Jenis - Jenis Pertanian Desa
![]() |
Desa Sionom Hudon Tonga Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan |
Desa sebagai tempat untuk menetap atau
bermukim bagi suatu masyarakat dan erat kaitannya dengan pertanian. Erat kaitannya
dengan eksistensinya dan cenderung mengaitkan desa dengan pertanian. Pendapat umum
yang sering didengar desa adalah petani dan petani adalah masyarakat desa. Hal ini
wajar saja, walaupun kenyataannya ada desa dengan non-pertanian.
Dalam negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, desa bukan lagi menjadi daerah yang pertanian, semakin terlihat ada
kecenderungan dengan perubahan yang sangat signifikan. Dengan melihat kenyataan
dan kecenderungan yang terjadi maka perlu disimak dengan cermat, sejauh mana
keterkaitan desa dengan pertanian.
Penulis akan menjelaskan bahwa dalam
sosiologi terdapat dua persepsi yang berbeda, misalnya adalah perspektif ekologisme dan perspektif teknologismei. Perspektif ekologisme
cenderung mengatakan pentingnya peran ekologi bukan teknologi dalam menentukan
corak kehidupan manusia. Sedangkan perspektif teknologisme mengatakan bahwa,
teknologi sebagai determinan yang mempengaruhi nilai-nilai dasar dalam
masyarakat.
Perspektif ekologisme menyatakan bahwa
kerangka wawasan yang benar untuk menyimak desa dan pertanian terhadap corak
kehidupan masyarakat desa yang belum
memiliki tingkat teknologi yang tinggi (modern). Untuk masyarakat petani yang telah
menggunakan teknologi dan sistem pertanian yang telah kompleks, dengan
teknologi modern dan yang dengan orientasinya pada keuntungn serta kehidupan
masyarakat yang ada di desa.
Jenis
dan Sistem Pertanian Desa
Untuk memahami berbagai jenis corak
kehidupan masyarakat desa, pada dasarnya kita harus mengetahui jelas apa saja
jenis-jenis dari pertanian desa. Jenis-jenis tersebut merupakan sebuah
penjelasan yang berkaitan langsung dengan tanaman pokok yang menjadi sumber
kehidupan yang ada di dalam desa. Menurut D.Whittlesey (dalam
Koentjaraningrat), 1972:59) megemukakan adanya sembilan cocok sistem pertanian
desa, yaitu:
1. Bercocok tanam di ladang ((sfifting cultivation)
2. Bercocok tanam tanpa irigrasi yang menetap (rudimentary sedentary cultivation)
3. Bercocok tanam yang menetap dan intensif dengan
irigasi sederhana berdasarkan tanaman pokok padi (intensive subsistence tillage, rice dominant)
4. Bercocok tanam yang menetap dengan irigasi yang
sederhan tanpa padi (intensive
subsistence tillage, without riceI).
5. Bercocok tanam sekitar Lautan Tengah (medditeranian agriculture)
6. Pertanian buah-buahan (specialized holticultura)
7. Pertanian komersial dengan komunikasi berdasarkan
tanaman gandum (comercial grain farming)
8. Pertanian komersil dengan mekanisme (comercial livestock and crop farming)
9. Pertanian perkebunan dengan mekanisme (comercial plantation crop tillage)
Tags : Jurnal Sosiologi