SUMBER INSPIRASI PEMIKIRAN HERBERT MARCUSE
![]() |
Herbert Marc |
Analisis
dari kelompok kami terhadap pemikiran Marcuse yang memiliki latar belakang unik
dan kaya yang dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Hegel dan Heidegger.
Selain itu, dia juga berkontak dengan pemikiran Freud. Dalam pemikiran Marcuse tergambar pula pergulatan batin yang
paradoksal, artinya pernyataan yang melawan pernyataan umum. Marcuse berasal
dari keluarga Yahudi dan pindah ke Amerika. Tragedi hidupnya ini membuat dia kaya
revolusioner bernada melankolis (pendiam) dan nostalgis. Sejalan dengan
kontruksi, teori kritis Marcuse berkontak juga dengan psikoanalisis
Freudian yang beragam, dari sudut
psikoanalisi yang bercakrawala dengan problem politik.[1]
![]() |
Hegel |
1. Hegelianisme Kiri
Menurut referensi yang kami baca dari buku karanagan
Valentinus Saeng ini, pengaruh Hegel sangat kentara dan menjadi unsur yang
membedakan permenungan marcuse dapat dirasakan pengaruh kuat refleksi
toeritis-metafisis Hegel. Dalam pengupasan Hegel pengaruh Heidegger sangat
kentara sehingga bagian ilmu filsafat Hegel, yang oleh Marcuse di-heideger-kan.[2]
Melalui studi yang sangat mendalam Marcuse berhasil mengembangkan pemikiran
dialektis kritis terutama dalam buku Reason
and Revolution.[3]
1.1 Relativitas
Negara Absolut
Dalam Buku “Reason
and Revolution” tema yang dikaji Marcuse adalah nalar dialektis. Ada dua
sasaran politis maupun filosofis Marcuse yaitu, pertama kaum cendikiawan
Hegelian kanan dan politisi nazi. Politisi nazi berusaha mendapatkan dasar
teoritis legitimasi filosofi terutama berkenaan dengan konsep negara absolut
guna membenarkan praksis politik Nazi yang bersifat otoriter dan totaliter.
Kedua, pembuktian mengenai nalar dialektis sebagai roh, motor, dan muatan utama
filsafat hegel yang ingin membongkar semua situasi status quo.
1.2 Konsep
Universalitas
Para pemikir empirisme Inggris menolak keberadaan konsep universalitas
misalnya Jhon Locke menegasakan bahwa konsep universal bukan merupakan
keberadaan yang nyata melainkan hanya sekedar rekayasa pengetahuan yang
dikerjakan oleh nalar demi kepentingan individu. Penolakan lain misalnya Hume,
semua ide umum adalah partikular.
1.3 Nalar
Dialektis
Marcuse menjelaskan bahwa nalar
merupakan konsep dasar, ciri khas pemikiran filosofi dan faktor kunci yang
menghubungkan pemikiran filosofis in se[4]
dengan takdir manusia. Nalar juga merupakan nalar pertama dan utama untuk
memahami manusia dengan realitas dan sejarah peradaban. Dalam terminologi nalar
filsafat merupakan untuk mengerti semua realitas dan kemampuan tertinggi
manusia. Fungsi nalar sebagai pengadilan kritis dituntut oleh realitas material
yang senantiasa bergerak dan berubah. Hal ini digunakan untuk menemukan hakekat
realitas sejati atau kebenaran dari kejadian yang tak terbilang.
Filsafat tidak lagi berhenti pada dunia pemikiran
belakang seperti yang Hegel pikirkan. Oleh karena itu, sejarah hidup manusia
dan masyarakat, realitas sosial, individu, pemikiran dan peradaban sebagai sejarah realisasi nalar. Dengan ini
Hegelianisme wafat dan tamat digantikkan oleh Marxisme sebagai kekuatan yang
berfikir lebih kuat dan revolusioner.
2. Marxisme
![]() |
Karl Marx |
Pencarian
Marcuse beralih dari Hegelianisme ke Marxisme dikarenakan pengaruh pemikiran
Karl Max dalam filsafat Marcuse merupakan realitas yang nyata sekali. Seperti
yang terjadi pada waktu Hegel muda, Marcuse pun mengambil pemikiran yang
tertuang pada karya Karl Max pada periode awal yang biasa disebut karya Karl
Max Muda.[5]
Marcuse mengambil karya itu dikarenakan
pada karya tersebut banyak terdapat kritik atas masyarakat. Marcuse mengetahui
dan mengakui semua kara awal Karl Max bersikap kritis terhadap institusi sosial
kenegaraan yang memuat cita-cita luhur yang harus diwujudkan.
Marcuse juga memandang kekurangan
dasar dari Heidgger terletak pada sifat permenungan yang masih menjelaskan apa
itu hakikat dan mengapa, individu mesti ditempatkan sebagai awal dan akhir.
