-->

Agustus 09, 2018

Teori Pertukaran (Exchange Theory) Sosiologi



Teori Pertukaran
Teori pertukaran merupakan pengembangan ilmu psikologi perilaku, antropologi dan menggunakan ilmu ekonomi untuk menjelaskan interaksi manusia dalam hubungan ganjaran dan manfaat. Pertukaran ekonomi berasal dari Adam Smith pada abad 18 dengan buku “The Wealth of Nations” yang menjelaskan bahwa sumber daya nasional berasal dari fungsi kekuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
Antropolog Bronislaw Malinowski yang pertama membedakan antara pertukaran sosial dan ekonomi. Formulasinya adalah motivasi perilaku sosial yang merupakan dasar dari kebutuhan psikologi tidak hanya murni dari merupakan sosial merupakan “reduksi psikologi terbatas”. Beberapa proposisinya antara lain
1)  Tindakan akan lebih banyak apabila ada ganjaran (reward) dan lebih sedikit apabila tidak ada ganjaran (reward).
2)    Tindakan berdasarkan persepsi besarnya ganjaran (reward).
3) Senang atau tidak hasil dari sesuatu yang tidak terduga bersumber dari ada tidaknya ganjaran yang diberikan.
Teori pertukaran secara etimologi berasal dari kata exchange  yang artinya pertukaran , tukar. Menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),  pertukaran  adalah perbuatan, bertukar atau mempertukarkan, pergantian, peralihan. Sedangkan teori (theory ) adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi.  .
Secara  terminologi, teori pertukaran ekonomi adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
  • Keseimbangan antara apa yang diberikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu, 
  • Jenis hubungan yang dilakukan, 
  • Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Teori pertukaran ekonomi didasarkan pada ide bahwa orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. Pengorbanan (cost) merupakan elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang, sedangkan penghargaan (rewards) merupakan elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif.
Teori-teori pertukaran itu dilandaskan pada prinsip transaksi ekonomis yang elementer yaitu orang menyediakan barang atau jasa dan sebagai imbalannya berharap memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Teori pertukaran merupakan suatu usaha untuk menggerakkan pendulum teori dari paham sosiologi ekstrim ke arah suatu evaluasi ulang tentang peranan individu dalam sistem sosial. Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman.

Seseorang dapat mempertukarkan pelayanannya untuk memperoleh upah mingguan. Dengan uang ini dia mungkin membeli kebutuhan dapur, membayar sewa rumah atau iuran olahraga. Setiap pengeluaran itu dapat dianggap sebagai contoh pertukaran ekonomis. Homans melihat semua perilaku sosial tak hanya perilaku ekonomis sebagai hasil dari pertukaran yang demikian. Misalnya, pekerjaan tak hanya menyediakan ganjaran ekstrinsik berupa upah tetapi juga menyediakan ganjaran intrinsik berupa persahabatan, kepuasaan dan mempertinggi harga diri. 

Ia juga memungkinkan pekerja itu terhindar dari pandangan negatif karena menganggur. Homans menganggap bahwa orang yang bertindak dengan cara demikian adalah untuk memperkecil biaya (hukuman) dan memperbesar keuntungan (ganjaran dikurangi biaya). Ilmu ekonomi dapat menggambarkan hubungan-hubungan pertukaran dan sosiologi dapat menggambarkan struktur-struktur sosial dimana pertukaran itu terjadi, tetapi yang memegang kunci penjelasan adalah psikologi. 

     Dinamika Pertukaran
Hubungan antara individu dan kelompok adalah solidaritas untuk mendapatkan ganjaran. Proses pertukaran pada ilmu sosial dan psikologi berkaitan dengan keuntungan yang diberikan dan diterima pada suatu masyarakat. Kekuasaan, status, norma dan penggerak dari penerimaan sosial merupakan faktor sangat penting dalam mengembangkan pertukaran yang saling menguntungkan. Hal tersebut menjadi utama untuk kompromi dan keberadaan kelompok.
      Pertukaran dan Pasar Ekonomi

Prinsip teori pertukaran mengambil dari ekonomi makro yang fokus pada lapangan antropologi budaya. Antropologi ekonomi mengkaji gerombolan, kumpulan, negara dan masyarakat saling memahami dan mengkompilasi berbagai system pertukaran. Berbagai kumpulan masyarakat mempunyai banyak pusat system pertukaran, negara kontemporer berupaya mengurangi ruang perbedaan dengan melaksanakan perdagangan internasional. Perluasaan pada level makro, teori pertukaran dapat melihat popularitas yann sedang tumbuh antara teori jaringan dan teori rasionalitas pilihan.

