OPTIMIS DI TENGAH PANDEMI VIRUS CORONA
Bumi Sedang Sakit
|
Di tengah kondisi bumi yang
sekarang lagi sedang sakit. Manusia dihadapkan dengan berbagai tantangan. Ini
memang sangat tidak mudah untuk dilewatkan. Pertandingan ekonomi, sosial, dan
segala aspek dan ruang manusia haruslah dimenangkan. Jika tidak, maka manusia
akan berada pada titik terendah dalam hidup. Seakan tak abis pikir menerima
keadaan yang ada, dulunya bisa berkumpul, tiba – tiba tidak diperbolehkan lagi. Dulunya
bebas melangkah ke mana saja, sekarang seakan hal itu sangat tidak mungkin
dilakukan. Dulunya berperilaku sosial bebas saja, sekarang seakan dikekang oleh
aturan dan itu memang demi kesehatan. Sekarang sudah ada physical distancing. Ya, di rumah, dan di rumah saja.
Baru sekarang ini aku
melihat dan merasakan seperti apa dunia jika sudah pada titik terendah. Ilmu,
teknologi, dan semua yang ada di dalamnya belum bisa menjawab sebuah solusi
untuk diberikan. Karena ini memang tidak mudah dan bukan sebuah hal yang
direncanakan. Datang dengan tiba – tiba, tanpa ada pemberitahuan akan datang ke
mana dan ke siapa saja. Negara kuat juga tak cukup kuat menerima kedatangan
virus corona.
Misalnya, Amerika Serikat yang menjadi negara adidaya lumpuh
juga, kewalahan juga, pemerintahnya juga seakan lempar masalah untuk keadaan
ini. Begitu banyak korban yang meninggal. Italia yang merupakan negara maju di
Eropa juga menjadi negara dengan angka kematian yang paling tinggi. Inggris
yang menjadi negara dengan angka kesehatan tinggi juga merasakan apa yang
dirasakan oleh negara lain. China yang merupakan negara pesat tentang kemajuan
pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya juga mengerang kesakitan akan virus
corona. Begitu banyak negara yang merasakan hal ini semua.
Negara berkembang
seperti negara – negara di Asia Tenggara, ada Thailand, Filipina, Malasya juga
menjadi salah satu tujuan virus corona berlabuh. Hanya ada Singapura yang bisa
menakan angka korban dan kematian di negara yang berlambang Singa itu.
bagaimana dengan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia?
Indonesia yang Optimis
|
Indonesia salah satu dengan
jumlah penduduk lebih dari 270 juta langsung menanggapi dengan serius apa yang
ada di depan mata yang akan terjadi. Berkaca dari apa yang dialami negara
besar, bangsa Maritim ini juga langsung merespon hal tersebut. Namun, bukan
mudah untuk menutup segala arus mobilitas antar negara atau antar provinsi. Hal
ini menjadi sebuah dilema besar bagi sebuah negara, apakah pintu masuk keluar
harus ditutup rapat – rapat, hingga orang dari luar tidak bisa masuk lagi. Ini menjadi
pertanyaan sekaligus pernyataan yang hari itu dijawab dengan melakukan
pengawasan ketat terhadap pintu – pintu masuk keluar negara.
Indonesia yang
memiliki 17.000 lebih pulau menjadi
negara dengan kepulauan yang terbesar di dunia. Angka ini bukanlah dibuat –
buat melainkan fakta, begitu tersebarnya Tanah Pertiwi dari Sabang Sampai
Merauke. Masyarakat Indonesia mengalami sebuah pukulan kuat akan berita bahwa
Virus Corona sudah masuk ke Tanah Air. Ada kekhawatiran, kemarahan, harapan
yang menjadi ungkapan perasaan dari seluruh pihak. Ada lebih dari 200 negara di
dunia ini juga merasakan apa yang dirasakan negara lain. Bukan perkara yang
mudah diselesaikan, negara berkembang seperti Indonesia yang identik dengan
gotong royong menjadi modal utama untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Contohnya, begitu banyak
orang turun tangan untuk melakukan aksi baik dan berbagi, misalnya berbagi
makanan, alat – alat pelindung diri bagi petugas kesehatan, menyediakan
sembako, berbagi masker, menyediakan platform untuk berbagi untuk pengembangan
diri dan meng-upgrade skill. Ada juga
yang menginisiasi dan memfasilitasi dukungan baik moral dan materi, terutama
bagi tenaga kesehatan. Aksi Dana ini merupakan wajah Indonesia, saling memahami
dan saling membantu untuk bisa berbagi.
Selain itu dari pemerintah
yang bergerak cepat untuk merumuskan dan memutuskan kebijakan tentang covid-19
ini . Dari penyusunan dan penepatan anggaran. Memberikan fokus kepada
bidang sosial, meningkatkan gaji para pekerja kesehatan. Selain itu, masyarakat
yang berdampak menjadi pusat perhatian dari pemerintah. Menganggarkan triliunan
rupiah untuk warga yang berdampak. Para pengusaha kecil juga menjadi perhatian
pemerintah, misalnya memberikan waktu satu tahun untuk bebas cicilan. Ini semua
adalah wajah optimisme kita dalam memerangi virus corona. Kita adalah negara
yang kuat, kompak, dan negara yang optimis.
Per tanggal 28 April 2020,
lebih dari 9.000 orang sudah terinfeksi virus ini. Ratusan orang yang sudah
meninggal. Virus ini tak mengenal angka, umur, tua dan muda, virus ini bisa
menyebar ke orang mana saja. Selagi orang tersebut tidak disiplin terhadap
dirinya sendiri. Untuk itu marilah kita saling mendisiplinkan diri dengan taat
terhadap peraturan. Aku yakin, negara akan memberikan kebijakan yang terbaik. Memang
sudah memberikan kebijakan. Di desa – desa sudah ada posko, silahkan melaporkan
diri untuk menjaga tingkat keselamatan kita.
Keluarga atau pun sanak saudara
yang ad di desa. Jika malu dan enggan melaporkan diri, maka taruhannya adalah
keluarga dan teman – teman kita sendiri. Di tingkat kecamatan sudah banyak
pemberitahuan dalam bentuk spanduk, poster, atau pun penyampaian langsung, mari
kita lakukan itu. untuk tingkat kabupaten yang sudah memberikan kebijakan, mari
lakukan dengan segenap hati. Provinsi yang sudah menjadi gugus depan percepatan
penanganan virus corona dalam tingkat provinsi mari jadikan wadah untuk mencari
informasi dan beranilah menjadi orang melakukan kebaikan dan ketaatan. Dimulai dari
kita dan untuk kita. Mari kita yakinkan diri, bahwa badai ini akan segera
berlalu. Jika kita patuh untuk melakukannya. Semoga doa yang sudah kita
langitkan, bisa membantu usaha yang sudah kita lakukan.
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009