-->

Januari 06, 2023

Problem Solver: Pengambilan Keputusan dan Siklus Solusi Standar

Pengambilan keputusan adalah pekerjaan memilih isu yang memerlukan perhatian, penetapan tujuan, mendapatkan atau mendesain Langkah yang diperlukan dan mengevaluasi untuk memilih di antara pilihan alternatif yang ada.

Dalam hal ini sesuai dengan tingkatannya, pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh seorang, sebuah keluarga, sebuah organisasi, masyarakat atau tokoh global. Untuk sebuah organisasi, keputusan yang dibuat oleh seorang pimpinan tentu saja akan membawa sebagai konsekuensi logis. Dalam hal ini, serangkaian langkah ditempuh dalam pembuatan keputusan, atau penetapan siklus standar pemecahan masalah. Secara prosesudural, tujuh langkah biasa dilakukan oleh seseorang termasuk manajer meliputi:

  1. Pemahaman dan perumusan masalah,
  2. Pengumpulan dan analisis data yang relevan,
  3. Pengembangan alternatif,
  4. Evaluasi alternatif,
  5. Pemilihan alternatif terbaik,
  6. Implementasi keputusan, dan
  7. Evaluasi hasil keputusan.

Untuk memudahkan proses, atau prosedur pelaksanaan , setiap langkah perlu disertai dengan dokumen dan atau data pendukung riil. Perumusan masalah contohnya, dalam perumusan masalah problem solver dituntut untuk dapat merumuskan masalah dengan baik – untuk kemudian disambung kepada langkah berikutnya – pengumpulan dan analisis yang relevan. Usulan untuk mendapatkan solusi terbaik, dari seorang supervisor atau manajer di satu unit usaha, dapat dilakukan melalui pelibatan bawahan atau staf. Memang masing-masing ada plus minus – melibatkan bawahan atau staf dalam proses pengambilan keputusan. Misalnya berikut ini:Keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan kelompok, lelebihan ada enam:Pengembangan tujuan, memberikan pengetahuan yang lebih besar,

  1. Pengembangan alternatif, lebih luas dari berbagai fungsional
  2. Penilaian alternatif, ada kerangka pandangan yang lebih lebar,
  3. Pemilihan alternatif, lebih dapat menerima resiko,
  4. Partisipasi termotivasi untuk melakukan keputusan,
  5. Kreatifitas lebih besar dari interaksi individu yang berbeda-beda.

Adapun kelemahan daripada pengambilan keputusan kelompok adalah:

  1. Membuat tidak seorang pun akan bertanggungjawab, tidak kelompok dan tidak manajer
  2. Peertimbangan waktu,
  3. Pertimbangan biaya,
  4. Kecepatan pengambilan keputusan,
  5. Lebih merupakan keputusan kompromi kelompok disbanding keputusan kelompok,
  6. Bila atas terlibat, atau bila salah satu anggota mempunyai kepribadian dominan keputusan akan mengarah ke orang tersebut.

Berbagai gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan dapat dipilih apabila diambil oleh manajemen – manajer atau supervisor. Berikut disebutkan ada lima gaya yang perlu dipertimbangkan dan kemudian dilakukan.

  1. Manajer membuat keputusan sendiri, dengan informasi yang tersedia pada waktu tertentu,
  2. Manajer mendapatkan informasi dari apa bawahan dan kemudian menentukan keputusan yang sesuai,
  3. Manajer membicarakan masalah dengan para bawahan secara individual, dan mendapatkan gagasan-gagasan dan saran-saran tanpa mengikutsertakan bawahan sebagai suatu kelompok. Keputusan yang dihasilkan dapat atau tidak mencerminkan masukan atau perasaan para bawahan.
  4. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dengan gagasan-gagasan dan saran-saran dalam suatu pertemuan kelompok, keputusan yang dihasilkan dapat atau tidak mencerminkan masukan atau pendapatn para bawahan.
  5. Manajer membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok, dan kemudian kelompok menyusun dan menilai alternatif-alternatif. Manajer tidak bermaksud untuk memengaruhi para bawahan dan berkeinginan untuk menerima serrta mengimplementasikan setiap keputusan hasil konsensus.
    Sumber Buku : Jemmy dan Saleh, Problem Solver
sy

J

Tags :

bonarsitumorang