      Teori Pertukaran George Caspar Homans
    
    Prinsip dasar dari teori pertukaran George Caspar Homans sama dengan prinsip ekonomi yaitu untung–rugi. Teori pertukaran dari Homans ini sangat erat kaitannya dengan dunia psikologi manusia. Lebih tepatnya bahwa homans melihat akar dari teori pertukaran adalah behaviorisme yang berpengaruh langsung terhadap sosiologi perilaku. Homans mendasarkan teori pertukaran ini dalam berbagai proporsisi yang fundamental. Meski beberapa proporsisinya menerangkan setidaknya dua individu yang berinteraksi, namun ia dengan sangat hati-hati menunjukan bahwa proporsisi itu berdasarkan  prinsip psikologis (Ritzer, 2004:358).

Prinsip dasar dari teori pertukaran George Caspar Homans sama dengan prinsip ekonomi yaitu untung-rugi. Hal ini dapat dilihat ketika Homans menjelaskan teori ini dengan pengamatannya pada revolusi industri di Inggris. Melalui prinsip psikologis bahwa ketika perusahaan membutuhkan produksi yang banyak, maka perusahaan meningkatkan hadiah (reward) kepada para pekerja agar pekerja itu dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih cepat dan baik.


  
a.    Proporsisi Sukses (The Success Proporsition)

Untuk semua tindakan yang dilakukan seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu (Homans,1974:16) dalam (Ritzer, 2004:361).
Semakin sering sebuah tindakan memperoleh reward, maka tindakan tersebut akan semakin sering dilakukan. Ketika seseorang pencuri mencuri sebuah barang, dan ia melakukannya dengan sukses (reward) maka ia cenderung akan mengulangi perbuatannya lagi. Namun proporsisi ini bukan tidak ada batasnya. Pada saat tertentu individu tidak dapat melakukan tindakan ini sesering mungkin. Kemudian semakin pendek jarak waktu ia bertindak dan menerima reward, semakin besar kemungkinan ia mengulangi perilakunya lagi. Sebaliknya, semakin lama ia menerima reward, semakin kecil ia melakukan tindakan itu lagi. Menurut Homans, semakin sering hadiah yang diterimanya, maka perilaku itu pun semakin membosankan. Tapi, ketika reward yang diterimanya tidak teratur, maka ia pun cenderung akan mengulanginya lagi. Contohnya perjudian.

b.    Proporsisi Pendorong (The Stimulus Proporsition)
Bila dalam kejadian dimasa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan telah menyebabkan tindakan orang diberi hadiah, maka makin serupa dorongan kini dengan dorongan di masa lalu, makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan seupa (Homans, 1974:23) dalam (Ritzer, 2004:364)
Ketika seseorang melakukan suatu interaksi simbolik, misalnya : si Budi mengharapkan ia diperhatikan, dengan membuat keonaran didalam kelas. Ternyata harapannya berhasil. Maka suatu saat, ia akan terus melakukan simbol-simbol itu untuk diperhatikan lagi. Simbol-simbol itulah yang dinamakan stimulus.

