Minggu Pertama sebagai Pengajar Muda 18 Hulu Sungai Selatan
Setiap orang bisa berbeda – beda untuk
merekam sebuah pengalaman. Berbeda tersebut lebih kepada cara dan strategi untuk
tujuan ke depan pengalaman itu bisa dikenang. Ulun (aku, Bahasa Banjar) lebih memilih
merekam situasi tersebut melalui sebuah tulisan. Ceritaku akan dimulai dari
minggu pertama. Pengalaman pertama ini menjadi modal karena di sanalah bukti
sebuah penasaran.
Sabtu, 10 Agustus 2019, pagi jam 05.40
WIB penerbangan GA530 dari Jakarta (Soekarno – Hatta) menuju Banjarmasin
(Syamsudin Noor). Menjadi hari pertamaku menjadi seorang Pengajar Muda
Indonesia Mengajar. Boarding Time penerbangan itu pukul 05.10 WIB. Kuangkat tas
carrier ukuran 40 liter, melangkah ke pintu 16. Mendekati pintu 16, masih
sangat segar dibenakku bahwa perpisahan dengan teman yang satu visi itu menyakitkan. Walaupun kami hanya dipisahkan visi itu sendiri. Tetap kulangkahkan kakiku ke sebuah pintu memasuki pesawat, kembali lagi aku
teringat kepada orang – orang yang berpengaruh dalam kehidupanku. Orangtua,
saudara – saudaraku, dan teman – temanku. Bagiku ini tidak mudah, karena akan
ada sebanyak 12 purnama berpisah dengan mereka.
Namun, keputusan ke sini bukanlah
keputusan yang baru. Ini sudah menjadi pilihan dari berapa tahun lalu. Sambil berjalan dan berpikir, sampailah aku ke seat 28H pesawat. Kucoba memastikan lagi tempat dudukku dan membuka
kabin memasukkan tas carrierku. Setelah duduk dan membereskan semua barang
bawaan, aku berdoa “Tuhan jadilah kehendak-Mu”.
Akhirnya setelah penerbangan tersebut
sampai ke Bandara Sayamsudin Noor, Banjarmasin. Sadarku, ternyata di Banjarmasin
sudah menggunakan WITA (Waktu Indonesia Tengah). Sambil menanti barang bagasi, aku
sadar bahwa sekarang jiwa dan ragaku sudah di Kalimantan Selatan. Di pintu
keluar bandara saya sudah ditunggu oleh Bapak Nordiansyah (Kepala Dinas Pendidikan Hulu
Sungai Selatan), ada Ucid, Syihab, dan Inha (Penggerak Pendidikan Hulu Sungai Selatan). Mereka menyambut kami dengan penuh
kegirangan. Bahagia dan penuh semangat yang menjadi suasana hati saat itu.
bagaimana tidak? Aku dan teman – teman yang lainnya langsung disambut di
bandara dengan tangan terbuka dan lewat sebuah tulisan “Selamat datang Pengajar
Muda 18” dengan hastag “Aks18aik”. Yang
tidak bisa dilupakan adalah kita dikalungkan oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan Hulu
Sungai Selatan dengan kain Sasirangan.
Lanjut, kami melanjutkan
petualangan dari Banjarmasin menuju Kandangan (Ibukota Kabupaten Hulu Sungai
Selatan). Eitss, tunggu dulu! Sebelum kita semua ke Kandangan, kita menikmati kota
ikon bekantan. Kalian sudah tahu, apa itu bekantan? Kalau belum silahkan dicari
dulu ya!
Selanjutnya, Kami menikmati masakan khas di
Kota Banjarmasin termasuk ikan Patin ala Banjar, belajar kosa kata Bahasa
Banjar, naik klotok di Kota Seribu Sungai. Kami juga singgah di Masjid Raya
Banjarmasin, taman Siring Kota Banjarmasin.
Lalu kami semua berangkat ke
Kandangan sebagai Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Perjalan 3 jam ini
kami bercerita banyak tentang Hulu Sungai Selatan. Sampai di Kandangan kita
semua isterahat. Kisah selanjutnya ada dalam foto ini.
![]() |
Silaturahmi ke Polres HSS |
![]() |
Foto bersama dalam penyambutan Pengajar Muda |
![]() |
Silaturahmi dengan Penggerak Pendidikan HSS |
Tags : Linimasaku