-->

Desember 28, 2021

Merayakan Satu Tahun dengan Sebuah Refleksi


Waktu konstanta yang terus berputar. Sebentar lagi kitakan menyambut tahun yang baru, tahun 2022.  Bagi sebagian orang tahun baru adalah hari yang begitu spesial untuk dirayakan. Sebagian lagi menganggap itu hal yang biasa dan akan terus berulang kembali. Kalau aku mengganggap perayaan tahun baru bukanlah sesuatu yang spesial, tetapi aku juga turut merayakannya. Merayakan tahun baru buatku adalah dengan sebuah refleksi. Saya akan menggunakan dengan 4F (fact, feeling, finding, dan future) tahun baru 2022. 

Satu tahun berjalan bukanlah sesuatu kebetulan. Tetapi ada yang pegang kendali atas diriku yaitu Tuhan di dalam setiap momen yang terjadi. Duka dan suka, berhasil dan gagal, optimis dan pesimis, dan perasaan yang lain. Satu tahun sudah berlalu tentu banyak perjalanan panjang yang layak dicatat, mungkin sebagai bahan pengingat untuk tetap bersyukur dan menjadi perayaan untuk diri sendiri sudah berhasil melewati satu tahun. Refleksi ini didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu pasti ada proses dan ada pembelajaran yang dapat dipetik. Dalam setiap detiknya kehidupan, pasti ada pembelajaran yang bisa diambil. 
Ada beberapa hal yang kudapati dan menurutku bebas publis tentang diriku tahun ini:

Fact

Faktanya virus corona belum berlalu sampai saat ini. Saya merasakan ada beberapa keputusan saya paksakan berdamai karena pandemi ini. Puji Tuhan walaupun pandemi berkeliaran di mana-mana, tetapi aku bisa merasakan satu tahun dengan sehat. Ini hal yang paling aku syukuri saat ini. Melihat kondisi dari media berita, bahwa dampak virus corona sudah merubah seluruh aspek kehidupan. Paling menakutkan adalah kematian. Namun, atas berkat dan perlindungan Tuhan, aku masih bisa menghirup udara segar, merasakan nikmat yang Tuhan berikan, serta beraktivitas seperti sebelum ada corona. Walaupun ada adaptasi baru yang saya lakukan.  

Faktanya juga, uang adalah uang. Investasi keuangan cukup penting  untuk satu cita besarku ke depan. Namun, lagi-lagi karena pandemi dan beberapa hal aku mencoba meleburkan diri dengan keputusan besar dan tetap berjalan menuju ke depan. Pun, rasanya tidak mudah, tetapi saat menulis ini aku belum merasa menyesal dengan keputusan itu. Menuju pertengahan tahun 2021, aku mencoba memperbaiki dan syukurnya berhasil. Walaupun berhasil (versi diriku), tetapi uang tidak menjamin bahagia, tidak juga menjamin dampak bagi orang lain, hanya datang dan pergi untuk menjamin kebutuhan. Uang hanya tetap jadi uang.  

Feeling

Akhirnya aku berhasil melawan rasa takut. Ini hal menurutku mewakili perasaanku dalam proses panjang satu tahun ini. Rasa takut sering diartikan negatif, buktinya tidak. Rasa takut itu lahir dan hadir karena proses alamiah. Perasaan takut terjadi tidak menjadi masalah, ketika kita bisa melawannya. Walaupun sebagian mengatakan takut itu adalah kelemahan, aku justeru mengatakan rasa takut adalah sebuah ciptaan Tuhan. 
Mungkin orang lain berbeda-beda dalam menanggapi hal yang ditakuti, ada yang takut dengan ketinggian, ada yang takut dengan debit air yang besar, ada yang takut dengan jenis hewan tertentu, ada yang takut dengan pengalaman traumati yang pernah dialami. Apapun penyebabnya, rasa takut adalah sebuah kondisi yang wajar dirasakan oleh siapa saja. Rasa takut bisa aku atasi tahun ini. 

Finding

Saya menemukan banyak hal pada tahun 2021. Baik secara materi dan non-materi. Misalnya, persahabatan yang baru, rejeki yang baru, orang-orang hebat yang baru kutemukan, serta penemuan jati diri yang baru. Namun, yang paling unik kutemukan dari dalam atau dari luar diriku adalah tentang “mengintegrasikan Tuhan.” Saya mengakui bahwa sulit menjadikan hidup ini sebagai orang yang berintegritas dalam segala kondisi.  

