-->

Mei 07, 2020

STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOLT PARSON (AGIL) DAN LEMBAGA SOSIAL


Teori Struktural Fungsional Talcolt Parson

Menurut teori fungsionalis masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam kesimbangan. Asumsi dasar teori ini adalah setiap struktur dalam sistem sosial bersifat fungsional terhadap yang lainnya. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinnya. 

Teori ini cenderung melihat sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem lain. Karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem dalam beroperasi menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat.


Konsep AGIL adalah salah satu teori Sosiologi yang dikemukakan oleh ahli sosiologi Amerika, Talcott Parsons pada sekitar tahun 1950. Teori ini adalah lukisan abstraksi yang sistematis mengenai keperluan sosial (kebutuhan fungsional) tertentu, yang mana setiap masyarakat harus memeliharanya untuk memungkinkan pemeliharaan kehidupan sosial yang stabil. 

Teori AGIL adalah sebagian teori sosial yang dipaparkan oleh Parson mengenai struktur fungsional, diuraikan dalam bukunya The Social System, yang bertujuan untuk membuat persatuan pada keseluruhan sistem sosial.

Pokok pikiran Parsons dalam perkembangan pada tahun 1950 dalam bukunya “The Sosial System” yang diterbitkan tahun 1951 tentang konsep AGIL merupakan pengembangan teori fungsionalisme struktural dengan mengemukakan empat prasyarat mutlak yang harus dicukupi oleh setiap masyarakat, kelompok atau organisasi. 

Bila tidak ada, maka sistem sosial tersebut tidak akan dapat bertahan dan harus berakhir. Tiap-tiap sistem sosial mulai dari negara besar, sampai keluarga batin (nuclear family) menghadapi empat masalah yang perlu ditanggulangi agar tidak lenyap. Fungsi dari keempat persyaratan Parsons diartikan sebagai suatu kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem. Keempat persyaratan fungsional tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Adaptasi (Adaptation), yakni supaya masyarakat dapat bertahan mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mungubah lingkungan agar dapat sesuai dengan lingkungan dan mengubah lingkungan agar dapat sesuai dengan masyarakat. Adaptasi menunjuk pada keharusan bagi sistem sosial untuk menghadapi lingkungannya.
  2. Tujuan (Goal), yakni merupakan sebuah sistem harus mampu menentukan tujuan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan yang diutamakan disini bukanlah tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota dalam sistem sosial.
  3. Integrasi (Integration), yakni masyarakat harus mengatur hubungan diantara komponen-komponennya agar dapat berfungsi secara maksimal. Sosialisasi mempunyai kekutan integratif yang sangat tinggi dalam mempertahankan kontrol sosial dan keutuhan keluarga. Integrasi menunjuk pada persyaratan untuk suatu tingkat solidaritas minimal sehingga para anggotanya akan bersedia untuk bekerja sama dan menghindari konflik yang merusakkan.
  4. Latensi atau pemilihan pola-pola yang sudah ada (pattern maintance), yakni bahwasanya setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasinya. Latensi menunjuk pada kebutuhan mempertahankan nilai-nilai dasar serta norma-norma yang dianut bersama oleh para anggota dalam masyarakat.
Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem teoritisnya. Pengunaan AGIL dalam sistem tindakan akan dijabarkan dalam beberapa tahapan, yaitu:
  1. Organisme prilaku adalah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dengan dan mengibah lingkungan eksternal.
  2. Sistem kepribadian, melaksanakan fungsi pencapain tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan mobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya.
  3. Sistem sosial, menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponenya.
  4. Sistem struktural, melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotifasi mereka untuk bertindak.
Lembaga Sosial dan Fungsinya

Paul Horton dan Chester L. Hunt mengatakan bahwa lembaga sosial adalah sistem norma-norma dan hubungan-hubungan penyatuan nilai dan prosedur-prosedur tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Sedangkan  Koenjaraningrat mengatakan bahwa lembaga sosial adalah sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas memenuhi komplesitas kebutuhan khusus manusia.

L  Lembaga Keluarga, fungsi lembaga keluarga menurut para ahli Sosiologi diantaranya adalah:
  1. Fungsi Hubungan Biologis
  2. Fungsi Reproduksi
  3. Fungsi Sosialisasi
  4. Fungsi Afeksi
  5. Fungsi Penentu Kedudukan atau Status
  6. Fungsi Perlindungan
  7. Fungsi Ekonomi
 Lembaga Pendidikan, fungsi pokok pranata pendidikan adalah:
  1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
  2. Mengembangkan bakat perorangan.
  3. Melestarikan budaya.
  4. Menanamkan keterampilan.
  5. Mengurangi pengendalian orang tua.
  6. Menyediakan sarana pembangkangan.
  7. Mempertahankan sistem kelas sosial.
  8. Memperpanjang masa remaja.
L     Lembaga Politik, berfungsi untuk:
  1. Memelihara ketertiban di dalam (internal order).
  2. Menjaga keamanan di luar (external security).
  3. Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare).
  4. Mengatur proses politik.
  5. Mengerakkan partisipasi masyarakat.
  6. Mengembangkan budaya demokrasi.
L     Lembaga Agama, fungsi lembaga agama ialah sebagai berikut :
  1. Sumber pedoman hidup manusia.
  2. Mengatur hubungan (tata cara) manusia secara vertikal dan horizontal.
  3. Nilai-nilai hidup manusia (ukuran) dan memberi identitas.
  4. Pedoman rasa kebersamaan.
  5. Pedoman keyakinan (confidence).
  6. Pengungkapan estetika (keindahan).


Tags :

bonarsitumorang