Mengayun Langkah dan Merangkul Harapan
Pendidikan
K
|
amu
tentu tidak asing lagi mendengar kata PENDIDIKAN. Media televisi, majalah, buku,
internet, bahkan di mana – mana kata ini sudah sangat sering kita baca, kita
lihat, bahkan kita dengar. Apa yang ada di benakmu ketika mendengar atau
membaca kata pendidikan? Apakah sama saja dengan kata – kata yang lain. Aku
yakin tidak, karena kata pendidikan banyak sekali dihubungkan dengan
pemerintah, sekolah, perguruan tinggi, guru, dosen, belajar, pintar. Pendidikan
bisa dihubungkan ke segala aspek pendidikan.
ka
kita bicara pendidikan, di pemerintahan ada menteri pendidikan, ada dinas pendidikan,
ada pegawai, ada Undang – Undang Dasar dan regulasi yang ada yang mengaturnya.
Ketika kita bicara pendidikan di sekolah, berarti kita sedang membicarakan
guru, kemajuan belajar mengajar, siswa, dan harapan output dan outcome dari
sekolah. Kemudian ketika kita bicara pendidikan di dinas pendidikan tingkat
provinsi dan kabupaten tentu ada kepala dinas, ada regulasi, ada jua pegawai
dengan tugas kerja yang ada di dalamnya. Lanjut, berbicara pendidikan di
perguruan tinggi maka ada dosen, mahasiswa, dan proses akademik yang mendukung.
Pembicaraan pendidikan selalu asyik untuk dibahas. Membahas pendidikan itu
tidak ada habisnya?
Optimiskah
kamu terhadap pendidikan di Indonesia akan maju?
Jika
diberi pilihan jawaban interval 1-5, satu berarti tidak optimis – lima sangat
optimis. Kamu milih angka berapa. Silahkan dijawab dalam hatI masing – masing. Silahkan
dipikirkan juga sebab-akibat menjawabnya. Jika kamu menjawab dengan optimis
berarti kamu menjadi bagian wajah optimisme Indonesia. Namun, jika tidak optimis
kamu tentu punya alasan akan pilihanmu. Juga kamu berkewajiban untuk menjawab
dengan sebuah solusi ketidakopmisanmu?
Optimis
atau tidaknya kamu terhadap pendidikan Indonesia akan menjadi maju, tergantung
seberapa besar keinginanmu untuk terlibat di dalamnya. Kali ini saya ingin
menyederhanakan kata terlibat. Terlibat artinya ikut, aktif, dan bersama. Jadi
jika memilih terlibat dalam pendidikan berarti ikut, aktif, dan bersama
melakukan sesuatu untuk kemajuan pendidikan.
Nah,
apakah keterlibatan ini harus besar. Tentu tidak. Saya teringat kepada Kepala
Sekolah SMA saya dulu yang pernah menyampaikan “jangan menunggu besar, maka
kamu akan bermanfaat bagi orang lain”. Karena sebenarnya pendidikan itu urusan
bersama. Mengajari anak – anak juga bagian keterlibatan terhadap pendidikan.
Hadir dan mau mencari solusi, berbagi, di tengah kondisi bangsa yang sedang
krisis ini bagian dari terlibat. Semua orang itu berhak menjadi terlibat, baik
jadi guru, penggerak yang memajukan pendidikan, serta meniti mimpi orang lain
dengan hadir dan sadar penuh untuk berbuat.
Siapa
saja yang bisa terlibat untuk pendidikan?
Tentu
tidak terbatas. Baik lembaga, pemerintah, swasta, perorangan bisa melibatkan
diri di dalamnya. Bayangkan saja jika pemerintah memutuskan sebuah kebijakan
yang berhubungan dengan memajukan pendidikan. Pemerintah yang menciptakan
regulasi dan menjalankannnya dengan sebaik mungkin, maka tidak ada kata tidak
mungkin pendidikan Indonesia akan maju.
Bayangkan
juga bila perguruan tinggi, dosen, mahasiswa, dan semuanya menjalankan perannya
untuk terlibat. Birokrasi kampus yang sehat dan bersih dari korupsi dan
nepotisme. Kampus yang benar – benar menjalankan tridharma pendidikan. Kampus
yang sungguh dan nyata melaksanakan pengabdiannya. Masiswa yang benar – benar
belajar dan menjalankan studi, meningkatkan kompetensinya, serta mau turun
tangan ke dunia masyarakat setelah tamat. Apalagi berani untuk berbuat dan
terjun kepada “akar rumput” Indonesia.
Bayangkan
juga jika lembaga – lembaga pendidikan lainnya menjalankan peran dan tugasnya
dengan sungguh – sungguh. Berani beda untuk menampilkan dan menjalankan yang
terbaik. Seluruhnya berkolaborasi untuk kemajuan pendidikan.
Bagaimana
jika para sekolah di kota, desa, mendapatkan kesempatan belajar yang sama.
Sarana dan prasarana yang sama. Para pendidiknya yang memiliki kualitas yang
sama, dan aspek lain yang mendukung. Guru yang benar – benar ada bagi siswa,
terlibat nyata untuk meningkatkan kompetensi siswa, hadir dan sadar penuh untuk
mengajari anak – anak didik. Serta bagaimana kita mampu menciptakan pendidikan
itu menjadi lebih nyata.
Orangtua
yang terlibat pendidikan untuk membantu mengajari anaknya. Memberikan waktu
tertentu untuk mengajari anaknya di rumah. Menyediakan waktu untuk duduk
bersama dengan anak membicarakan perkembangan belajar. Serta mengubah pemikiran
dari menganggap pendidikan itu tidak begitu penting menjadi penting. Mengapa?
Karena pendidikan adalah salah satu cara terbaik dan yang paling mudah
dilakukan untuk meraih cita cita,
kesejahteraan, serta perubahan masa depan yang lebih baik.
Kira kira
dengan keterlibatan seluruh pihak apakah kamu sudah optimis dengan pendidikan
Indonesia akan semakin maju?
Semoga
semakin banyak orang yang terlibat untuk kemajuan pendidikan.
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009