Kekurangan prinsipil dari Heidegger adalah pola refleksi filosofis masih
mengambil jarak dengan persoalan hidup manusia dengan masyarakat, namun
Heidegger tetap berniat mempertahankan diri dalam kelas elit sebagai filsuf
murni. Kekurang mendaratan pemikirna Hegel dan Heidegger berhasil ditutup oleh
pemikiran Karl Max, dalam konteks ini Marx mengalihkan kategori filosofis
metafisis ke dalam kategori sosio-ekonomis dan kultural. Jika semua ketegori
berakhir dengan peneguhan dan pelestarian status
quo, filsafat Marx berarah untuk menghancurkan kemapanan tersebut.
3. Institut dan
Psikoanalisis
Dalam pidato Horkheimer menggaris
bawahi persoalan filosofi aktual dan keharusan pendekatan yang berciri
menyeluruh terhadap realitas. Selain itu jg, dia berpendapat bahwa adaurgensi
untuk memhami kompleksitas semesta relasi sosial. Secara ringkas berbagai
persoalan dan langkah pendekatan guna memahami realitas dengan jernih.
4. Ketegangan Institut
dengan Fromm
Hanya waktu yang singkat kerja sama
antara Fromm dan Freudian, dikarenakan oleh Fromm mengubah, memperbaharui,
merevisi, menolak dan menghilangkan beberapa teori Freud. From juga
menghilangkan inti sari atau mencerabut tiang peyangga bangunan psikoanalisis
Freudian. Upaya Fromm mengembangkan psikoanalisis yang berkarakter sangat
disesalkan oleh Institut. Fromm dianggap memberikan keluasan dan relevansi pemikiran Freud.
Marcuse berpendapat bahwa sikap
Freud menerima dan mengesahkan dominasi nalar terhadap penguasaan individu,
peradaban rasionalitas, yang merupakan perkembangan manusia secara seimbang dan
sehat. Dalam pandangan Marcuse juga, Freud ibarat anak yang tercengang yang
melangkah dengan keraguan lari dari haluan dan mengambil langkah yang lain.
PEMBANDING
2. Pandangan Freud Tentang Struktur Kepribadian
![]() |
Sigmund Freud |
Sketsa
Biografi Sigmund Freudan
Tokoh utama Jerman tahun 1800-an
dan awal 1900-an adalah Freud. Freud lahir di Freiberg, 6 Mei 1856. Freud masuk
Fakultas Kedokteran di Unuversitas Wina. Freud
Freud-lah
yang pertama kali menggunakan hipnosis dalam upaya meneliti sejenis gangguan
syaraf yang kemudian dikenal sebagai histeria. Freud menerbitkan buku dengan
serentetan implikasi revolusioner: bahwa penyebab neurosis seperti histeria
adalah bersifat psikologi (bukan bersifat fisiologi seperti yang diyakini orang
sebelumnya).
Ada tiga hal yang perlu kami jelaskan dari bahan kami
yang miliki. Tubuh kita mempunyai struktur tertentu: ada kepala, kaki, tangan,
dan batang tubuh. Psike kita juga mempunyai suatu struktu, walaupun tentu tidak
terdiri dari bagian-bagian dalam ruang. Struktur psikis manusia menurut Freud
meliputi tiga instansi atau tida sistem yang berbeda-beda. Sebagaiman akan
dijelaskan lagi, sistem-sistem ini memegang peranan sendiri-sendiri dan
kesehatan psikis seorang sebagian terbesar tergantung dari keharmonisan kerja
sama di antaranya. Ketiga instansi ini masing-masing adalah Id, Ego, Superego[6].
Superego itu berhubungan erat dengan
apa yang kita sebut dalam etika dengan nama “hati nurani”. Tapi supaya hubungan
itu dapat dimengerti perlu lwbih dulu dijelaskan tentang ketiga instansi itu,
satu demi satu.[7]
a. Id
Freud pernah mengatakan bahwa hidup
psikis kita ibarat gunung es yang terapung-apung di laut. Hanya puncaknya yang
tampak di atas permukaan air, tapi sebagian besar gunung es itu tidak
kelihatan, karena terpendam air laut. Hidup psikis manusia juga untuk sebagian
besar tidak tampak atau lebih tepat tidak sadar, namun tetap merupakan
kenyataan yang harus diperhitungkan..
Misalnya, ketua DPR Austria pernah membuka sidang
parlemen dengan mengetok palunya sambil berkata “Dengan ini sidang saya tutup”.
