Teori Pertukaran (Exchange Theory) Sosiologi
Teori Pertukaran
Teori
pertukaran merupakan pengembangan ilmu psikologi perilaku, antropologi dan menggunakan ilmu
ekonomi untuk menjelaskan interaksi manusia dalam hubungan ganjaran dan
manfaat. Pertukaran ekonomi berasal dari Adam Smith pada abad 18 dengan buku
“The Wealth of Nations” yang menjelaskan bahwa sumber daya nasional berasal
dari fungsi kekuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
Antropolog
Bronislaw Malinowski yang pertama membedakan antara pertukaran sosial dan
ekonomi. Formulasinya adalah motivasi perilaku
sosial yang merupakan dasar dari kebutuhan psikologi tidak hanya murni dari
merupakan sosial merupakan “reduksi psikologi terbatas”. Beberapa proposisinya
antara lain
1) Tindakan akan lebih banyak apabila ada
ganjaran (reward) dan lebih sedikit apabila tidak ada ganjaran (reward).
2)
Tindakan berdasarkan persepsi besarnya
ganjaran (reward).
3) Senang atau tidak hasil dari sesuatu yang
tidak terduga bersumber dari ada tidaknya ganjaran yang diberikan.
|
Teori
pertukaran secara etimologi berasal dari
kata exchange yang
artinya pertukaran , tukar. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pertukaran adalah perbuatan,
bertukar atau mempertukarkan, pergantian,
peralihan. Sedangkan teori (theory ) adalah pendapat yang
didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan
argumentasi. .
Secara terminologi,
teori pertukaran ekonomi
adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial
terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling mempengaruhi.
Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan
orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
- Keseimbangan antara apa yang diberikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu,
- Jenis hubungan yang dilakukan,
- Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Teori
pertukaran ekonomi didasarkan
pada ide
bahwa orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka
menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan
dengan meneruskan hubungan itu. Pengorbanan (cost) merupakan
elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang,
sedangkan penghargaan (rewards) merupakan elemen-elemen dalam sebuah hubungan
yang memiliki nilai positif.
Teori-teori pertukaran itu dilandaskan pada prinsip
transaksi ekonomis yang elementer yaitu orang
menyediakan barang atau jasa dan sebagai imbalannya berharap memperoleh barang
atau jasa yang diinginkan. Teori
pertukaran merupakan suatu usaha untuk menggerakkan pendulum teori dari paham
sosiologi ekstrim ke arah suatu evaluasi ulang tentang peranan individu dalam
sistem sosial. Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang
terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman.
Seseorang dapat mempertukarkan pelayanannya untuk memperoleh
upah mingguan. Dengan uang ini dia mungkin membeli kebutuhan dapur, membayar
sewa rumah atau iuran olahraga. Setiap pengeluaran itu dapat dianggap sebagai
contoh pertukaran ekonomis. Homans melihat semua perilaku
sosial tak hanya perilaku ekonomis sebagai hasil dari pertukaran
yang demikian. Misalnya, pekerjaan tak hanya menyediakan ganjaran ekstrinsik berupa
upah tetapi juga menyediakan ganjaran intrinsik berupa persahabatan, kepuasaan
dan mempertinggi harga diri.
Ia juga memungkinkan pekerja itu terhindar
dari pandangan negatif karena menganggur. Homans menganggap bahwa orang yang
bertindak dengan cara demikian adalah untuk memperkecil biaya (hukuman) dan
memperbesar keuntungan (ganjaran dikurangi biaya). Ilmu ekonomi dapat
menggambarkan hubungan-hubungan pertukaran dan sosiologi dapat menggambarkan
struktur-struktur sosial dimana pertukaran itu terjadi, tetapi yang memegang
kunci penjelasan adalah psikologi.
Dinamika Pertukaran
Hubungan
antara individu dan kelompok adalah solidaritas untuk mendapatkan ganjaran.
Proses pertukaran pada ilmu sosial dan psikologi berkaitan dengan keuntungan
yang diberikan dan diterima pada suatu masyarakat. Kekuasaan, status, norma dan
penggerak dari penerimaan sosial merupakan faktor sangat penting dalam
mengembangkan pertukaran yang saling menguntungkan. Hal tersebut menjadi utama
untuk kompromi dan keberadaan kelompok.
Pertukaran
dan Pasar Ekonomi
Prinsip
teori pertukaran mengambil dari ekonomi makro yang fokus pada lapangan
antropologi budaya. Antropologi ekonomi mengkaji gerombolan, kumpulan, negara
dan masyarakat saling memahami dan mengkompilasi berbagai system pertukaran.
