Hello Nama Saya adalah Quarter Life Crisis: Siap?
Tulisan pertamaku. Mengapa? Karena
ini menjadi tulisan yang pertama dalam tahun ini. Di Kandangan, Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Kalimantan Selatan tulisan ini kumulai. Saya ingin membagikan
beberapa refleksi tentang semangat juang dan laku hidup yang sudah saya ketahui
dan masih beberapa saja yang saya lakukan.

Tidak tahu entah ada hubungannya
dengan hujan. Pohon depan rumah kami pun
mulai terayun oleh angin dan seakan rumput meneriakkan.....hore...hore....!!!
sebab di tempat ini sudah lama tidak turun hujan.
Angin seakan menutup dan membuka
pintu kamarku. Sekali lagu hujan ini sudah menjadi rindu untuk waktu yang cukup lama.
Teman – teman, pernahkah kalian
mendengar bahwa masa muda bagai quarter life crisis-mu. Semua orang pasti mengalami momen demikian, stress, ketidakpastian, putus asa. Banyak sekali penyebabnya, seperti setelah lulus kuliah tidak lekas mendapatkan pekerjaan sedangkan tetangga dan teman - teman menghujani banyak pertanyaan. Sudah berusaha tapi tetap saja gagal. Sudah berumur tapi belum juga mendapatkan pasangan hidup. Semuanya harus dihadapkan dengan kondisi seperti ini. Contohnya: setelah
kamu menamatkan kuliah atau sekolah, kamu akan selalu berusaha untuk menjadi
orang yang sukses. Berpikir jauh ke depan. Maju dan terus melangkah. Namun, kondisi
yang kamu hadapi das sein dan das solen. Seharusnya dan tidak seharusnya. Dalam
masa muda yang sangat menuntut kita harus bijaksana dan bijaksini tentu segala
tantangan seperti pengangguran, relationship yang hancur, kondisi dompet yang
tidak mendukung, dan terutama tentang kesehatan fisik. Semua ini adalah tantangan
yang menuntut setiap orang harus mampu mengambil strategi agar tujuan untuk sukses
tadi bisa tercapai.
Pertanyaan yang paling sering
muncul di masa muda adalah:
Apakah kamu sering merasa
khawatir akan banyak hal?
Susah move-on?
Mudah tersinggung?
Kapan lagi?
Semua ini menuntut kita untuk
selalu mengatur persepsi tentang begitu banyak pertanyaan. Pada akhirya tak
satupun kita bisa lepas dari pertanyaan ini. Karena ini menjadi sebuah vitamin
hidup yang bisa membangkitkan jiwa dan raga untuk menjawabnya melalui laku hidup
yang kita jalani sehari – hari.
Untuk kali ini saya tidak fokus
kepada pembahasan querter life crisis, melainkan saya ingin membagikan tentang cara
mengendalikan sesuatu hal yang terjadi dan yang akan terjadi. Dalam tulisan ini
disebut sebagai Dikotomi Kendali.
Pernah mendengar nama Epictetus. Dia
menjadi penulis Enchiridion. Dalam bukunya itu dia menjelaskan bahwa “ some
things are up to us, some things are not up to us” atau “ada hal yang di bawah
kendali (tergantung pada kita) kita, ada hal – hal yang tidak di bawah kendali
(tidak tergantung pada) kita.”
Karya ini menjelaskan bagaimana kita bisa memosisikan
diri untuk menanggapi setiap hal yang terjadi kepada kita. karena sebetulnya
kita akan sulit memilih dan melanjutkan tindakan dari pilihan. Prinsip “dikotomi
kendali” ini bisa dibilang sebagai salah satu pengetahuan yang harus kita
ketahui untuk menemukan makna hidup yang lebih mudah.
Hal – hal tidak di bawah kendali
kita:
- Tindakan
orang lain
Ini satu hal
yang disebut sebagai kondisi di luar kendali. Mengapa? Karena dala kehidupan kita
tidak akan bisa menebak apa yang akan diperbuat orang lain kepada kita. hingga
kita pun bisa saj terkejut dengan perbuatan tersebut. Baik, buruk, curang, tidak
menyangka, ini menjadi beberapa perasaan ketika kita tidak bisa menebak apa
yang disampaikan orang lain.
- Opini orang
lain
Ini lagi,
alangkah banyaknya opini yang dapat kita terima. Sudah tahu kan, apa arti
opini? Nah...opini itu adalah informasi yang belum pasti kebenarannya. Jika dihubungkan
dengan kehidupan sehari – hari, kita tidak akan bisa menerka siapa dan apa saja
yang diberikan orang lain tentang diri kita. Baik buruknya sebuah informasi “tentang
kita” kita tidak akan pernah mengendalikan itu. Sebenarnya hal – hal yang tidak
di bawah kendali kita akan bersifat lemah dan terikat.
- Reputasi/popularitas
Yakinkah sepenuhnya
kita bisa sepenuhnya mempertahankan ketenaran? Yakinkah sepenuhnya berapa lama
kita mampu mempertahankan popularitas? Semua ini tidak bisa dijawab. Karena memang
hidup ada misteri. Sesungguhnya, pun hari ini kita dikenal sebagai orang “besar”
atau “berpengaruh” kita juga tidak bisa mempertahankan hal itu akan bertahan
berapa lama waktu. Contohnya saja dengan sekejab reputasi kita akan hilang
ketika salah satu akun media sosial yang kita pakai sehari – hari salah posting.
Bisa jadi hal itu akan langsung merusak reputasi kita.
