-->

November 11, 2023

Jenis-Jenis Validitas Penelitian Kuantitatif

Dalam berbagai literatur penelitian kuantitatif (Huck, 2012; Manning & Don Munro, 2006; Nardi, 2003; Pallant, 2010), terdapat tiga jenis validitas yang sering didiskusikan para ahli statistik, yakni validitas isi (content validity), validitas kriteria pembanding (criterionrelated validity), validitas konstruk (construct validity).


1. Criterion Validity

Criterion validity berkaitan dengan apakah alat pengukuran yang baru sudah tepat sesuai dengan istrumen pengukuran lainnya yang dianggap sebagai model atau telah dipakai secara luas dalam bidang ilmu tertentu. Dalam konteks ini, peneliti perlu membandingkan instrumen penelitian yang baru dengan instrumen penelitian lainnya. Dalam bidang psikologi misalnya, hasil tes dengan menggunakan alat pengukuran kecerdasan yang baru dikorelasikan dengan alat pengkuran kecerdasan yang telah dipakai secara luas, yakni Stanford-Bined. Dua hal utama yang perlu dibandingkan ialah konteks responden yang terdapat dalam Kedua alat pengukuran dan secara khusus dalam penelitian korelasi, skor hasil tes perlu dibandingkan untuk melihat nilai korelasi koefisien kedua instrumen Huck (2012) menjelaskan bahwa Korelasi Pearson dipakai untuk melihat korelasi kedua skor instrumen. Semakin besar nilai korelasi Pearson (r) kedua instrumen, semakin tingkat tingkat validitas instrumen tersebut.

2. Content Validity

Validitas isi (content validity) berkaitan dengan apakah butir-butir pernyataan (item-item) yang tersusun dalam kuesioner atau tes sudah mencakup semua materi yang hendak diukur. Misalnya, hendak meneliti tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Untuk tujuan tersebut, perlu membuat kajian literatur (literatur review) tentang gaya-gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam era MBS. Berdasarkan litertaur review, kemudian berikutnya menyusun kuesioner misalnya dalam beberapa bagian.

  1. Informasi demografis (latar belakang) responden,
  2. Gaya kepemimpinan distributif,
  3. Gaya kepemimpinan autentik,
  4. Gaya kepemimpinan moral,
  5. Gaya kepemimpinan transformasional,
  6. Gaya kepemimpinan situasional.

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner disusun berdasarkan masing-masing gaya kepemimpinan kepala sekolah tersebut, sehingga diharapkan agar item-item tersebut dapat mewakili seluruh landasan teoritis tentang topik penelitian tersebut.

3. Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk ini berkaitan apakah alat penelitian yang dipakai telah disusun berdasarkan kerangka teoritis yang tepat dan relevan. Kuesioner yang memiliki validitas konstruk tinggi selalu berdasarkan defenisi atau batasan para ahli tentang konsep tersebut, bukan defenisi kamus. Misalnya, ingin mengukur efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, maka perlu ditentukan dulu konsep teoritis tentang teori efektivitas dan kepemimpinan serta hubungan keduanya dalam efektivitas kepemimpinan di sekolah. berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disusun butir-butir pernyataan dan/atau pertanyaan-pertanyaan yang sesuai. Dengan SPSS, item-item kuesioner dan/atau tes perlu diukur dengan menggunakan analisis faktor.

 Jika ingin mengetahui bagaimana cara uji validitas menggunakan STATA atau SPSS, silahkan kunjungi channel ini: EdukasiAppData

Sumber: Agustinus Bandur, Harjanto Prabowo. 2021. Penelitian Kuantitatif: Metodologi, Desain, dan Analisis Data dengan SPSS, AMOS, & Nvivo. Jakarta: Mitra Wacana Media.

 


Tags :

bonarsitumorang