Besar kecil sebuah masalah yang dihadapi tentu tidak akan menjadi orang yang berbeda, ketika kita bisa berkomitmen untuk menjadi orang yang berintegritas. 
Selain itu aku juga menemukan tahun ini orang-orang baru yang berpengaruh dalam hidupku. Namun, realinya bukan hanya orang yang berpengaruh, ada juga orang yang menghambat pertumbuhanku. Ini adalah sebuah realita dalam hidup yang tidak bisa dihindari. Namun itu layak jadi catatan buatku, untuk ke depan bertemu dengan seorang seperti apapun aku akan ambil langkah untuk bagaimana menghadapinya bukan bagaimana memikirkannya. Sama seperti tidak suka, tidak mendukung, tidak peduli, ini juga bagian dari kondisi yang biasa saya temukan dalam tahun 2021 ini. Aku percaya bahwa setiap orang memiliki keahlian masing-masing dan akan ada hal yang bisa dipelajari dari dirinya. 

Tidak ada yang sempurna. Untuk kesekian kalinya, kata-kata ini menjadi sebuah vitamin buatku untuk tidak terlalu bersusah payah mencapai kesempurnaan. Tidak ada manusia di dunia ini yang bebas dari kesalahan dan bebas dari dosa. Yang terpenting adalah bagaimana kemudian kita menjadikan kelemahan itu bukan masalah, bukan dosa, dan bukan berpengaruh signifikan untuk menjatuhkan bagi orang lain. 

Ada beberapa paradox kehidupan yang menurutku juga sedikit banyaknya akan membawaku pemahaman kepada orang lain:

  • Manusia itu tidak logis, tidak masuk akal, dan egois – tetaplah mengasihi mereka.
  • Jika Anda berbuat baik, mereka akan menuduh Anda menyimpan motif yang egois – tetaplah berbuat baik.
  • Jika Anda sukses, Anda akan memperoleh banya teman palsu dan musuh sejati – tetaplah sukses.
  • Perbuatan baik yang Anda lakukan hari ini mungkin akan dilupakan besok – tetaplah berbuat baik.
  • Kejujuran dan keterusterangan membuat Anda rentan – tetaplah jujur dan berterus-terang. 
  • Orang yang paling besar dengan gagasan paling gemilang pun bisa dijatuhkan oleh orang paling kecil dengan pikiran paling picik – tetaplah berpikir besar.
  • Orang iba pada kelompok yang terpinggirkan, tapi hanya mengekor kaum popular – tetaplah memperjuangkan kelompok yang terpinggirkan. 
  • Apa yang Anda bangun selama bertahun-tahun dapat dihancurkan dalam semalam – tetaplah membangun. 
  • Orang sangat membutuhkan bantuan, tetapi bisa menyakiti jika Anda membantu mereka – tetaplah membantu. 
  • Berikanlah pada dunia hal yang terbaik yang Anda miliki dan Anda peroleh balasan yang tidak sepantasnya – tetaplah memberikan yang terbaik. 

(saya ambil dari buku John C. Maxwell dengan judul Becoming a Person of Influence). 

Dari beberapa paradoks di atas, saya menemukan bahwa setiap ada niat pasti ada hal yang tidak mendukung. Tetapi tetap percaya, bahwa ada solusi untuk setiap tantangan.

Future

Menuju tahun yang baru ini, saya ingin merencanakan hal-hal yang kecil saja. Tidak muluk-muluk dalam merencakan dan mencapai sesuatu. Salah satu hal yang ingin kulakukan adalah menjadi pribadi yang tetap belajar. Tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki. Kata belajar akan menjadi hal krusial bagiku untuk tahun 2022, tidak dengan hal yang besar tetapi dengan hal yang bisa membawaku ke dalam hasil yang lebih baik. 
“bambu membutuhkan waktu 5 tahun untuk memperkuat akarnya di dalam tanah, kemudian akan menjulang tinggi pada waktu yang singkat.” 

Ini pengingat buat saya bahwa proses-proses yang sudah terjadi dalam kehidupan pada tahun ini adalah pembentukan akar dalam diri.

Selain itu menurutku akan ada keputusan besar yang kuambil untuk tahun yang baru ini. Tentu itu tidaklah mudah dan tidak akan ada jaminan untuk menuju kesana untuk menjadi lebih baik. Tetapi dengan tetap mengutamakan jiwa pembelajar. 
Akhir dalam tulisan ini aku ucapkan syukur atas berkat Tuhan yang bisa kurasakan dalam satu tahun panjang ini. Untuk orang-orang yang berpengaruh dan menjadi support systemku melewati tahun ini. termasuk segala yang hadir untuk kembali menyadarkanku bahwa manusia tidak ada yang sempurna. 

Tags :

bonarsitumorang