Paradigma Fakta Sosial
Seperti sudah menjadi bawaan
lahir Sosiologi itu berkembang dan berpusat kepada suatu perkembangan terhadap
diri Sosiologi itu sendiri. Dalam memahami Sosiologi pasti akan berhadapan
dengan persaingan teori dan konsep berbeda dari tokoh – tokoh Sosiologi itu
sendiri. Teori dan konsep dalam Sosiologi menurut saya bagaikan pasir di tepi
lautan yang memiliki jumlah banyak, namun pasir tersebut tetap disebut pasir laut. Menurut saya juga
Sosiologi lahir dari beberapa pandangan tokoh terdahulu yang berorientasi pada
cara memandang dan melihat sesuatu.
Teman – teman yang sejauh ini
masih berusaha memahami Sosiologi akan selalu didominasi oleh cara pandang atau
pun paradigma ilmu itu sendiri. Namun, sudah menjadi kebiasaan mahasiswa atau
orang yang belajar tentag Sosiologi kesulitan dalam memadukan setiap teori dan
hubungannya terhadap sesuatu yang ingin dibahas. Nah, pastinya jika kita tidak
tahu ke mana arah ataupun pisau analisis Sosiologi itu sendiri maka untuk
memilih teori, metode, dan analisis sebuah masalah yang ingin kita jawab akan
menghasilkan karya yang kurang “pas”.
Kali ini saya akan merangkum paradigma Sosiologi yang menjadi modal dasar Sosiolog untuk membenarkan cara, metode, dan teori Sosiologi itu agar berjalan di dalam sebuah kesepakatan. Kesepakatan itu saya sebut sebagai paradigma Sosiologi.
![]() |
Emile Durkheim |
Beberapa tokoh Sosiologi
memberikan gambaran mengenai Sosiologi salah satunya Thomas Kuhn memberikan
pernyataan bahwa paradigma adalah kebiasaan – kebiasaan nyata, keputusan, dan
hasil – hasil perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut saya paradigma adalah cara
pandang, metode, dan analisis seseorang terhadap sesuatu.
Sejauh saya mengenal Sosiologi terutama
saat masih di bangku kuliah, Sosiologi memiliki tiga paradigma yang. Tulisan kali
ini saya akan memberikan penjelasan singkat tentang paradigma fakta sosial
sebagai peradigma yang paling populer dalam sosiologi. Agar seorang pembaca
dengan mudah mamahami tulisan ini, saya akan fokus kepada paradigma fakta
sosial.
Dalam Sosiologi paradigma ini menurut
saya sebagai paradigma yang sering digunakan mahasiswa saat melakukan praktek terhadap
sosiologi itu. Tokoh paling terkanal dalam paradigma ini adalah Emile Durkheim
, Conte, Spenser. Walaupu secara umum pandangan tokoh sosiologi ini cenderung
kepada filsafat, namun sumbangan tokoh ini untuk sosilogi sangat penting untuk
perkembangan sosiologi.
Fakta sosial yang dijelaskan
dalam buku George Ritzer yang berjudul Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma
Ganda menjelaskan fakta sosial sesuatu yang dapat dilihat dan dalam bahanya
adalah bentuk material. Kehidupan sehari hari yang mampu kita jelaskan
misalanya adanya norma dan aturan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari –
hari.
Sedangkan satu lagi fakta sosial
merupakan fenomena yang dianggap nyata, misalnya kesadaran manusia terhadap sesuatu
dan menjadi sangat berharga dalam memberikan penjelasan mengenai kehidupan
sehari – hari.
Adapun menjadi pokok persoalan
fakta sosial adalah struktur sosial dan pranata sosial. Kedua pokok persoalan
ini adalah mengenai kelompok, sistem sosial, posisi, nilai – nilai keluarga
yang ada, dan lain sebagainya. Pranata sosial ataupun lembaga sosial tersebut
melahirkan sebuah sistem yang harus dilakukan oleh manusia dalam hal ini
masyarakat. Hingga pada kehidupan sosial manusia selalu tunduk dan wajib kepada
aturan yang ada dalam lembaga sosial. Contohny
adalah lembaga pendidikan yang memberikan aturan untuk anak sekolah agara rajin
belajar.
Teori – teori yang dapat
digunakan untuk paradigma fakta sosial adalah teori fungsionalisme struktural,
teori konflik, teori sistem dan terkahir
alah teori sosiologi makro. Sedangkan untuk metode penelitian paradigma fakta
sosial wajib menggunakan metode kuesioner dan interview dalam penelitian empiris. Alasannya
adalah metode penelitian ini memberikan penjelasan bahwa paradigma fakta sosial
menjadi sebuah benda (thing).
Tags : Jurnal Sosiologi