Makalah : Pemikiran William Isaac Thomas dalam Sosiologi
BAB I
PENDAHULUAN
\
Nama Lengkap : William Issac Thomas
T.T.L : Desa Virginia, pada
tahun 1863
Pendidikan : Belajar di Universitas Tennesse Belajar di salah satu universitas di Jerman
Pekerjaan : Mengajar di Tennessee, Mengajar Sosiologi dan Bahasa Inggris di Oberlin Collage, Mengajar Sosiologi di Universitas Chicago, Mengajar di New School for Social Research, Dosen sementara di Universitas Harvard, Menjabat sebagai Presiden American Sociological Association (1926)
Meninggal : pada tahun 1947 (usia 84
tahun)
|
Karya
- Sex and Society: Studies in the Social Psychology of Se
- The Polish Peasant in Europe and America (bersama Florian
- The Unadjusted Girl
![]() |
William Isaac Thomas |
William
I. Thomas adalah seorang tokoh lain yang penting di antara para ahli sosiologi
Amerika pada saat-saat awal, yang memusatkan perhatiannya pada saling
ketergantungan organis antara individu dan lingkungan sosial, dan yang
gagasan-gagasannya dapat dengan mudah digolongkan dalam gaya analisa sosiologis
tingkat mikro dalam interaksionisme simbolik. Setelah mengundurkan
diri dari aktifitas mengajarnya di Universitas Oberlin, Thomas melamar di
Universitas Chicago, di mana dia bertemu dengan Mead dan Dewey dan pada saat
itulah dia mulai mengemukakan konsep-konsep interaksi simbolik yakni definisi
situasi.
BAB II
ISI
Definition
Of The Situation (Definisi Situasi)
Istilah ini berasal dari Interaksionisme
Simbolik dan Sociology Chicago School dengan fokus pada: cara seseorang
memahami pertemuan mereka dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari dan
bagaimana interaksi antara aktor-aktor sosial yang berpengetahuan dapat
dibangun menjadi rutinitas yang lebih stabil dan memberikan tampilan tatanan
sosial. Dari perspektif tersebut, maka masyarakat merupakan proses dinamis
seseorang (individu) yang terus-menerus berinteraksi dengan individu tersebut,
meskipun secara temporal.
William I. Thomas yang mengemukakan
definisi situasi tersebut berpendapat seseorang tidak segera
memberikan reaksi manakala ia mendapat rangsangan dari luar. Menurutnya
tindakan seseorang selalu didahului suatu tahap penilaian dan pertimbangan; rangsangan (stimulus) dari luar diseleksi melalui
proses yang dinamakan defenisi atau penafsiran situasi. Dalam proses ini orang
yang bersangkutan memberikan makna
(response) pada rangsangan yang diterimanya itu. Contohnya, mengenai seseorang yang memberi salam, maka rangsangan
berupa “balasan salam”
diseleksi dan diberi makna
terlebih dahulu; seorang gadis mendapat ucapan salam dari seorang pria yang belum dikenalnya, kemudian dia menafsirkan bahwa salam dari pria
tersebut tidak dilandasi iktikad baik, maka gadis tersebut akan cenderung
memberikan reaksi berupa tindakan yang sesuai dengan penafsirannya, misalnya
mengabaikan salam tersebut.
Suatu ungkapan Thomas yang terkenal
ialah, “If men define situations as real,
they are real in their consequences!” Yang berarti: bila seseorang
mendefinisikan situasi sebagai hal nyata, maka konsekuensinya nyata. Maksud
Thomas di sini ialah bahwa definisi situasi yang dibuat orang akan membawa
konsekuensi nyata. Contoh: beberapa orang pemuda memasuki suatu hotel
di Jakarta dan tersesat di dalamnya. Mereka ditangkap satpam dan didefinisikan
sebagai penjahat. Konsekuensi nyatanya : para pemuda tersebut dianiaya sehingga
luka parah bahkan
seseorang diantaranya meninggal dunia.
Contoh lainnya: seorang wartawan Inggris keturunan Iran mengumpulkan data
mengenai instalasi militer di Irak, ia mendefinisikan situasinya sebagai
kegiatan pencarian berita untuk surat kabar, namun penguasa di Irak
mendefinisikan situasinya sebagai kegiatan mata-mata untuk Israel sehingga
wartawan tersebut harus menjalani hukuman mati. Dalam kedua kasus ini,
konsekunsi yang nyata (maut) berdasarkan definisi situasi oleh salah satu pihak
yang berinteraksi.
Dari contoh di atas tampak bahwa
situasi dapat didefenisikan secara berlainan. Thomas membedakan antara dua macam definisi situasi:
definisi situasi yang dibuat secara spontan oleh individu dan definisi situasi
yang dibuat oleh masyarakat. Definisi situasi yang dibuat oleh masyarakat (keluarga, teman, komunitas) terdiri dari nilai-nilai moralitas, norma dan hukum.
Thomas melihat adanya persaingan antara kedua macam definisi tersebut.
Menurutnya moralitas yang berwujud aturan atau hukum muncul untuk mengatur
kepentingan pribadi agar tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
Selama sosialisasi, secara bertahap
individu mempelajari defenisi-defenisi yang terdapat dalam kebudayaan yang
bersifat standar mengenai situasi-situasi yang khas, yang kemungkinan besar
mereka temui di masyarakat (baik itu dalam keluarga, teman, komunitas). Dalam
hal ini perilaku individu secara bertahap dibentuk oleh lingkungan
sosial-budayanya. Selalu ada kemungkinan adanya ketegangan dan konflik antara
definisi situasi yang diterima dalam masyarakat dan defenisi individu yang
bersifat spontan. Defenisi spontan mencerminkan keinginan yang bersifat
individualistis sedangkan defenisi sosial mencerminkan nilai-nilai serta tujuan
bersama. Walaupun demikian, individu dan masyarakat tidak dapat dilihat dalam
isolasi karena keduanya merupakan satu kesatuan organis, di mana sikap individu
dan nilai sosial berhubungan secara timbal balik.
