-->

Juli 11, 2020

Arti Menjadi Pengajar Muda

Mulai Mengenal Diri Kemudian Mengenal Indonesia

Becoming The True You

Kalimat yang mewakilkan diriku setelah 11 bulan menjalani status sebagai Pengajar Muda (PM) dari Indonesia Mengajar (IM). Tidak terasa, bahwa 11 bulan ini benar-benar membentukku menjadi pribadi yang akan paham tentang “diriku  sendiri”. Mengapa diriku? Karena menjadi Pengajar Muda menurutku adalah kesempatan terbaik masa muda mengenal dan menerima diri. 

Bukan mengutuk diri atas ketidakmampuan dalam merubah. Justeru yang muncul adalah perubahan dalam diri sendiri. Awalnya cukup kaget dengan peran dan tugas yang diemban selama menjadi PM, namun ternyata kata ‘kehendak’ yang menjadi teman proses selama ini. Sehingga ada dua hal yang berubah. Bisa diri sendiri bahkan bisa merubah orang lain. Tentu perubahan perilaku yang lebih positif.
Pemandangan Alam Loksado

Satu proses yang tak terlewatkan adalah tentang bagaimana sebuah ‘cara pandang’ yang terinternalisasi ke dalam habitus. Semakin ke sini aku pun yakin bahwa pembentukan ‘pola pikir’ ini tidak mudah dan hanya memungkinkan jika dilakukan. Banyak perlawanan datang dari dalam diri, bisa karena Pola pikir ini akan menjadi asset yang sangat berharga buat diri sendiri atau akan ber-
impact kepada oranglain.

Ibarat gelas dan air. Jika gelas penuh dengan air, maka jangan pernah menutup diri untuk memasukkan air yang baru. Anggaplah gelas itu tidak pernah penuh. Gelas adalah otak kita dan air merupakan ilmu, jika saja gelas itu tak mampu menerima air yang baru tentu dia akan bisa keruh dan tak berubah. Nah, itulah kusebut sebagai proses learning. 

Sebelas purnama dengan multi peran di masyarakat, tentu tak akan mudah meraihnya untuk purna tugas. Apalagi ketika berhadapan dengan kondisi yang tidak ideal dan tidak mendukung terhadap tujuan. Di situlah diperlukan ‘pola pikir’. Jika fokus kepada kekurangan tentu sedikit pun kondisi tidak dapat dirubah. Jika fokus kepada potensi di depan mata tentu bisa diupayakan perubahan semaksimal mungkin.

Arti menjadi Pengajar Muda: becoming the true You. Kata – kata sederhana ini membawaku sebuah pengalaman yang membentuk diriku, mulai dari keberanian. Ketika berani keluar dari zona nyaman, tentu zona yang tidak aman itu akan menjadikan kita tangguh terhadap kondisi apa pun. Teringat kata Bapak Anis Baswedan, “Ketika kamu menjadi Pengajar Muda tentu setiap hari kamu akan dihadapkan dengan masalah – masalah – dan masalah. Ke depan setalah kamu merasakan satu tahun mengenal Indonesia, masalah tersebut akan menjadi sebuah hal biasa buatmu, di situlah kamu akan mengerti menjadi sebuah Pengajar Muda’. Pola pikir tentang masalah lahir dari sebuah pandangan, besar-kecilnya masalah tersebut tergantung orang yang melihat. Bisa besar bagi oranglain, bisa kecil bagi dirimu, atau sebaliknya.  

Masa muda adalah masa “trial error’ untuk membentuk diri. Benar, salah, baik, jahat, dan segala hal tentang masa muda akan terbentuk jika berani keluar “confort zone’. Dengan keluar, maka gelas tadi akan terisi kembali dengan hal-hal yang baru. Hal baru tersebut akan terfilter sendiri dengan prinsip sendiri. Itulah apa yang kusebut sebagai becoming the true you.

Makna Pengabdian

Dengan memilih menjadi Pengajar Muda aku pun semakin menguatkan pemahaman bahwa pengabdian itu bukan tentang hadir dan sadar penuh di pelosok negeri. Bukan juga tentang mengabdikan diri haruslah mengorbankan segala sesuatu. Pengabdian juga bukan tentang apa yang bisa kamu beri. Bukan tentang jauhnya, bukan tentang banyaknya pengorbanan, bukan juga tentang perubahan. Justeru menghitung hari mundurku di sini membawa pemahaman bahwa konsep pengabdian itu tentang bagaimana memberi diri dengan segala apa yang kamu miliki, dengan segala kondisi.

Sederhananya; profesi yang kamu miliki jadikan wadah pengabdian. Apa pun yang bisa kamu beri, segeralah. Karena untuk bangsa ini kita harus benar-benar menjadi pioneer untuk kemajuan. Mulai dari dri sendiri kemudian akan muncul oranglain, bahkan akan muncul sebuah gerakan.

 Tentang memberi itu ….

Bisa tentang materi dan non-materi. Sebegitu kakunya dahulu aku memandang kata ‘pengaabdian’. Hari ini aku pun semakin paham tentang apa yang bisa dilakukan untuk kemajuan bangsa.  Mulai dari hal kecil, mulai dari hal sederhana, dan mulai dari sekarang.

Menjadi Pengajar Muda itu adalah awal diriku memaknai dan membersamai apa yang disebut mengisi cita–cita bangsa. Tanggung jawab sebagai pemuda bangsa adalah mengisi kemerdekaan yang sudah dihadiahkan oleh seluruh pahlawan Indonesia yang telah mati di medan juang. Mungkin puluhan tahun lalu bahkan ratusan tahun yang lalu. Saatnya orang muda yang merasakan seluruh sudut sumber kebahagiaan di bangsa ini dijadikan sebagai wadah mengabdi.

Jika suatu hari generasi setelah aku bertanya, “apa hal yang terbesar kamu lakukan untuk bangsa ini?” Jawabku adalah diriku. Bisa tentang pengabdian, bisa tentang pengorbanan, bisa tentang memberi, bahwa bisa tentang mengisi kemerdekaan. Tetapi yang terpenting adalah memberi diri.
         
Setelah Hari Ini

Proses baru akan segera dimulai. Setelah ini akan ke mana? Tentu jawabanku adalah kembali bertunas di tempat baru. Setelah menjalani satu tahun mengabdikan diri di penempatan, segala ilmu yang telah kuterima akan kukembalikan ke negaraku. Bukan tentang besar-kecilnya ilmu itu yang kudapat, tetapi bagaimana aku bisa berpengaruh bagi orang di sekitarku.

 Bisa saja berpengaruh bagi orang terdekatku, keluarga, teman, bahkan lingkungan. Ilmu itu akan kutransfer bagi orang-orang yang ingin membentuk diri, bagi bangsa bahkan bagi lingkungan mereka. Arti menjadi Pengajar Muda adalah bagaimana mencintai Indonesia seutuhnya mulai dari mencintai diri sendiri. Selamat bertunas ....


Tags :

bonarsitumorang