-->

Mei 02, 2020

Mengayun Langkah dan Merangkul Harapan



Pendidikan


K
amu tentu tidak asing lagi mendengar kata PENDIDIKAN. Media televisi, majalah, buku, internet, bahkan di mana – mana kata ini sudah sangat sering kita baca, kita lihat, bahkan kita dengar. Apa yang ada di benakmu ketika mendengar atau membaca kata pendidikan? Apakah sama saja dengan kata – kata yang lain. Aku yakin tidak, karena kata pendidikan banyak sekali dihubungkan dengan pemerintah, sekolah, perguruan tinggi, guru, dosen, belajar, pintar. Pendidikan bisa dihubungkan ke segala aspek pendidikan.




ka kita bicara pendidikan, di pemerintahan ada menteri pendidikan, ada dinas pendidikan, ada pegawai, ada Undang – Undang Dasar dan regulasi yang ada yang mengaturnya. Ketika kita bicara pendidikan di sekolah, berarti kita sedang membicarakan guru, kemajuan belajar mengajar, siswa, dan harapan output dan outcome dari sekolah. Kemudian ketika kita bicara pendidikan di dinas pendidikan tingkat provinsi dan kabupaten tentu ada kepala dinas, ada regulasi, ada jua pegawai dengan tugas kerja yang ada di dalamnya. Lanjut, berbicara pendidikan di perguruan tinggi maka ada dosen, mahasiswa, dan proses akademik yang mendukung. Pembicaraan pendidikan selalu asyik untuk dibahas. Membahas pendidikan itu tidak ada habisnya?




Optimiskah kamu terhadap pendidikan di Indonesia akan maju?




Jika diberi pilihan jawaban interval 1-5, satu berarti tidak optimis – lima sangat optimis. Kamu milih angka berapa. Silahkan dijawab dalam hatI masing – masing. Silahkan dipikirkan juga sebab-akibat menjawabnya. Jika kamu menjawab dengan optimis berarti kamu menjadi bagian wajah optimisme Indonesia. Namun, jika tidak optimis kamu tentu punya alasan akan pilihanmu. Juga kamu berkewajiban untuk menjawab dengan sebuah solusi ketidakopmisanmu?

Optimis atau tidaknya kamu terhadap pendidikan Indonesia akan menjadi maju, tergantung seberapa besar keinginanmu untuk terlibat di dalamnya. Kali ini saya ingin menyederhanakan kata terlibat. Terlibat artinya ikut, aktif, dan bersama. Jadi jika memilih terlibat dalam pendidikan berarti ikut, aktif, dan bersama melakukan sesuatu untuk kemajuan pendidikan.

Nah, apakah keterlibatan ini harus besar. Tentu tidak. Saya teringat kepada Kepala Sekolah SMA saya dulu yang pernah menyampaikan “jangan menunggu besar, maka kamu akan bermanfaat bagi orang lain”. Karena sebenarnya pendidikan itu urusan bersama. Mengajari anak – anak juga bagian keterlibatan terhadap pendidikan. Hadir dan mau mencari solusi, berbagi, di tengah kondisi bangsa yang sedang krisis ini bagian dari terlibat. Semua orang itu berhak menjadi terlibat, baik jadi guru, penggerak yang memajukan pendidikan, serta meniti mimpi orang lain dengan hadir dan sadar penuh untuk berbuat.

Siapa saja yang bisa terlibat untuk pendidikan?

Tentu tidak terbatas. Baik lembaga, pemerintah, swasta, perorangan bisa melibatkan diri di dalamnya. Bayangkan saja jika pemerintah memutuskan sebuah kebijakan yang berhubungan dengan memajukan pendidikan. Pemerintah yang menciptakan regulasi dan menjalankannnya dengan sebaik mungkin, maka tidak ada kata tidak mungkin pendidikan Indonesia akan maju.


Bayangkan juga bila perguruan tinggi, dosen, mahasiswa, dan semuanya menjalankan perannya untuk terlibat. Birokrasi kampus yang sehat dan bersih dari korupsi dan nepotisme. Kampus yang benar – benar menjalankan tridharma pendidikan. Kampus yang sungguh dan nyata melaksanakan pengabdiannya. Masiswa yang benar – benar belajar dan menjalankan studi, meningkatkan kompetensinya, serta mau turun tangan ke dunia masyarakat setelah tamat. Apalagi berani untuk berbuat dan terjun kepada “akar rumput” Indonesia.

Bayangkan juga jika lembaga – lembaga pendidikan lainnya menjalankan peran dan tugasnya dengan sungguh – sungguh. Berani beda untuk menampilkan dan menjalankan yang terbaik. Seluruhnya berkolaborasi untuk kemajuan pendidikan.

Bagaimana jika para sekolah di kota, desa, mendapatkan kesempatan belajar yang sama. Sarana dan prasarana yang sama. Para pendidiknya yang memiliki kualitas yang sama, dan aspek lain yang mendukung. Guru yang benar – benar ada bagi siswa, terlibat nyata untuk meningkatkan kompetensi siswa, hadir dan sadar penuh untuk mengajari anak – anak didik. Serta bagaimana kita mampu menciptakan pendidikan itu menjadi lebih nyata.

Orangtua yang terlibat pendidikan untuk membantu mengajari anaknya. Memberikan waktu tertentu untuk mengajari anaknya di rumah. Menyediakan waktu untuk duduk bersama dengan anak membicarakan perkembangan belajar. Serta mengubah pemikiran dari menganggap pendidikan itu tidak begitu penting menjadi penting. Mengapa? Karena pendidikan adalah salah satu cara terbaik dan yang paling mudah dilakukan untuk meraih cita  cita, kesejahteraan, serta perubahan masa depan yang lebih baik.

Kira kira dengan keterlibatan seluruh pihak apakah kamu sudah optimis dengan pendidikan Indonesia akan semakin maju?

Semoga semakin banyak orang yang terlibat untuk kemajuan pendidikan. 

Tags :

bonarsitumorang