-->

April 03, 2022

KITA INDONESIA SEBAGAI TUAN RUMAH G20, MOMENTUM MENUNJUKKAN PADA DUNIA

Recover Together, Recover Stronger
Kalimat ini tidak asing lagi kita lihat dan kita dengar. Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan G20 yang akan dilaksanakan pada Oktober 2022 di Bali. Ini momen bersejarah bagi Indonesia, menjadi tuan rumah pertama kali pelaksanaan G20. Ini sangat keren buat Indonesia.

Tentu sebuah kolaborasi kolektif antar negara, G20 memiliki sejarah yang cukup panjang hingga bisa seeksis ini. Bagaimana sejarah G20:

Sejarah G20

Ini sebetulnya bagian dari inisiatif negara-negara yang tergabung yang disebut G7. Kanada, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Italia, dan Uni Eropa, mereka adalah negara yang bergabung dalam G7. Tujuannya adalah ingin membuat inklusi untuk mendukung negara-nergaranya. Termasuk di dalamnya negara yang berkembang seperti Indonesia, India, Turki, dan negara yang lain. Untuk mengatasi krisis ekonomi yang tidak bisa diselesaikan negara itu sendiri. Perlu adanya kolaborasi dan pandangan yang dipelopori oleh setiap negara. Ini kemudian dimatangkan oleh menteri keuangan Kanada dan Amerika Serikat. Dimulainya keterlibatan dari menteri-menteri keuangan dari 20 negara yang memiliki perekonomian terbesar di dunia, semenjak tahun 1999. Selanjutnya mulai diekskalasi keterlibatan kepala negara mulai tahun 2008. 

Di mana dan kapan saja pertemuan G20 dilaksanakan? November 2008 (Amerika Serikat), April 2009  (Inggris), September 2009 (Amerika Serikat), Juni 2010 (Kanada)
November 2010 (Korea Selatan), November 2011 (Prancis), Juni 2012 (Meksiko), September 2013 (Rusia), November 2014
(Australia), November 2015 (Turki), September 2016 (Tiongkok), Juli 2017 (Jerman), November 2018 (Argentina), Juni 2019 (Jepang), November 2020 (Saudi Arabia), Oktober 2021 (Italia), Oktober 2022
(Bali), Dan tahun  2023 (India),  Dan 2004
(Brazil) 


Prestasi G20

Pengalaman yang dialami oleh anggota G7 dalam mengkaji krisis-krisis ekonomi, seperti penanganan Mexican Peso Crisis (1994), Asia Financial Crisis (1997), Devaluation (1999) di Brazil, menjadi bekal sangat penting bagi kalangan menteri keuangan untuk berkomunikasi dan memberikan pandangan mengenai krisis-krisis yang pernah terjadi, terutama sejak tahun 1999. Penangan krisis global pada tahun 2008 dan krisis keuangan sewaktu terjadinya pandemic Covid-19, ini menjadi testimoni menjadi salah satu kesuksesan komunikasi antar multilateral di kalangan anggota G20. Sehingga tidak terjadi krisis keuangan di awal tahun 1990-an, yang dijuluki The Great Depression.

Pengaruh G20 Terhadap Dunia

Pengaruh G20 terhadap dunia sangat besar sekali, termausk di luar 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Termasuk negara-negara yang dianggap penting untuk berdialog dan berkolaborasi, mereka adalah Uni Eropa, Argentina, Singapura, dan Afrika Selatan, dan negara lain. Indonesia secara perekonomian berada di posisi ke-16 dengan GDP $1,1 triliun. Kesuksesan dialog negara-negara yang terlibat tergantung kepada beberapa hal, salah satunya adalah kepemimpinan yang dintunjukkan oleh masing-masing anggota. Kepentingan kolektif yang bisa dirasakan sama-sama oleh pemimpin, hal ini penting untuk menjaga kepentingan domestik dibadingkan kepentingan internasional.

Momentum Indonesia Sebagai Tuan Rumah G20

Indonesia adalah negara yang besar dan memiliki perekonomian yang tinggi. Momentum menjadi tuan rumah kesempatan yang sangat krusial bagi negara ini. Hal ini bisa dilihat dilihat dari berbagai sisi:

  • Beranjaknya pandemik menjadi endemik. Ini ditopang dengan hard immunity yang sudah mulai kelihatan, bahkan semakin banyak di negara di dunia. Hal ini juga membuktikan meningkatknya mobilitas fisik. Meningkatnya aktifitas negara dalam mengembangkan sektor ekonomi yang lebih luas. Ini juga berkesinambungan dengan isu-isu penting yang tidak bisa ditangani sendiri oleh salah satu negara. 
  • Disrupsi dan dislokasi teknologi juga menjadi perlu dibahas. Contohnya, kecerdasan artificial. Itu telah dan akan berdampak kepada negara-negera berkembang. Bagaimana kebijakan Indonesia sebagai negara yang masih berkembang.
  • Bagaimana menangani perubahan iklim, yang mana ada ketimbangan antara negara-negara dan negara berkembang. Kebijakan yang dilakukan oleh negara-negara maju tidak menindas negara berkembang, karena faktanya emisi karbon lebih banyak dihasilkan oleh negara yang maju dibandingkan negara berkembang.  
Kesenjangan dan Inklusi keuangan. Ini adalah topik-topik yang perlu dibahas, harus konkrit pembahasannya. 

Manfaat G20 Untuk Indonesia

Ada beberapa hal yang cukup konkrit yang bisa dikedepankan Indonesia bersama negara yang tergabung dengan G20 lainnya. Ini momen yang luar biasa untuk Indonesia.

  • Perlu disadari bahwa ada likuiditas keuangan yang beredar di negara-negara maju dan bahkan lebih dari $100 triliun dan berada di 5 – 6 negara maju. Mereka mengelola dana dan dihadapkan dengan suku bunga di negara tersebut 0%, sehingga mereka kesulitan menginvestasikan uangnya. Mungkin ini bisa digunakan untuk negara-negera yang berkembang yang lebih terbatas likuiditasnya. 
  • Mempercepat hilirisasi Industialisasi di negara-negara berkembang menjadi salah satu kesempatan yang baik bagi Indonesia. Sehingga negara bisa lebih menjadi padat karya dan padat modal, agar bisa menjadi lebih pintar mengelola keuangan dan produk. Negara-negara berkembang menjadi lebih maju. Fenomena negara terjebak dalam pendapatan menengah.  Investasi teknologi untuk bisa merangkul kesepakatan Paris. Kesepakatan Paris untuk menjaga lingkungan. Teknologi yang ramah lingkungan perlu dikembangan di negara berkembang. 

Prospek recover together, recover stronger bisa dikembangkan dengan adanya kemampuan pemimpin-pemimpin untuk berkolaborasi sebaik mungkin untuk kepentingan negara dan kepentingan internasional. 

Tags :

bonarsitumorang