Maksudnya “buka”, tapi yang dikatakannya “tutup”. Mengapa begitu? Karena bagi
sang ketua, sidang hari ini terasa sangat berat. Ia ingin sekali agar sidang itu cepat selesai. Keinginan yang
tak sadar itu mengakibatkan dia keseleo lidah. Alasan paling penting bagi Freud
untuk menerima adanya ketaksadaran adalah pengalamannya dengan pasien-pasien
yang menderita neurosis. buah-buahan.
b. Ego
Ego atau Aku mulai mekar dari Id
melalui kontaknya dengan dunia luar, khususnya dengan orang dekat dengannya
seperti orang tua dan pengasuh. Aktifitas Ego bisa sadar, prasadar maupun tak
sadar. Tapi untuk sebagian besar Ego bersifat sadar. Sebagai contoh aktivitas
sadar boleh disebutt: persepsi lahiriah (saya melihat pohon di situ), persepsi
batiniah (saya merasa sedih), dan proses-proses intelektual. Sebagai contoh
aktivitas prasadar dapat dikemukakan fungsi ingatan saya (saya mengingat kembali nama yang tadinya
saya lupa). Dan aktivitas tak sadar dijalankan oleh Ego melalui
mekanisme-mekanisme pertahanan, misalnya, orang yang dalam hati kecilnya sangat
takut pada kenyataan berlagak gagah berani.
c. Superego
Superego adalah instansi terakhir yang
dikemukakan Freud. Superego ini merupakan dasar bagi fenomena yang kita sebut
“hati nurani”. Superego adalah instansi yang melepaskan diri dari Ego dalam
bentuk observasi-diri, kritik-diri, larangan dan tindakan refleksi lainnya,
pokoknya, tindakan terhadap dirinya sendiri. Aktivitas Superego menyatakan diri
dalam konflik dengan Ego, yang dirasakan dalam emosi-emosi seperti rasa
bersalah, rasa menyesal, rasa malu dan sebagainya. Perasaan-perasaan ini tentu
dapat dianggap normal. Tapi, bisa terjadi juga bahwa orang sungguh-sungguh
disiksa oleh Superego, sehingga hidup moral bagi dia sudah tidak mungkin lagi.
Membandingkan Dialektika
dan Idealisme
![]() |
Pandangan Hegel terhadao Dialektika dan Idealisme |
Dua
konsep yang mencermnkan esensi flsafat Hegel, adalah dalektika dan idealsme.
Dialektika adalah cara berpkir tentang dunia. Sebagai berpikir dialektka
menjadi ujung, proses hubungan, dinamika, kontradiksi- atau cara berpikir
dinamis.[8]
Sedangkan idealisme lebih menekankan pentingnya pikiran dan produk mental
ketimbang kehidupan material. Idealisme mangatakan bahwa hanya kontruksi
pikiran dan psikologilah yang ada.[9]
Kritikan Karl Max
Terhadap Hegel Salah satu kritik Karl Marx adalah menagatakan
bahwa Hegel hanya pada dunia gagasan, sedangkan Karl Max sendiri adalah harus
ada bukt nyata.[10]
Kritik Feurbach Terhadap
Hegel. Hhanya berpusat terhadap kesadaran
masyarakat, bukan hanya kesadaran dalam menjamin masyarakat yang madani
melainkan adalah bukti mendukung.[11]
Kritik Karl Marx Terhadap
Hegel dan Feurbach. Mereka hanya menginginkan
kehidupan yang hanya materi melainkan Karl Marx menginginkan revolusi.
Kritikan
terhadap Marxisme bahwa menurut Habermas, bukan hanya ekonomi saja yang ditekankan
dalam mencapai kemakmuran melainkan adanya dari segi budaya.
[1] Herber Marcuse, Eros and
Civilization. A Pholosophical Inquiri into Freud, Boston: Beacon Press, 1974.
[2] Bdk. Gerard Raulet. Marcuse Philosophie de L’emancipation,
Paris: P.U. de France, 1992, 99; Martin
Jay, The Dialectical Imagination,
Boston-Toronto. Little Brown, 1973, 72.
[3] Herbert Marcuse, Reason and Revolution, London – New
York: Routledge, 2001.
[4] Id., Philosophie un
kritische Theorie, dalam ID,. Schriften,
Bd. 3, Frankfurt am Main: Suhrkamp, 1979: 228.
[5] Herbert Marcuse, Reason and Revolution, London New York:
Routledge, 2001, 295.
[6] Dalam bahasa aslinya, bahasa
Jerman, Freud memakai istilah-istilah Es, Ich, Ueberich.
[7] Suatu penjelasan sederhana tentang
Id, Ego, Superego, diberikan oleh Freud sendiri
dalam buku kecilnya “Masalah Analisis awam” yang dimuat dalam:
Psikoanalisis Sigmund Freud, op. cit., halaman 192-196, 225-226.
[8] George Ritzer dan Douglas, “
Teori Sosiologi Modern”Jakarta:
Predana Media Group. Cetakan ke enam. Hal 26-27
[9] George Ritzer dan Douglas, “ Teori
Sosiologi Modern”Jakarta: Predana Media Group. Cetakan ke enam. Hal 27
[10] George Ritzer dan Douglas, “
Teori Sosiologi Modern”Jakarta:
Predana Media Group. Cetakan ke enam. Hal 29
[11] [11] George Ritzer dan Douglas, “ Teori Sosiologi Modern”Jakarta: Predana
Media Group. Cetakan ke enam. Hal. 27
Tags : Jurnal Sosiologi