Berbagai kumpulan masyarakat mempunyai banyak pusat system pertukaran, negara
kontemporer berupaya mengurangi ruang perbedaan dengan melaksanakan perdagangan
internasional. Perluasaan pada level makro, teori pertukaran dapat melihat
popularitas yann sedang tumbuh antara teori jaringan dan teori rasionalitas
pilihan.
Teori Pertukaran George Caspar Homans
Prinsip dasar dari teori
pertukaran George Caspar Homans sama dengan prinsip ekonomi yaitu untung–rugi. Teori pertukaran dari Homans ini sangat erat kaitannya dengan dunia
psikologi manusia. Lebih tepatnya bahwa homans melihat akar dari teori
pertukaran adalah behaviorisme yang berpengaruh langsung terhadap sosiologi
perilaku. Homans mendasarkan teori pertukaran ini dalam berbagai proporsisi
yang fundamental. Meski beberapa proporsisinya menerangkan setidaknya dua
individu yang berinteraksi, namun ia dengan sangat hati-hati menunjukan bahwa
proporsisi itu berdasarkan prinsip
psikologis (Ritzer, 2004:358).
Prinsip dasar dari teori
pertukaran George Caspar Homans sama dengan prinsip ekonomi yaitu untung-rugi. Hal ini dapat dilihat ketika Homans
menjelaskan teori ini dengan pengamatannya pada revolusi industri di Inggris.
Melalui prinsip psikologis bahwa ketika perusahaan membutuhkan produksi yang
banyak, maka perusahaan meningkatkan hadiah (reward) kepada para pekerja agar
pekerja itu dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih cepat dan baik.
a.
Proporsisi Sukses (The Success Proporsition)
Untuk semua tindakan yang dilakukan
seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin
besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu (Homans,1974:16) dalam
(Ritzer, 2004:361).
Semakin sering sebuah tindakan memperoleh
reward, maka tindakan tersebut akan semakin sering dilakukan. Ketika
seseorang pencuri mencuri sebuah barang, dan ia melakukannya dengan sukses
(reward) maka ia cenderung akan mengulangi perbuatannya lagi. Namun
proporsisi ini bukan tidak ada batasnya. Pada saat tertentu individu tidak
dapat melakukan tindakan ini sesering mungkin. Kemudian semakin pendek jarak
waktu ia bertindak dan menerima reward, semakin besar kemungkinan ia
mengulangi perilakunya lagi. Sebaliknya, semakin lama ia menerima reward,
semakin kecil ia melakukan tindakan itu lagi. Menurut Homans, semakin sering
hadiah yang diterimanya, maka perilaku itu pun semakin membosankan. Tapi,
ketika reward yang diterimanya tidak teratur, maka ia pun cenderung akan
mengulanginya lagi. Contohnya perjudian.
b.
Proporsisi Pendorong (The Stimulus Proporsition)
Bila dalam kejadian dimasa lalu dorongan
tertentu atau sekumpulan dorongan telah menyebabkan tindakan orang diberi
hadiah, maka makin serupa dorongan kini dengan dorongan di masa lalu, makin
besar kemungkinan orang melakukan tindakan seupa (Homans, 1974:23) dalam
(Ritzer, 2004:364)
Ketika seseorang melakukan suatu interaksi
simbolik, misalnya : si Budi mengharapkan ia diperhatikan, dengan membuat keonaran didalam
kelas. Ternyata harapannya berhasil. Maka suatu saat, ia akan terus melakukan
simbol-simbol itu untuk diperhatikan lagi. Simbol-simbol itulah yang
dinamakan stimulus.
c.
Proporsisi Nilai (The Value Proporsition)
Makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang
bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan itu (Homans,
1974:25) dalam (Ritzer, 2004:364).
Dalam proporsisi ini, Homans memperkenalkan
dua konsep yaitu reward dan punishment Yang pertama adalah tindakan dengan
nilai positif ; semakin tinggi nilai hadiah, makin besar kemungkinan
mendatangkan perilaku yang diinginkan. Contohnya adalah ketika seorang pria
menginginkan seorang wanita. Dan ia menganggap wanita itu berharga bagi
dirinya, ia akan mendatangkan perilaku atau berusaha untuk mendapatkan wanita
itu.hukuman adalah tindakan dengan nilai negatif. Makin tinggi nilai hukumannya,
maka makin kecil pula individu mewujudkan perilaku yang diinginkan. Misalnya,
seseorang yang membutuhkan uang, dan ia mempunnyai gagasan untuk mencuri.
