-->

Desember 15, 2020

Lima Kompetensi yang Wajib Dimiliki Anak Sosiologi

Kesempatan kerja untuk anak sosial cukup luas, sama seperti jurusan lain. Namun jika kesempatan tersebut dibandingkan dengan jurusan yang lain, jurusan sosial sering terbatas baik. Baik dalam kuota atau pun persaingan. Hal tersebut bukan karena keterbatasan ruang kerja untuk anak sosial, melainkan karena ketimpangan kompetensi yang dimiliki. Siapa pun akan percaya bahwa untuk meraih sesuatu background pendidikan bukan seratus persen berpengaruh, namun ada banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Salah satunya adalah kompetensi.

Setiap lembaga merekrut calon kerja dengan kompetensi tertentu. Sebuah perusahaan juga memerlukan kompetensi yang baik untuk seseorang bisa direkrut jadi anggotanya. Bukan hanya gelar sarjana saja.

Dalam artikel ini dijelaskan ada lima kompetensi yang wajib dimiliki anak sosiologi agar bisa bersaing dengan jurusan lain. Anak sosial yang identik dengan hubungan dengan masyarakat tentu harus bisa memaksimalkan diri untuk meraih kompetensi ini sejak duduki di bangku perkuliahan. Sehingga ketika tamat tidak merasakan perbedaan yang signifikan terhadap kompetensi kerja yang harus dimiliki dalam dunia pekerjaan.

Kompetensi ini bukan natural datangnya, melainkan ada usaha yang harus dikerjakan untuk meningkatkan kemampuan ini. Memang tidak mudah meningkatkannya, melainkan akan selalu ada insight baru setiap pengalaman, perjalanan, pekerjaan, dan lain sebagainya. Jadi apa pun profesi yang didambakan oleh anak sosial, pastikan terlebih dahulu memiliki lima kompetensi ini.

1. Adaptability

Adaptabilty adalah kemampuan untuk mempertahankan efektivitas pada suatu saat mengalami perubahan-perubahan besar dalam tugas-tugas atau lingkungan pekerjaan, menyesuaikan diri secara efektif untuk bekerja dalam struktur, proses, persyaratan, atau budaya kerja yang baru. Adaptability di sini bukan saja kemampuan untuk bisa hidup bersama dengan lingkungan baru, melainkan mampu mengaktualisasikan diri ke dalam sistem yang mengatur seseorang dalam bertindak. Dalam bidang pekerjaan misalnya seseorang dihadapkan dengan peraturan yang berlaku dalam lembaga tersebut. Untuk bisa melakukan pekerjaan dengan baik, seseorang diharapkan bisa melakukan pekerjaan ini dengan baik. 

Adaptabilty di sini dapat dilihat dari perilaku seperti:

  • Mencoba memahami perubahan yang ada,
  • Responsif terhadap perubahan situasi,
  • Mendeskripsikan perubahan dan mendekati perubahan sesuatu dengan positif,
  • Menyesuaikan diri terhadap perubahan perilaku.

Kelima jenis perilaku utama ini sebaiknya mulai ditumbuhkan sejak bangku perkuliahan. Agar setelah tamat dari kuliah, tidak merasakan perbedaan lagi dengan apa yang dibutuhkan lingkungan sekitar. Anak sosial yang intens membahasa tentang masyarakat, community development, intervensi, dan perubahan masyarakat tentu harus diawali kemampuan untuk beradaptasi. Beradaptasi dengan norma yang baru, beraptasi dengan lingkungan baru, dan beradaptasi dengan kondisi baru. 

2. Analytical Thinking

Analytical Thinking adalah kemampuan untuk mengidentifikasi isu, masalah, serta peluang, membandingkan data dari berbagai sumber untuk bisa mampu menarik kesimpulan, kemudian menggunakan pendekatan yang efektif untuk memilih serangkaian tindakan atau menyusun solusi yang tepat, mengambil tindakan yang konsisten dengan fakta yang berlaku dengan konsekuensi yang ada.

