KARENA MEMAAFKAN ADALAH CARA YANG PALING BAIK
Setiap orang pasti pernah merasa
terluka hatinya yang bisa saja disebabkan oleh berbagai alasan. Biasanya orang
terluka akan sulit menerima bahwa dia memang sedang dilukai. Pertanyaan yang
sering muncul adalah, mengapa.....? bagaimana mungkin....bisa berbuat seperti
itu? kog bisa setega itu? aku tak abis pikir secepat itu ...berubah? begitu tulusnya....tapi?
apakah kamu berpikir melakukan itu? Banyak sekali yang bisa membuat logika kita
merasa disakiti dari pertanyaan – pertanyaan di atas.
![]() |
19 Juni 2019 |
Biasanya yang menyebabkan hati kita terluka adalah orang – orang yang selama
ini dekat dengan kita atau bisa jadi orang yang selama ini paling berpengaruh
dengan hidup kita, keputusan, dan bahwa tolok ukur kebahagiaanmu. Hingga tak bisa
lagi dipungkiri bahwa orang tersebut menjadi teman hidupmu sejauh ini. Bahkan tidak
tertutup kemungkinan orang yang disayangi, dihormati, dan dihargai justru dengan
mudah melukai hati kita. Namun, itu dulu ....dulu....bukan sekarang. Kondisi
sekarang menyakitkan, penuh dendam, penuh berpikir, dan bisa saja mengubah
perilaku kepadanya.
Berbagai pengalaman hidup telah
mengajarkan kepada kita semua, bahwa dunia ini memang tidak bisa
diprediksi. Tidak bisa digambarkan
melalui sebuah cerita dongeng saja. Pengalaman hidup itu membawamu jatuh bangun,
berulang kali sampai semesta kadang
merasa puas sendiri. Besok bisa jadi orang yang dekat dan bersama denganmu segera berubah,
tak peduli lagi dengan kondisimu seperti apapun. Bahkan dengan ringannya alam
pemikiran, bisa dengan mudah kita judge lupa diri.
Ternyata setelah itu, dalam kenyataannya,
tidak jarang hidup itu menampilkan wajah (diri) yang bengis, tidak kenal ampun,
mengerikan, jauh lebih mengerikan dari film horor yang baru kamu tonton. Paling
menyedihkan lagi, ‘sakit’ itu kita jalani sendiri, tanpa campur tangan
orang lain. Merasa sendiri dalam melewati keseharianmu. Sedih bukan?
Memeluk dan Menusuk
Ebiet G. Ade dalam lagu “kalian
dengarkan keluhanku”, lagu ini mewakili perasaan, bagaimana seseorang ingin mengubah
dirinya dan apakah buku hidup seseorang selalu hitam, apakah hidup selalu tidak
bisa dimaafkan jika melakukan kesalahan. Bisa dibayangkan, betapa orang yang
bertahun – tahun menjadi sahabat baik, bahkan setiap kali bertemu selalu memeluk
diri dan sambil berucap: “Tuhan memberkati kamu, aku sayang kepadamu, aku takut
kehilangan kamu”, ternyata orang ini suatu waktu tidak bisa ditebak menusukmu
dari belakang yang membuat kondisimu tanpa arah.
Sungguh sangat menyakitkan. Terasa
hati itu seperti dirobek – robek dan bahkan kamu bisa ambil prinsip hidup sulit
untuk mempercayai orang lain. Di kesempatan
yang lain, orang yang sudah kita tolong dengan sepenuh hati. Orang yang sudah
kita percayakan selama ini tiba – tiba berubah, dia yang selama ini peduli tiba
– tiba menjadi tidak peduli. Akhirnya kita ambil kesimpulan “aku sedang terluka”.
Ketika Kita Harus Memilih
Mengingat begitu bertubi – tubinya
hati kita terluka, apakah semudah itu untuk memaafkan orang sudah melukai hati
kita? logika dan kesadaran kita, dan sepantasnya memaafkan adalah kata yang
sangat indah, tapi cara mempraktikan membutuhkan waktu yang lama dalam jiwa
yang dalam. Dengan mudah bibir terucap akan memaafkan, namun kadang di
kesempatan berbeda sulit menerima apa yang dilakukan orang lain kepada kita.
Saat kita harus memilih, hidup
penuh dengan kebencian dan dendam, atau memilih untuk memaafkan dengan sempurna
orang yang sudah melukai hati kita. Saat – saat seperti ini adalah ujian hidup
paling sulit bagi kita. sedikit saja teringat akan kelakuan orang lain itu, itu
akan kembali membuka luka lama, akhirnya tetap saja merasa disakiti, memilih dendam
atau memaafkan.
Kalau saja pilihan itu itu salah
berarti sesungguhnya ujian hidup belum terjawab dengan sempurna. Pikirku, hidup penuh
dendam dan sakit hati kepada orang lain akan meniadakan kesempatan bagi kita
untuk tidak lagi merasakan kebahagiaan hidup. Karena memang jalan satu –
satunya menikmati hidup adalah dengan memaafkan dan mengucap syukur terhadap
setiap keadaan. Dengan memaafkan tentu hidup akan penuh warna kembali, walaupun
kamu harus kadang memulai kembali kebahagiaan itu. karena memang semua kisah
adalah tentang awal, pertengahan, dan akhir. Jika saja sudah tulus memaafkan
berarti kita lulus ujian hidup.
Pada kondisi seperti apapun. Hidup
tanpa dendam dan benci akan menghadirkan kedamaian yang tak terbatas. Hidup
tanpa benci akan membawamu ke dalam zona kebebasan yang sejati. Semua orang
akan kembali menjadi teman hidup dan semua tempat akan nyaman bagi kita.
Setelah Memaafkan
Setelah hati sempurna memaafkan,
maka akan membuat kamu semakin kuat dan tahan banting akan kondisi seperti apapun.
Kamu hanya menjalankan setiap anugerah Tuhan yang maha sempurna untuk diraih. Karena
memang saat disakiti kita akan sadar bahwa bagaimana untuk tidak menyakiti
orang lain. Jika kita sudah pernah disakiti kita akan sulit sekali memilih
untuk menyakiti orang lain. Pada hakikatnya semua orang pernah disakiti, namun
pastikan bahwa setelah kamu disakiti, kamu bangkit kembali dan temukan zona
yang berkualitas untukmu.
Tags : Pengembangan Diri
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009