c.    Proporsisi Nilai (The Value Proporsition)
Makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan itu (Homans, 1974:25) dalam (Ritzer, 2004:364).
Dalam proporsisi ini, Homans memperkenalkan dua konsep yaitu reward dan punishment Yang pertama adalah tindakan dengan nilai positif ; semakin tinggi nilai hadiah, makin besar kemungkinan mendatangkan perilaku yang diinginkan. Contohnya adalah ketika seorang pria menginginkan seorang wanita. Dan ia menganggap wanita itu berharga bagi dirinya, ia akan mendatangkan perilaku atau berusaha untuk mendapatkan wanita itu.hukuman adalah tindakan dengan nilai negatif. Makin tinggi nilai hukumannya, maka makin kecil pula individu mewujudkan perilaku yang diinginkan. Misalnya, seseorang yang membutuhkan uang, dan ia mempunnyai gagasan untuk mencuri. Namun ia tahu ataupun teringat bahwa hukuman mencuri adalah dipenjara. Maka kecenderungan ia mencuri akan semakin kecil. Menurut Homans, hukuman bukanlah cara yang efektif untuk membuat individu jera. Karena mereka dapat bereaksi terhadap hukuman dengan cara yang tak diinginkan. Salah mengintepretasikan hukuman. Homans menjelaskan bahwa teorinya bukanlah teori hedonitis ; hadiah dapat berupa materi (uang misalnya) atau altruistis (membantu orang lain) (Ritzer, 2004:364).

d.    Proporsisi Deprivasi-Kejemuan (The Deprivation-Satiation Proporsition)
Semakin sering seseorang menerima hadiah khusus di masa lalu yang dekat, makin kurang bernilai baginya setiap unit hadiah berikutnya (Homans 1974:29) dalam (Ritzer, 2004:365). Contoh proporsisi ini adalah : seorang kekasih memberikan hadiah kepada pasangannya beberapa minggu yang lalu. Tapi kemudian ia memberikan hadiah lagi sekarang dan minggu-minggu selanjutnya. Maka pemberian ataupun perasaan sang pasangannya ketika menerima hadiah dari kekasihnya menjadi semakin berkurang.

e.    Proporsisi Persetujuan-Agresi (The Aggression-Approval Proporsition)
Proporsisi A : Bila tindakan orang tak mendapatkan hadiah yang ia harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan marah ; besar kemungkinan ia akan melakukan tindakan agresif dan akibatnya tindakan demikian makin bernilai baginya (Homans, 1974:37) dalam  (Ritzer, 2004:365). Bila seorang gadis bernama A curhat kepada temannya bernama B. Kemudian B memberi nasihat kepada A. Namun nasihat B tidak sesuai dengan yang A harapkan. B melihat A tidak menyukai ataupun menghargai nasihatnya itu, maka keduanya akan marah. Konsep yang Homans berikan mengacu pada keadaan mental. Kekecewaan dapat mengacu pada seluruh kejadian eksternal. (khusus ke umum)
Proporsisi B : Bila tindakan seseorang menerima hadiah yang ia harapkan, terutama hadiah yang lebih besar daripada yang ia harapkan, atau tidak menerima hukuman yang ia bayangkan, maka ia akan puas ; ia makin besar kemungkinannya melaksanakan tindakan yang disetujui dan akibat tindakan seperti itu akan makin bernilai baginya (Homans 1974:39) dalam (Ritzer, 2004:365).
Dalam kasus kedua gadis yang curhat dan penasehat, bila kedua-duanya mendapat apa yang mereka harapkan, maka dua-duanya akan puas dan tidak terjadi marah. Bahkan nasehat dan pujian itu akan semakin bernilai harganya.

f.     Proporsisi Rasionalitas (The Rationality Proporsition)
Dalam memilih alternatif tindakan maka ia akan cenderung memilih yang bernilai, digandakan dengan berbagai kemungkinan untuk memperoleh hasil yang besar / menguntungkan. Proporsisi ini sangat dipengaruhi oleh teori pilihan rasional. Berbeda dari proporsisi-proporsisi sebelumnya yang lebih mengacu pada behaviorisme. Ia bertindak berdasarkan rasionalitasnya yang dalam istilah ekonomi adalah memaksimalkan kegunaanya. Apabila ia tidak dapat mencapai reward yang tinggi, ia akan menurunkan nilainya.bilai ia berpikir tak dapat mencapai reward itu. Begitu juga sebaliknya. Apabila ia berpikir dapat mencapai reward dengan mudah ia akan menaikan nilai reward itu. Peluang ataupun dasar perkiraan mereka dapat mencapai atau tidak, berdasarkan pengalaman dan penilaian masa lalu.

Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sebagai berikut : “setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.” Ganjaran, biaya, hasil, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini.