The Polish Peasant in
Europe and America
Karya
Thomas sangat banyak, tetapi yang dianggap monumental adalah The Polish Peasant in Europe and America
yang berisi penjelasan tentang masalah identitas etnik sehubungan dengan
masalah perubahan sosial. Karya ini juga dianggap sebagai perbaikan atas karya
pertamanya yang berjudul Sex and Society:
Studies in the Social Psychology of Sex yang dianggap banyak mengandung
bias biologi maupun bias psikologi. Selanjutnya, tulisannya yang berjudul The Unadjusted Girl yang membahas
tentang 'definisi situasi' dianggap memberi sumbangan yang sangat penting dalam
bidang teori terhadap perkembangan pendekatan interaksionisme simbolik.
Berdasarkan teori 'definisi situasi', perilaku bukan hanya merupakan respon
refleksif terhadap stimulus yang datang dari lingkungan. Perilaku merupakan
buah dari proses definisi subjektif aktor terhadap stimulus tersebut. Di dalam
proses definisi subjektif ini terkandung tahap pengujian dan pertimbangan atas
stimulus
yang datang dan respons yang akan dimunculkan.
Salah satu pembedaan konseptual
utama yang diberikan Thomas dan Znaniecki
dalam The Polish Peasant adalah
antara sikap dan nilai. Keduanya
mencerminkan proses sosial, tetapi sikap
menunjuk terutama pada defenisi subyektif individu, sedangkan nilai terutama menunjuk pada pola
budaya yang obyektif, seperti yang terwujud dalam institusi sosial yang
bersifat eksternal terhadap individu. Memang, ada saling ketergantungan antara
kedua konsep ini, di mana sikap individu secara bertahap senantiasa dibentuk
oleh nilai-nilai sosial, dan sebaliknya. Mungkin, karena saling ketergantungan
inilah sehingga sebagian pembedaan itu kadang-kadang sulit untuk dipertahankan,
terutama dalam diskusi apa saja mengenai sikap yang dimiliki bersama dalam kehidupan
sosial. Artinya, sekali kita mengakui pentingnya (meyakini) definisi subyektif
untuk menjelaskan perilaku, maka kita akan mengikuti seperti yang diutarakan
Thomas, “bila seseorang mendefinisikan
situasi sebagai hal nyata, maka konsekuensinya nyata”.
The Polish Peasant in Europe and
America yang
merupakan proyek penelitian klasik Thomas dan Znaniecki ini menyangkut masalah
penyesuaian psikologis dan sosial yang dihadapi oleh kaum imigran Polandia
dalam lingkungannya yang baru di Chicago. Analisa situasi yang diberikan Thomas
dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa orang yang mempunyai sikap yang
berbeda atau orang yang sudah mendapat soialisasi dalam lingkungan budaya atau
subkultur yang berlainan tidak memberikan respons terhadap stimulus yang sama
dengan cara yang sama. Perbedaan-perbedaan dalam respons terhadap situasi
tertentu merupakan hasil dari suatu perbedaan dalam defenisi subyektif. Kemungkinan-kemungkinan
untuk salah paham dan terjadinya konflik menjadi lebih besar di sekitar batas
masyarakat-masyarakat yang berbeda kebudayaannya. Analisa situasi yang
diberikan Thomas memberikan sumbangan untuk melihat pentingnya pengaruh
perbedaan budaya atau subkultur dalam defenisi-defenisi yang diakui masa kini.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
William
I. Thomas memperkenalkan konsep the definition of situation dalam sosiologi interkasi. Yang dimaksudkan Thomas dengan konsep tersebut ialah bahwa
manusia tidak langsung memberikan tanggapan (response) terhadap rangsangan
(stimulus) sebagaimana halnya makhluk lain sebelum bertindak untuk menanggapi
melakukan penilaian dan pertimbangan terlebih dahulu—mendefinisikan suatu
rangsangan dari luar, individu selalu melakukan seleksi, mendefinisi situasi, memberi makna
pada situasi yang dihadapinya.
W. I Thomas membantu menekankan kemampuan kreatif
manusia dalam konsep Defenisi
Situasi : “bila manusia telah mendefenisikan situasi
sebagai sesuatu yang nyata , maka akibatnya pun adalah nyata” Thomas
mengetahui bahwa sebagian besar defenisi kita tentang
situasi telah disediakan oleh masyarakat untuk kita. Sebenarnya Thomas menekankan bahwa yang menjadi sumber
defenii sosial kita terutama adalah keluarga dan komunitas. Pendapat Thomas ini menjadi istimewa karena
penekanannya pada kemungkinan individu mendefinisikan situasi secara spontan
yang memungkinkan mereka mengubah dan memodifikasi arti dan simbol.
DAFTAR
PUSTAKA
Johnson,
D. P. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia
Ritzer,
G. & Goodman D. J. 2008. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana
Sunarto,
Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Sunarto,
Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi (Edisi ke-2). Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Scott,
John. 2011. Sociology: The Key Concept. Jakarta: Rajawali Pers
Tags : Jurnal Sosiologi
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009