Namun ia tahu ataupun teringat bahwa hukuman mencuri adalah dipenjara. Maka
kecenderungan ia mencuri akan semakin kecil. Menurut Homans, hukuman bukanlah
cara yang efektif untuk membuat individu jera. Karena mereka dapat bereaksi
terhadap hukuman dengan cara yang tak diinginkan. Salah mengintepretasikan
hukuman. Homans menjelaskan bahwa teorinya bukanlah teori hedonitis ; hadiah
dapat berupa materi (uang misalnya) atau altruistis (membantu orang lain)
(Ritzer, 2004:364).
d.
Proporsisi Deprivasi-Kejemuan (The Deprivation-Satiation Proporsition)
Semakin sering seseorang menerima hadiah
khusus di masa lalu yang dekat, makin kurang bernilai baginya setiap unit
hadiah berikutnya (Homans 1974:29) dalam (Ritzer, 2004:365). Contoh proporsisi ini adalah : seorang
kekasih memberikan hadiah kepada pasangannya beberapa minggu yang lalu. Tapi
kemudian ia memberikan hadiah lagi sekarang dan minggu-minggu selanjutnya.
Maka pemberian ataupun perasaan sang pasangannya ketika menerima hadiah dari
kekasihnya menjadi semakin berkurang.
e.
Proporsisi Persetujuan-Agresi (The Aggression-Approval Proporsition)
Proporsisi A : Bila tindakan orang tak
mendapatkan hadiah yang ia harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia
harapkan, ia akan marah ; besar kemungkinan ia akan melakukan tindakan
agresif dan akibatnya tindakan demikian makin bernilai baginya (Homans,
1974:37) dalam (Ritzer, 2004:365). Bila seorang gadis bernama A curhat kepada
temannya bernama B. Kemudian B memberi nasihat kepada A. Namun nasihat B
tidak sesuai dengan yang A harapkan. B melihat A tidak menyukai ataupun
menghargai nasihatnya itu, maka keduanya akan marah. Konsep yang Homans
berikan mengacu pada keadaan mental. Kekecewaan dapat mengacu pada seluruh
kejadian eksternal. (khusus ke umum)
Proporsisi B : Bila tindakan seseorang
menerima hadiah yang ia harapkan, terutama hadiah yang lebih besar daripada
yang ia harapkan, atau tidak menerima hukuman yang ia bayangkan, maka ia akan
puas ; ia makin besar kemungkinannya melaksanakan tindakan yang disetujui dan
akibat tindakan seperti itu akan makin bernilai baginya (Homans 1974:39)
dalam (Ritzer, 2004:365).
Dalam kasus kedua gadis yang curhat dan
penasehat, bila kedua-duanya mendapat apa yang mereka harapkan, maka
dua-duanya akan puas dan tidak terjadi marah. Bahkan nasehat dan pujian itu
akan semakin bernilai harganya.
f.
Proporsisi Rasionalitas (The Rationality Proporsition)
Dalam memilih alternatif tindakan maka ia
akan cenderung memilih yang bernilai, digandakan dengan berbagai kemungkinan
untuk memperoleh hasil yang besar / menguntungkan. Proporsisi ini sangat
dipengaruhi oleh teori pilihan rasional. Berbeda dari proporsisi-proporsisi
sebelumnya yang lebih mengacu pada behaviorisme. Ia bertindak berdasarkan
rasionalitasnya yang dalam istilah ekonomi adalah memaksimalkan kegunaanya.
Apabila ia tidak dapat mencapai reward yang tinggi, ia akan menurunkan
nilainya.bilai ia berpikir tak dapat mencapai reward itu. Begitu juga
sebaliknya. Apabila ia berpikir dapat mencapai reward dengan mudah ia akan
menaikan nilai reward itu. Peluang ataupun dasar perkiraan mereka dapat
mencapai atau tidak, berdasarkan pengalaman dan penilaian masa lalu.
|
Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sebagai berikut : “setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.” Ganjaran, biaya, hasil, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini.
1) Ganjaran ialah
setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap
nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang
dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang
lain. Buat orang kaya mungkin penerimaan sosial lebih berharga daripada uang.
Buat si miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan
ekonominya lebih memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah
pengetahuan.
