Pulang, Untuk Nama Tak Kunjung Lupa
Merasa paling luka. Sampai kita
lupa saling sapa. Hingga setiap harinya melahirkan benci. Entah sampai kapan,
pastinya ini muncul setiap hari saat muncul kesadaran. Tak berujung dan tak
bertuan. Langkah demi langkah akan selalu teringat setiap kesalahan dalam
luapan emosi. Yang bisa saja terbunuh oleh rasa dan waktu, bahayanya ini akan menjadi
luka yang membekas dalam diri.
Jika ditanya ini akan menjadi
jawaban yang paling sulit untuk dijelaskan. Apalagi harus menjelma sebagai seorang
yang sempurna. Ingin sekali rasanya duduk berdua dan menjelaskan akan situasi
yang pernah terjadi. Akan kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi, entah itu sengaja
atau pun tidak. Pastinya itu akan memberikan ruang lebih untuk bahan pikiran
sekarang ini. Jangan sampai waktu itu tidak akan terjadi.
Perihal nama, tak pernah lupa. Bahkan
dalam alam mimpi pun nama itu terlalu sering hadir. Walaupun doa yang dilangitkan
agar itu semua cukuplah masa lalu. Mengapa? Aku selalu berharap bahwa seakan
yang sudah diputuskan itu kembali lagi. Dibenarkan, dijalani kembali. Seandainya
saja waktu bisa diulangi kembali, aku hanya ingin merubah satu hal saja
tentang masa lalu. Yaitu merubah caraku menghargai sebuah waktu. Karena waktu
itu bagiku sangat terjawab ketika saat ini.
Waktu untuk tidak lagi memikirkan
hal yang tidak penting, tidak terjerumus dalam satu kondisi yang tidak bisa dijawab
dengan waktu. Karena dulu sebagai sebuah
waktu, seakan memikirkan bahwa hari depan dan hari selanjutnya seakan tidak ada
lagi kondisi seburuk itu. Pun hanya sebatas kenangan, bahwa masa itu memang
terlalu indah untuk dilupakan.
Terlalu kuat badai yang
menghantam akal sehatku. Hingga tak bisa dibendung lagi dengan sebuah nasihat
dan cara pandang yang realisitis, pada saat itu. Hingga melahirkan kesetiaan
terhadap sebuah pilihan yang sangat sulit. Menyatukan dan melepas adalah dua
diantara ribuan kemungkinan pada saat itu.
Malam itu, menjadi malam terakhir.
Aku coba menenangkan diri dalam langkah, sambil berpikir sebentar akan berpisah.
Singkat waktu dan lama perasaan gundah gulana.
Hingga akhirnya solusi di atas kesadaran mampu terwujud dalam sebuah situasi
yang sekarang ini masih kulakukan dalam kehidupan sehariku.
Sepanjang jalan ini, sudah jauh
terlupakan. Namun, sangat berharap bahwa satu langkah lagi untuk tujuan hidup adalah
bertemu. Ke depan akan kugapai, satu malam yang penuh dengan keheningan dan
keterbukaan. Bahwa semuanya yang pernah terjadi itu adalah sebuah kondisi yang
kuanggap situasi yang tidak dapat dihindarkan bahkan dipisahkan dari diriku
sendiri.
Satu malam nanti, entah kapan pun
itu, dan entah di manapun itu. Ini satu langkah lagi tujuan hidup yang harus
aku capai. Bertemu dan menjelaskan kejadian kejadian yang dulu pernah ada. Mimpi tahun 2020.
Sederhana dan tanpa syarat. Hari itu akan segera muncul dan memberikan sebuah
penjelasan bahwa semuanya akan baik – baik saja. Karena ini akan melahirkan
benci, jika tidak dijelaskan.
Tags : Linimasaku
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009
1 Reviews:
Good
Reply