Anak Sosiologi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan analisis berpikirnya untuk bisa mendapatkan pengalaman yang maksimal, baik dalam bidang pekerjaan atau pun dalam kehidupan sehari – hari. Anak sosial pasti sudah terbiasa mengidentifikasi masalah yang ada di sekitar. Jangan lupa untuk selalu memikirkan fakta berdasarkan data yang ada. Sehingga dalam situasi sulit apa pun seorang anak sosial bisa mengambil kesimpulan, solusi, dan mempertimbangkan konsekuensi yang ada. 

Adapun perilaku utama dari analytical thinking dapat dilihat dari:

  • mampu mengenali isu, masalah dan peluang,
  • mampu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
  • menerjemahkan informasi tersebut ke dalam pemahaman yang lengkap,
  • merumuskan pilihan,
  • memilih tindakan yang paling sesuai.

Analytical thinking ini sangatlah penting dimiliki anak sosial. Kemampuan ini bisa tumbuh ketika kita berani mengambil langkah yang berbeda dari orang lain kebanyakan. Artinya, anak sosiologi harus keluar dari zona nyamannya sendiri, untuk menargetkan hal-hal yang ingin dicapai. Persaingan antara anak sosial dan ilmu eksakta akan sangat terasa ketika anak sosiologi tidak mampu mengumpulkan data, mengolah, dan merumuskan pilihan terbaik untuk sebuah pekerjaan. Data ini bisa dimaksud dari internal atau pun eksternal untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 

3. Communication

Kemampuan untuk menyampaikan informasi dan gagasan secara jelas melalui berbagai variasi media kepada individu atau kelompok dengan cara yang melibatkan hadirin dan membantu mereka memahami dan mengingat pesan yang disampaikan.

Adapun perilaku utama yang dapat dilihat dari kompetensi ini adalah:

  • memahami komunikasi dari orang lain,
  • mempertahankan perhatian pendengar,
  • memastikan pemahaman. 

Communication di sini tidak terbatas tidak terbatas hanya komunikasi biasa. Kemampuan bahasa asing dan lokal juga dibutuhkan. Anak sosiologi sebaiknya mampu beradaptasi dengan lingkungan berbeda bahasa dengan dirinya. 

4. Facitilitating Change

Facilitating change adalah kemampuan seseorang untuk mendorong orang lain untuk mencari kesempatan melakukan pendekatan-pendekatan yang berbeda dan inovatif dalam menghadapi masalah dan peluang, memfasilitasi terjadinya penerapan dan penerimaan perubahan di tempat kerja.

Adapun perubahan perilaku yang dapat dilihat dalam kompetensi ini adalah:

  • Mendorong terjadinya pendobrakan batasan,
  • Menghargai pendekatan lain,
  • Memberikan penghargaan atas perubahan,
  • Mengatasi terjadinya penolakan terhadap perubahan,
  • Mengelola kompleksitas dan pertentangan. 

5. Gaining Commitment

Gaining commitment adalah kemampuan untuk menggunakan teknik dan gaya interpesonal yang sesuai untuk membuat orang lain dapat menerima suatu gagasan atau rencana, menyesuaikan perilaku dengan tugas yang ada, situasi, maupun orang lain yang terlibat.

Adapun perubahan perilaku yang dapat dilihat dalam kompetensi ini adalah:

  • Memperjelas situasi saat ini,
  • Mampu membuka diskusi dengan orang lain,
  • Mengembangkan gagasan orang lain dan diri sendiri,
  • Memfasilitasi gagasan,
  • Menggunakan kaidah-kaidah pokok untuk membangun hubungan interpesonal yang baik, dilibatkan dalam diskusi-diskusi, serta berimpati.

Lima kompetensi ini bukan datang sendiri, melainkan ada proses pertumbuhan di dalamnya. Tidak instan dan tidak datang tanpa usaha. Setiap kompetensi ini sudah disertakan juga perilaku utama sebagai rujukan untuk bisa jadi bahan panduan.

Tags :

bonarsitumorang