- Kesehatan
Ini tidak
perlu diperdebatkan lagi ya. Kesehatan itu adalah di luar kendali kita. Bagian
ini memang bisa membingungkan kita. mengapa kesehatan di luar kendali kita? Bayangkan
saja jika kita sudah melakukan kebiasaan hidup sehat, jaga pola makan, tidak merokok, tidak begadang, olahraga, dan
kebiasaan lain yang mendukung kesehatan. Namun, ternyata suatu hari kita bisa
terdiagnosa kanker. Ini menjadi nyata dan kita tidak bisa menerima hal itu
dengan cepat. Lagi dan lagi kesehatan dinilai sebagai kondisi di luar kendali.
- Kekayaan
Kekayaan itu
sifatnya sementara. Bisa saja besok atau dalam waktu sekejap segala materi yang
sudah kita kumpulkan musnah. Usaha yang sudah lama kita bangun bangkrut. Rumah
yang kita bangun dalam hitungan waktu bisa musnah. Mobil yang kita beli seharga
miliaran rupiah pun bisa rusak dan tidak layak pakai lagi karena sebuah
kejadian. Percaya? Saya tidak ingin mengajak pembaca kepada kehidupan dengan
mengedepankan pikiran negatif. Memang ia, akan tetapi inilah fakta hidup yang selalu kita rasakan. Jika das sein dan
das sollen sudah terbangun di dalam akar pikiran kita, maka saat itu pula bahwa
laku hidup tidak selalu berjalan dengan mulus.
- Segala
sesuatu yang berada di luar pikiran dan tindakan kita seperti cuaca, gempa
bumi, dan peristiwa alam lainnya. Kita tidak akan pernah tahu, kapan
hujan, musim kemarau, gempa, angin puting beliung, atau peristiwa alam lainnya.
Ini benar – benar di luar kendali kita.
Siapapun yang
selalu mengingini atau menghindari hal – hal yang ada di luar kendalinya tidak
akan pernah benar – benar merdeka dan akan terus terombang ambing. Inilah yang
disampaikan tokoh filsafat Epictetus dengan keberaniannya untuk membedakan apa
saha tidak di bawah kendali dan di bawah kendali kita.
Di bawah kendali kita:
- Pertimbangan
(judgment), opini, atau persepsi kita,
Jika tadi kita
berbicara tentang kondisi yang tidak berada di bawah kendali kita. Sekarang
mari kita diskusikan kondisi – kondisi yang berada di bawah kendali kita. yaitu
pertimbangan. Mengapa pertimbangan begitu penting? Ia, kita pernah memilih dua
hal atau lebih dalam satu waktu. Kita akan dihadapkan dengan pertimbangan –
pertimbangan yang sangat menuntut kita untuk bisa memilih dan bertahan pada
pilihan. Kita juga bisa saja dengan bebas memberikan opini kepada orang lain
atau opini kepada diri sendiri. Nah, penjelasan situasi tersebut bisa untuk
internal dan eksternal. Makanya, banyak sekali orang yang memberikan pendapat
tentang sesuatu hal; dan itu terjadi dengan waktu yang sangat cepat. Semua proses
yang terjadi tersebut berada di bawah kendali kita dan kita bebas untuk
mengelola opini/persepsi atau bahkan opini kepada diri dan orang lain.
- Keinginan
kita
Ini menjadi sangat
penting. Dalam perjalanan hidup yang menuntut banyak hal, misalnya hidup
senang, hidung rukun, hidup dengan serba kecukupan. Ini menjadi salah satu kondisi
yang bisa kita kendalikan. Sederhananya, jika kita ingin makan buah. Yaudah,
beli dan makan. Sesimpel itu. Untuk hal besarnya bisa kita deskripsikan melalui
rencana dan cita – cita jangka panjang kita.
- Tujuan kita
Setiap orang
hidup pasti memiliki tujuan. Setiap hari kita akan dihadapkan juga dengan logika
– logika hidup, tindakan yang seharusnya, pilihan, serta laku hidup yang penuh
dengan tantangan tersebut. Untuk tujuan jangka panjang kehidupan kita memang
kadang sulit untuk ditentukan. Karena kita cenderung hidup dalam wadah yang
disebut ketidakpastian. Saya ingin memberikan sebuah tips tentang mencapai
sesuatu yaitu “tujuan tidak bisa kita ubah, yang bisa diubah adalah strategi”. Jadi
kita yang sudah punya tujuan yang belum tercapai, jangan pernah menyerah. Silahkan
cek kembali strategi hidup yang sudah kita pakai untuk mencapainya. Gagal dan gagal
lagi, maka perlu merubah strategi
Dalam masa
muda yang menuntut kita kepada hal yang
tidak pasti. Sering kali kita tidak bisa yakin dengan apa yang terjadi pada
diri kita. Kita ingin mendapatkan sesuatu itu dengan instan, cara yang
dilakukan oleh banyak orang, kita kurang percaya diri dalam melawan arus yang
datang, kita terlalu sering mengeluh tentang kondisi, egois, dan kita merasa
dalam kondisi yang tidak tepat. Sekarang semoga saja kita paham apa saja yang berada
di bawah kendala kita dan apa saja yang tidak berada di bawah kendali. Hingga kita
bisa ambil peran semaksimal itu dan menanggapi sesuatu hal tidak dengan cara
berlebihan.
Tags : Pengembangan Diri
bonarsitumorang
- Bonar Situmorang
- Medan
- Jakarta Selatan
- bonarsos@gmail.com
- +62852-6969-9009