi. Kebiasaan inilah yang membuat
mahasiswa jalan ditempat dalam memilih judul dan permasalahan penelitian.
Itulah makanya lebih arif apabila
pemilihan masalah penelitian yang akan diteliti betul-betul dipertimbangkan
sejak awal dengan penuh keyakinan melalui diskusi dengan sumber-sumber lainnya,
teman seperjuangan, sehingga dapat menghemat waktu lebih banyak. Jangan terburu-buru
untuk membuat keputusan, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum
judul tersebut akan kita kerjakan. Yakinlah, yang mengerjakan judul itu ke
depannya adalah kita sendiri.
Lain persoalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh sebuah lembaga penelitian, pemilihan permasalahan
penelitian tidak menjadi masalah yang begitu penting, karena itu merupakan
pesanan dari pihal lain atau masalah yang dibuat sesuai dengan prioritas
masalah yang sudah menonjol di suatu daerah.
Beberapa pertimbangan bagi peneliti
dalam menentukan apakah topik dan masalah penelitian tertentu dapat diangkat
sebagai masalah yang harus diteliti atau tidak. Keputusan diambil berdasarkan
pertimbangan objektif dan pertimbangan sujektif, sehingga bias menghasilkan kualitas masalah yang akan
diteliti.
Pertimbangan Objektif
Dimaksud
dengan pertimbangan objektif adalah pertimbangan yang berdasarkan kondisi
masalah itu sendiri, layak atau tidak layak suatu masalah diteliti yang
didasarkan pada kualitas masalah dan dapatnya masalah dionseptualisasikan.
Apakah masalah yang akan diteliti tersebut memiliki kualitas. Masalah itu
dikatakan berkualitas apabila masalah tersebut memiliki:
- Nilai penemuan yang tinggi
- Masalah tersebut adalah masalah yang sedang dirasakan kebanyakan oleh orang banyak,
- Bukan menjadi pengulangan penelitian yang sebelumnya sudah ada
- Masalah tersebut memiliki referensi teoritis yang jelas
Selain
itu, masalah penelitian dapat dikonseptualisasikan apabila masalah tersebut bisa
menjawab pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah
masalah itu memiliki batasan yang jelas
2. Bagaimana
boot dimensi operasional dari masalah itu
3. Apakah
masalah tersebut dapat dihipotesiskan
4. Apakah
masalah penelitian itu memiliki sumber data yang jelas
5. Apakah
masalah itu dapat diukur
6. Apakah
masalah itu memberi peluang peneliti menggunakan analisis statistik yang jelas
jika ingi diuji.
Sebagaimana
penjelasan di atas bahwa belum cukup hanya memberikan persyaratan objektif
suatu masalah penelitian, tetapi perlu juga dilihat apakah pertimbangan
subjektif juga mendukung.
Pertimbangan
subjektif adalah pertimbangan berkisar tentang kredibilitas peneliti terhadap
apa yang akan diteliti. Karena itu suatu masalah dipertanyakan:
1. Apakah
masalah itu benar-benar minat dari peneliti
2. Keahlian
atau disiplin ilmu peneliti berkesesuaian dengan masalah tersebut
3. Peneliti
memiliki kemampuan teoritis yang memadai
4. Cukup
banyak atau tidak hasil-hasil penelitian sebelumya
5. Apakah
biaya yang disediakan mencukupi atau tidak
Apabila
masalah objektif dan subjektifnya menuju ke positif, berarti mahasiswa sudah
bisa memulai dengan hal yang paling sederhana. Yaitu, mengajukan juduk ke dosen
pembimbing. Sehingga awal merupakan sebuah pengharapan, pertengahan berbuat
dengan data, analisis dan bisa menemukan hal baru dan akhirnya skripsi selesai.
Tags : Jurnal Sosiologi Metopel
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009