2) Biaya adalah
akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan
kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau
dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya
pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
3) Hasil
atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila
seorang individu merasa, dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak
memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan
laba. Misalnya, Anda mempunyai kawan yang pelit dan bodoh. Anda banyak
membantunya, tetapi hanya sekedar supaya persahabatan dengan dia tidak putus.
Bantuan Anda (biaya) ternyata lebih besar daripada nilai persahabatan
(ganjaran) yang Anda terima. Anda rugi. Menurut teori pertukaran sosial,
hubungan anda dengan sahabat pelit itu mudah sekali retak dan digantikan
dengan hubungan baru dengan orang lain.
4) Tingkat
perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar)
yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu
sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu
atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu,
seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang memuaskan, tingkat
perbandingannya turun. Bila seorang gadis pernah berhubungan dengan kawan pria
dalam hubungan yang bahagia, ia akan mengukur hubungan interpersonalnya
dengan kawan pria lain berdasarkan pengalamannya dengan kawan pria terdahulu.
Makin bahagia ia pada hubungan interpersonal sebelumnya, makin tinggi tingkat
perbandingannya, berarti makin sukar ia memperoleh hubungan interpersonal
yang memuaskan.
|
3
Struktur
Pertukaran
No
|
Perspektif
|
Substansi materi/pemikiran
|
Tokoh pemikir
|
1
|
Behaviorisme
|
Terkenal dalam psikologi
memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku
actor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap perilaku aktor
tertarik pada hadiah (reward) dan hukuman
(punishment). Hadiah akan menguatkan perilaku dan biaya akan mengurangi
perilaku.
|
Burgess dan Baldwin (1969)
|
2.
|
Teori pilihan rasional
|
Berasal dari ekonomi neoklasik dan utilitarian.
Memusatkan perhatian pada actor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan
yang dicapai melalui pilihan rasional. Ada dua pemaksa tindakan: keterbatasan sumber dan lembaga sosial.
|
Friedman dan Hechter (1988)
|
3.
|
Teori pertukaran George Homans
|
Berangkat dari proposisi psikologis
Memusatkan perhatian pada psikologi, manusia dan bentuk-bentuk
mendasar kehidupan social. Lima proposisi pertukaran :
1. Proposisi sukses: semakin sering tindakan khusus seseorang
diberi hadiah, semakin besar orang melakukan tindakan itu (tindakan, hadiah,
perulangan serupa)
2. Proposisi pendorong: dorongan tertentu telah
menyebabkan tindakan orang diberi hadiah, makin serupa dorongan di masa lau
makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa.
3. Proposisi nilai: makatinggi nilai hail tindakan
seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan.
4. proposisi deprivasi: makin sering mendapat hadiah dalam
jangka waktu dekat makin kurang bernilai baginya unit hadiah berikutnya.
5. proposisi persetujuan agresi: bila tindakan tidak mendapat
hadiah yang diharapkan/hukuman yang diharapkan, maka akan marah, melakukan
tindakan agresi dan tindakan demikianmakin bernilai baginya.
6. proposisi rasionalitas: dalam memilih berbagai tindakan
alternative,orang akan memilih satu yang dianggap memilii value(V) sebagai
hasil, dikalikan probabilitas (p) untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
|
George Homans (1974)
|
4.
|
Teori pertukaran P. Blau
|
Memahami struktur sosial berdasarkan
analisis proses social yang mempengaruhi hubungan antara individu dan
kelompok (MIKRO KE MAKRO). Empat langkah berurutan dari pertukaran
pribadi ke struktur social hingga perubahan sosial.
1. Pertukaran atau transaksi antar individu yang
meningkat ke..
2. Differensiasi status dan kekuasaan yang mengarah ke..
3. legiitimasi dan pengorganisasian yang menyebarkan bibit
dari..
4. oposisi dan perubahan…
Norma dan nilai menjadi penengah struktur sosial yang kompleks.
|
Peter
Blau (1964)
|
DAFTAR PUSTAKA
Beilharz, Peter. 2003. TEORI-TEORI SOSIAL. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Polloma, Margaret M.1987. Sosiologi
Kontemporer Rajawali, Press : Jakarta.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, 2004.
Teori Sosiologi Modern,
Kencana: Jakarta.
http://kebijakansosial.org/2010/02/09/teori-pertukaran/
http://sosiokita-sosio.blogspot.com/2012/02/teori-pertukaran.html
http://indraachmadi.blogspot.com/2013/04/teori-pertukaran-george-caspar-homans.html
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009