1)    Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain. Buat orang kaya mungkin penerimaan sosial lebih berharga daripada uang. Buat si miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan.
2)    Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
3)    Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Misalnya, Anda mempunyai kawan yang pelit dan bodoh. Anda banyak membantunya, tetapi hanya sekedar supaya persahabatan dengan dia tidak putus. Bantuan Anda (biaya) ternyata lebih besar daripada nilai persahabatan (ganjaran) yang Anda terima. Anda rugi. Menurut teori pertukaran sosial, hubungan anda dengan sahabat pelit itu mudah sekali retak dan digantikan dengan hubungan baru dengan orang lain.
4)    Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang memuaskan, tingkat perbandingannya turun. Bila seorang gadis pernah berhubungan dengan kawan pria dalam hubungan yang bahagia, ia akan mengukur hubungan interpersonalnya dengan kawan pria lain berdasarkan pengalamannya dengan kawan pria terdahulu. Makin bahagia ia pada hubungan interpersonal sebelumnya, makin tinggi tingkat perbandingannya, berarti makin sukar ia memperoleh hubungan interpersonal yang memuaskan.
3 
    Struktur Pertukaran

No
Perspektif
Substansi materi/pemikiran
Tokoh pemikir
1
Behaviorisme
Terkenal dalam psikologi
memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku actor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap perilaku aktor
tertarik pada hadiah (reward) dan  hukuman (punishment). Hadiah akan menguatkan perilaku dan biaya akan mengurangi perilaku.

Burgess dan Baldwin (1969)
2.
Teori pilihan rasional
Berasal dari ekonomi neoklasik dan utilitarian.
Memusatkan perhatian pada actor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan yang  dicapai melalui pilihan rasional. Ada dua pemaksa tindakan: keterbatasan sumber dan lembaga sosial.
Friedman dan Hechter (1988)
3.
Teori pertukaran George Homans
Berangkat dari proposisi psikologis
Memusatkan perhatian pada psikologi, manusia dan bentuk-bentuk mendasar kehidupan social. Lima proposisi pertukaran :
1. Proposisi sukses: semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin besar orang melakukan tindakan itu (tindakan, hadiah, perulangan serupa)
 2. Proposisi pendorong: dorongan tertentu telah menyebabkan tindakan orang diberi hadiah, makin serupa dorongan di masa lau makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa.
 3. Proposisi nilai: makatinggi nilai hail tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan.
4. proposisi deprivasi: makin sering mendapat hadiah dalam jangka waktu dekat makin kurang bernilai baginya unit hadiah berikutnya.
5. proposisi persetujuan agresi: bila tindakan tidak mendapat hadiah yang diharapkan/hukuman yang diharapkan, maka akan marah, melakukan tindakan agresi dan tindakan demikianmakin bernilai baginya.
6. proposisi rasionalitas: dalam memilih berbagai tindakan alternative,orang akan memilih satu yang dianggap memilii value(V) sebagai hasil, dikalikan probabilitas (p) untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
George Homans (1974)
4.
Teori pertukaran P. Blau
Memahami struktur sosial berdasarkan analisis proses social yang mempengaruhi hubungan antara individu dan kelompok (MIKRO KE MAKRO). Empat langkah berurutan dari pertukaran pribadi  ke struktur social hingga perubahan sosial.
 1. Pertukaran atau transaksi antar individu yang meningkat ke..
2. Differensiasi status dan kekuasaan yang mengarah ke..
3. legiitimasi dan pengorganisasian yang menyebarkan bibit dari..
4. oposisi dan perubahan…
Norma dan nilai menjadi penengah struktur sosial yang kompleks.
Peter Blau (1964)

DAFTAR PUSTAKA
Beilharz, Peter. 2003. TEORI-TEORI SOSIAL. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Polloma, Margaret M.1987. Sosiologi Kontemporer Rajawali, Press : Jakarta.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, 2004. Teori Sosiologi Modern,
                  Kencana: Jakarta.
http://kebijakansosial.org/2010/02/09/teori-pertukaran/
http://sosiokita-sosio.blogspot.com/2012/02/teori-pertukaran.html
http://indraachmadi.blogspot.com/2013/04/teori-pertukaran-george-caspar-homans.html



Tags :

bonarsitumorang